Blak-blakan Mahfud MD Ungkap Modus Jual Beli Suara di Pemilu, Ada Borongan dan Eceran
Sebelumnya, Mahfud juga pernah dibuat geleng-geleng kepala akan praktik korupsi di tanah air yang sudah parah.
Praktik korupsi berbanding lurus dengan pelaksaan Pemilu.
Blak-blakan Mahfud MD Ungkap Modus Jual Beli Suara di Pemilu, Ada Borongan dan Eceran
Menko Polhukam Mahfud MD blak-blakan adanya modus pembelian suara saat Pemilihan Umum (Pemilu) baik Pilkada maupun Pileg.
Modusnya ada yang beli borongan dan eceran. "Beberapa penyakit Pemilu yang harus kita antisipasi dari sekarang," ungkap Mahfud MD saat Forum Diskusi Sentra Gakumdu yang disiarkan akun youtube Kemenkopolhukam, seperti dikutip merdeka.com, Selasa (8/8).
- Menteri Basuki Perketat Tata Kelola Pengadaan Proyek Tol: Jangan Ada Korupsi
- Sederet Modus Syahrul Yasin Limpo Cari Cuan di Kementan Diungkap KPK
- Mahfud MD Bongkar Modus Pejabat Saat Ini Korupsi APBN, Levelnya Lebih Tinggi dari Praktik Culas Era Soeharto
- Dalami Korupsi Pemanfaatan Aset di Labuan Bajo, Dua Kantor Pemda di NTT Digeledah Kejati
Pertama, kata Mahfud, kemungkinan yang sering terjadi adalah politik uang. "Yaitu upaya memenangkan Pemilu melalui pembelian dukungan. Ada yang borongan melalui pejabat-pejabat di desa, kecamatan hingga KPU," ungkap Mahfud MD.
Mahfud tidak menutup mata, banyaknya anggota KPU yang ikut main mata. Meski, lemabaga tersebut seharusnya independen. "Banyak lho di KPU, meskipun sudah independen. KPU tuh bukan hanya di Jakarta, itu di daerah bahkan sampai ke tingkat TPS, sebenarnya orang-orangnya KPU semua," beber Mahfud. Selain itu, ada juga modus pembelian suara dalam Pemilu dengan sistem eceran.
"Ada juga yang eceran. Yang sering disebut serangan fajar," ungkap Mahfud.
Korupsi Meningkat saat Pemilu
Di tempat yang sama, Mahfud MD juga mengungkapkan adanya peningkatan praktik korupsi saat pesta demokrasi.
"Hasil penelitian yang dilakukan KPK bahwa peningkatan volume korupsi itu selalu sejalan dengan pelaksaana Pemilu dan Pilkada. Berdasarkan hasil penetilian itu misalnya korupsi-korupsi itu terjadi tahun 2003, 2004, 2009 itu Pemilu semua. Tahun 2014, 2019, dan mudah-mudahan ini menurun 2023-2024," kata Mahfud. "Tampak jelas dimana ada Pilakda di situ ada peningkatan korupsi terjadi, berarti Pemilu ini selalu diiringi dengan terjadinya upaya korupsi atas keuangan negara," kata Mahfud.
Sebelumnya, Mahfud juga pernah dibuat geleng-geleng kepala akan praktik korupsi di tanah air yang sudah parah. Di tiap sektor jika diselisik satu per satu pasti ada saja korupsinya. "Gilanya korupsi di negara kita ini," kata Mahfud dalam acara Sarasehan Sinkronisasi Tata Kelola Pertambangan Mineral Utama Perspektif Polhukam di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Selasa (21/3). Ungkapan itu ia lontarkan saat mengingat pernyataan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad beberapa waktu silam.