BMKG Sebut Petani dan Nelayan Kelompok Paling Terdampak Fenomena Perubahan Iklim
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa petani dan nelayan merupakan kelompok paling rentan terdampak fenomena perubahan iklim dunia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa petani dan nelayan merupakan kelompok paling rentan terdampak fenomena perubahan iklim dunia.
"Hal tersebut dapat mengancam keberlanjutan dan ketahanan pangan di Indonesia," ujar Dwikorita dalam sambutannya memperingati Puncak Hari Meteorologi Dunia ke-72 secara daring diikuti di Jakarta, Rabu (30/3).
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Kapan Hari Fiksi Iklim Internasional diperingati? Even, ditetapkan peringatan khusus, yaitu Hari Fiksi Iklim Internasional setiap 20 April.
-
Di mana saja dampak perubahan iklim dirasakan? Perubahan iklim memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari. Berikut dampak penyebab perubahan iklim, antara lain: Menurunnya kualitas air. Curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan penurunan kualitas sumber air.
-
Apa penyebab utama perubahan iklim yang mengancam Indonesia? Lebih lanjut, Rheza menambahkan bahwa terjadinya perubahan iklim juga bersumber dari aktivitas umat manusia yang banyak menyumbang karbon dioksida yang menghasilkan efek gas rumah kaca."Sebenernya definisi dari perubahan iklim itu adalah akibat pada aktivitas dari manusia, terutama yang menggunakan sumber energi fosil," ujarnya seraya menambahkan, "Apalagi ditambah kita menghadapi emisi gas rumah kaca, gas rumah kaca itu contohnya karbon dioksida."
-
Di mana kenaikan suhu global dapat menyebabkan meluasnya gurun pasir? Kenaikan suhu dapat menyebabkan gurun pasir meluas ke area yang sebelumnya subur. Ini mengurangi lahan yang tersedia untuk pertanian dan habitat alami, serta meningkatkan risiko kekeringan dan kelaparan.
Dwikorita mengatakan, sejak tahun 2011 BMKG telah melakukan secara rutin mengadakan Sekolah Lapang Iklim setiap tahun dan berkelanjutan untuk memberikan pemahaman dan kemampuan petani dan nelayan dalam membaca cuaca dan iklim, serta beradaptasi secara tepat untuk meningkatkan produksi panen dan tangkapan ikannya.
"Lebih dari 22.600 petani dan nelayan dari berbagai penjuru Tanah Air telah dilatih dan diberdayakan. Namun tentunya itu belum cukup untuk memperkuat ketahanan dan ketangguhan petani dan nelayan di Indonesia yang berjumlah lebih dari 35 juta," ujar dia, seperti dikutip Antara.
Menurut Dwikorita, kegiatan tersebut masih perlu lebih digencarkan secara lebih masif. Oleh sebabnya, BMKG terus mengundang dan mengajak berbagai pihak dari pemerintah, terutama kalangan swasta, juga akademisi dan masyarakat serta media untuk berkolaborasi demi mewujudkan satu juta petani dengan satu juta nelayan per tahun makin produktif, handal dan berketahanan iklim serta tangguh bencana.
Dwikorita juga mengungkapkan rasa terima kasih atas terobosan dari Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, dengan menetapkan keputusan Presiden nomor 46 dan 48 tahun 2002, menetapkan badan meteorologi dan geofisika (BMG) sebagai lembaga pemerintah non departemen di bawah presiden. Sebelumnya lembaga tersebut masih merupakan badan yang berada di bawah Departemen Perhubungan.
"Kebutuhan tersebut sangat tepat dalam membangun dan memodernisasikan BMKG sehingga menjadi lebih handal dalam melakukan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, serta membangun serta mendukung pembangunan multisektor," ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, acara diisi dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk peringatan Hari Meteorologi Dunia, dan keynote speech oleh tokoh pelopor penguatan dan modernisasi BMKG sekaligus Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.
BMKG melakukan ekspose monitoring dan pengawasan atmosfer global oleh Stasiun Global Atmospheric Watch (GAW) BMKG di Bukit Koto Tabang, Sumatra Barat.
Selain itu, BMKG juga melakukan ekspose Sekolah Lapang Iklim di Magelang, Jawa Tengah; Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Belitung, Kepulauan Bangka Belitung; Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Kupang, Nusa Tenggara Timur; serta Sekolah Lapang Gempa Yogyakarta, DIY.
Pada acara tersebut, Dwikorita bersama anggota Komisi V DPR RI Sudjadi berada lereng Gunung Sumbing di Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah melakukan ekspos terapan Sekolah Lapang Iklim untuk para petani, dan mengajak keterlibatan stakeholder untuk mewujudkan satu juta petani produktif.
(mdk/gil)