Blak-blakan Jaksa Agung Ungkap Kantongi 'Importir' Nakal Beserta Jaringannya
Siang bolong, Mendag Zulkifli Hasan menemui Jaksa Agung bahas soal importasi ilegal
Jaksa Agung ST Burhanuddin mengungkap pihaknya telah menindak beberapa kasus terkait importasi ilegal. Bahkan, penyidik juga mengantongi beserta jaringannya.
- Mendag Bingung, Sudah Ada Satgas Tapi Barang Impor Ilegal Masih Menjamur
- Mendag Zulkifli Hasan: Barang Impor Ilegal Bikin Penerimaan Negara Rontok, Toko Dalam Negeri Banyak Tutup
- Mendag Zulkifli Titip Satgas Barang Impor Ilegal Dilanjutkan di Era Prabowo-Gibran
- Datangi Jaksa Agung, Mendag Adukan soal 7 Barang Impor Ilegal Banyak Beredar
Untuk itu, Jaksa Agung menyambut baik pembentukan Satgas Impor Ilegal yang digagas Kementerian Perdagangan (Kemendag). Terlebih, sudah banyak kasus korupsi importasi yang ditangani lembaga penegak hukum tersebut.
"Kami sebenarnya menunggu, sudah beberapa kasus-kasus kita tindak, mulai dari tekstil, bahkan mungkin lebih yang tujuh," tutur Jaksa Agung di Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, Selasa (16/7).
Jaksa Agung berharap, agar semangat dari Satgas Impor Ilegal ini tak hanya di awal. Harus diusut sampai tuntas.
"Saya mengharapkan ini bukan hanya gebrakan sekali tapi sampai tuntas, karena kita punya jaringan. Kita tahu jaringan-jaringannya dan Insyaallah saya akan dukung apa yang disampaikan oleh Pak Mendag. Dan kami siap untuk tindakan itu. Dan mungkin tidak terlalu lama kita akan turunkan tim kita," kata Jaksa Agung.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas menambahkan, pihaknya menyoroti jomplangnya nilai impor dari negara asal dengan data yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
"Misalkan data resmi mengenai pakaian jadi, kalau kita BPS impor kita 116 juta (dolar), itu baru pakaian, tapi kalau kita cek ke sana, ke negara asal itu 356 juta (dolar), berarti hampir dua kali. Nah kita cek lagi, misalkan alas kaki, kalau kita grafik segini dari BPS itu 2 kalinya. Jadi cukup tinggi saya kira, underground itulah yang tidak terkendali karena tidak punya datanya. Nah nanti kita mulai dari hilir kita cek, kita telurusi, apalagi Pak Jaksa Agung tadi tahu sumbu-sumbu besarnya," ungkap Zulhas.