Biar terpilih, sejumlah caleg asal Aceh gunakan politik uang
Uang diberikan kepada warga dengan dalih tertentu.
Pemilu Legislatif (Pileg) sudah di ambang pintu. Banyak calon legislatif (caleg) mulai mencari dukungan hingga ke desa-desa. Berbagai macam cara dilakukan agar terpilih, tak terkecuali praktek politik uang.
Modusnya beragam corak, di antaranya dengan membentuk kelompok di desa tertentu. Kemudian memberikan sejumlah uang agar memilih caleg tersebut.
Salah satunya terjadi di Daerah Pemilihan (Dapil) 1 di Desa Kebun Baru, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah. Seorang caleg dari Partai Golkar bernama Darwinsah mendatangi desa itu dan memberikan uang Rp 10 juta untuk pembangunan saluran pipa air bersih.
Meskipun Darwinsah tidak meminta secara langsung pada masyarakat setempat untuk memilihnya pada 9 April 2014 mendatang. Namun, uang Rp 10 juta itu jadi kompensasi politik agar seluruh anggota kelompok di desa tersebut mendukungnya.
Hal itu diakui oleh salah seorang warga desa, Salian pada merdeka.com. Katanya, Darwinsah memberikan sejumlah uang untuk pembangunan saluran pipa air bersih dan kompensasi pemilu nanti agar memilih Darwinsah.
"Waktu itu saya mau pasang bendera NasDem, lalu tim sukses Darwinsah yaitu Suprianto melarang saya naikkan bendera itu," kata Salian, Selasa (14/1). Saat ini, Darwinsah merupakan anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bener Meriah.
Selain melarang caleg lain, bila ia terbukti tidak mendukung Darwinsah maka air ke rumahnya akan diputuskan. "Kata Suprianto, kalau tidak memilih Darwinsah maka tidak ada setetes air pun masuk ke rumah saya," jelasnya.
Tak hanya caleg dari Partai Golkar, seorang caleg dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) yang berinisial S juga melakukannya. Bedanya, ia menawarkan sejumlah Rp 30 juta untuk komunitas Rebana.
Dana tersebut digunakan komunitas kesenian untuk mensyiarkan Islam dan syair-syair nasehat agar mencegah nahi mungkar. Kompensasinya agar pada Pileg mendatang agar memilihnya.
"Tapi Caleg S itu belum memberikan uang, tapi sudah datang menawarkan uang itu," tegasnya.
Sementara itu, saat diminta tanggapan dari Suprianto yang merupakan tim sukses Darwinsah membenarkan bahwa dana Rp 10 juta itu kepada kelompok beranggotakan 48 orang. Dana tersebut digunakan untuk membangun saluran pipa air bersih di desa tersebut.
"Pak Darwin membantu biaya bangun pipa air pada kami, dia yang menambah dana. Namanya ada yang memberi, tidak mungkin terima kasih saja, tentu ada timbal balik. Makanya kita sarankan kita telah dibantu dan kita minta bantu bapak itu agar memilih dia nantinya," tegas Suprianto.
Kata Suprianto, ini memang sudah tradisi setiap pemilu caleg memberikan bantuan. Terkait keberadaan Salian, nantinya akan ditentukan hasil rapat anggota kelompok.
"Bukan Darwinsah saja yang berikan, tapi juga sejumlah partai lain seperti dari Partai Amanat Nasional (PAN) memberikan mesin genset dan juga Gerindra memberikan kambing di desa tetangga," aku Suprianto.
Sedangkan Ketua NasDem Kabupaten Bener Meriah, Sirwandi Lut Tawar menyebutkan, praktek ini ada tersirat pesan politik atas pemberian bantuan itu. "Ini harus dihindari bantuan bermotif politik uang. Politik itu menyatukan, tapi bukan menyatukan dalam satu warna," tegasnya.
Lanjutnya, masyarakat jangan sampai terkotak-kotak di tengah-tengah masyarakat gara-gara politik. Justru rakyat itu harus diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya. Karena ini dilindungi undang-undang.
"Dugaan politik uang ini, kita sedang buat laporan ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwas), biar ini menjadi pembelajaran bahwa politik uang itu haram," tutupnya.