Blak-blakan Moeldoko Dituding Bekingi Ponpes Al-Zaytun
Mantan Panglima TNI ini mengaku justru sering mengingatkan pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang untuk tidak membuat onar.
Kepala Staf Kepresiden Moeldoko menjawab tudingan membekingi Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun. Di menegaskan, tidak melindungi Ponpes Al-Zaytun.
"Kalau saya dikatakan membekingi mereka, emangnya gue preman apa! Terus kepentingan saya apa?" kata Moeldoko kepada merdeka.com, Jumat (23/6).
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Apa yang diberikan oleh Perindo ke Ponpes Al Islah? Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo Memberikan bantuan Puspestren (Pusat Kesehatan Pesantren) kepada Ponpes Al Islah, Jatireja, Subang, Jawa Barat, yang diterima langsung oleh Kyai sepuh pendiri Ponpes Abah KH Usfuri Anshori.
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.
-
Siapa yang dicabuli oleh pengasuh pondok pesantren? Pengasuh pondok pesantren itu berinisial BN. Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya.
-
Bagaimana Pondok Pesantren Al Hamdaniyah Siwalanpanji mempersiapkan para santrinya? Mereka juga dibekali kemampuan bahasa Arab dan Inggris melalui keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) Bahasa yang berada di lingkungan ponpes.
Mantan Panglima TNI ini mengaku justru sering mengingatkan pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang untuk tidak membuat onar.
"Justru saya katakan kepada Syeikh Panji G, kalau macem-macem saya akan bertindak duluan," ujarnya.
Moeldoko meminta masyarakat tidak terprovokasi informasi yang sedang berkembang. Dia mengajak masyarakat menunggu keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait dugaan Ponpes Al-Zaytun menyebarkan ajaran menyimpang.
"Bila terjadi penyimpangan pada aspek ideologi, mestinya BPIP melakukan langkah-langkah edukatif. Bahkan kalau mengarah pada tindakan radikalisme, BNPT harus melakukan langkah-langkah dalam domain tugasnya," ucapnya.
"Semua sudah ada lembaga yang mestinya mengambil langkah. Kenapa larinya ke saya? Tapi saya sudah tahu siapa yang memainkan issu ini," imbuh Moeldoko.
Baru-baru ini beredar kabar ada sejumlah aktor besar di balik Ponpes Al-Zaytun. Salah satu aktor itu disebut-sebut merupakan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
DPR Minta Polisi Ungkap Orang Kuat di Balik Ponpes Al-Zaytun
Anggota DPR Fraksi PPP Achmad Baidowi meminta penegak hukum mengungkap 'orang kuat' di balik Ponpes Al-Zaytun.
"Soal dugaan orang kuat silakan sajalah dibuktikan, kan ada para pengajar hukum, APH kita kan luar biasa hebat bisalah hanya mengungkap dugaan-dugaan itu," ujar Awiek, Jumat (23/6).
Dia meminta pemerintah segera bersikap atas kontroversi Ponpes Az-Zaytun itu. Bila tidak ditangani cepat dia khawatir muncul konflik sosial di lingkungan masyarakat.
"Jangan sampai persoalan ini menjadi pemicu lahirnya konflik sosial berlatar belakang agama, gara gara kesimpangsiuran informasi terkait dengan kehidupan di Al-Zaytun," ucapnya.
Ponpes Al-Zaytun Terafiliasi dengan NII
Ponpes Al-Zaytun digeruduk massa baru-baru ini. Massa menduga, Ponpes Al-Zaytun menyebarkan ajaran sesat atau menyimpang.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, Ponpes Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berafiliasi dengan Negara Islam Indonesia (NII).
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah mengungkapkan temuan tersebut di Gedung Menkopolhukam, Rabu (21/6).
"Hasil penelitian MUI sudah jelas bahwa itu terindikasi atau terafiliasi dengan gerakan NII, sudah sangat jelas," ujarnya.
Hasil penelitian ditemukan, ada pola serupa dalam rekrutmen hingga penghimpunan dana dari anggota dan masyarakat antara pondok Al-Zaytun dengan NII (Negara Islam Indonesia).
"Penelitian MUI tahun 2002 itu sangat valid, dia adalah menyimpang dalam paham keagamaan, kemudian dari paham kenegaraan dia terafiliasi dengan gerakan NII," ujar Ikhsan.
"Dia wajib dibina, penyimpangan keagamaannya diluruskan, dan penyimpangan yang berkaitan dengan bernegara ya wajib dibina pemerintah," tandasnya.
Al-Zaytun Menyimpang dari Islam
Ketua Umum MUI Kabupaten Indramayu, Syatori menyatakan bahwa syariat yang digunakan di Al-Zaytun sangat berbeda dengan ajaran Islam pada umumnya, baik salat, puasa, maupun haji.
"Syariat yang dilakukan oleh Al-Zaytun sangat tidak sama dengan tata cara peribadatan umat Islam pada umumnya," katanya.
Menurutnya, banyak informasi yang menunjukkan bahwa Al-Zaytun sangat menyimpang dari syariat Islam pada umumnya, baik itu salat, puasa maupun haji.
Perbedaan syariat yang dijalankan Al-Zaytun dengan umat Islam pada umumnya, tentu membuktikan bahwa mereka itu mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai ketentuan.
Bahkan khusus untuk ibadah haji, pihak Al-Zaytun memperbolehkan haji di Indonesia. Padahal syariat Islam telah menetapkan semua umat Islam yang akan menunaikan ibadah haji itu harus di Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi.
"Adanya statemen bahwa haji tidak harus di Mekkah, cukup di Indonesia itu sangat tidak sesuai syariat Islam," terangnya.