BMKG cek fungsi sirine tsunami di Aceh
Kegiatan yang dilakukan setiap bulannya ini dilaksanakan untuk memastikan peralatan tersebut berfungsi baik.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mata Ie, Aceh Besar kembali melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala terhadap fungsi sirine peringatan tsunami yang ada di Aceh.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap bulannya ini dilakukan untuk memastikan peralatan tersebut berfungsi baik.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Kapan cengkih menjadi komoditas unggulan di Aceh? Komoditas cengkih pernah berjaya dan menjadi komoditas unggulan di Aceh pada era 1980-an.
-
Dimana lokasi petani di Aceh yang sedang panen cengkih? Seorang petani menunjukkan segenggam cengkih atau cengkeh yang telah dipetik setelah panen di sebuah hutan di Lhoknga, Aceh, pada 30 Januari 2024.
-
Kapan Marsose resmi dikerahkan di Aceh? Satuan ini resmi diterjunkan di Aceh pada tahun 1890, tugasnya sama seperti satuan Kepolisian dan terkadang membantu tugas-tugas kemiliteran apabila dibutuhkan.
-
Di mana letak Pulau Banyak, gugusan pulau yang mempesona di Aceh? Di ujung barat Indonesia tepatnya di Provinsi Aceh, banyak dijumpai gugusan-gugusan pulau kecil yang indah dengan hamparan pasir putih dibalut dengan deru ombak yang begitu memanjakan mata. Salah satu gugusan pulau itu bernama Pulau Banyak yang berada di Kabupaten Aceh Singkil.
Kepala BMKG Mata Ie Erda Wati mengatakan, pemeriksaan ini dilaksanakan setiap tanggal 26, sesuai dengan tanggal tragedi tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004. Di Banda Aceh dan Meulaboh ada 8 titik sirine, sementara Aceh Barat ada 2 titik.
Titik sirine di Banda Aceh ada di Kantor Gubernur Aceh, Blang Oi, Lhoknga, Lampulo, Kajhu dan Lam Awe. Kata Erda Wati, semua alat berfungsi dengan baik dan telah dicoba dengan tidak dibunyikan pada speaker atas yang bisa didengar oleh seluruh warga.
"Dari seluruh Indonesia yang ada sirine, hanya di Aceh yang diujicoba dengan silent. Alhamdulillah sistemnya berjalan baik test, tetapi tidak bisa menjamin suara keluar atau tidak ke speakernya," kata Erda Wati di Banda Aceh, Sabtu (26/3).
Pemeriksaan rutin dengan cara itu dilakukan juga sebagai tindak lanjut kesiapsiagaan mereka apabila bencana tsunami terjadi. Karena bisa saja, speaker yang terhubung dengan sirine itu tidak berfungsi, sehingga masyarakat tidak mengetahui akan ada bencana.
Lanjutnya, untuk membunyikan speaker sirine agar berbunyi keluar itu bukan kewenangan BMKG. Akan tetapi menjadi kewenangan pemerintah daerah. Sehingga, pihaknya tidak bisa membunyikan bila tidak ada perintah langsung dari pemerintah daerah.
"Speaker itu kewenangan Pemerintah Daerah, mereka yang bisa membunyikan,"" jelasnya.
Ia berharap ke depan setiap bulannya saat monitoring aktivasi sirine ini bisa langsung terhubung dengan speaker. Sehingga bisa dipastikan speaker berfungsi dan bila terjadi bencana tidak ada kendala apapun.
"Bagaimana kita usahakan setiap bulan pada saat test aktivasi sirine memakai speaker atas," pungkasnya.
(mdk/hrs)