BMKG Ungkap Gempa Majene Dipicu Sesar Naik Mamuju, Pernah Terjadi Tahun 1969 dan 1967
Daryono menjelaskan bahwa pemicu gempa di Majene kali ini adalah sesar naik Mamuju. Mekanisme sesar naik Mamuju ini juga mirip dengan gempa di Lombok tahun 2018 lalu yang terbilang dahsyat dengan magnitudo 7,0 SR.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat hari ini (15/1) dipicu oleh sesar naik Mamuju atau Mamuju Thrust. Pemicu gempa ini sama dengan gempa 6,9 SR pada tahun 1969 lalu di Majene.
"Sebenarnya gempa saat ini terkait dengan pengulangan gempa yang terjadi di wilayah sama. Gempa memiliki mekanisme pergerakan naik, mirip dengan tahun 1969 di Majene juga," kata Daryono saat konferensi pers virtual BMKG, Jumat (15/1).
-
Kenapa banyak orang memuji Gempi? Pengguna internet memberikan pujian kepada Gempi yang memiliki segudang bakat. Dia mampu berakting, bernyanyi, dan ternyata juga menunjukkan kemampuan dalam renang.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Apa yang dimaksud dengan kata majemuk? Kata majemuk adalah bentuk kata yang terbentuk dari penggabungan dua atau lebih kata dasar.
-
Apa itu Jenang Gempol? Jenang gempol merupakan sebuah hidangan manis yang terbuat dari bubur sumsum dan gempol beras. Dilansir dari Liputan6.com, kuliner ini sudah ada sejak dulu. hidangan ini biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau sarapan.
-
Apa itu Gajeuma? Gajeuma menjadi alat musik yang berfungsi sebagai pengiring lagu-lagu tradisional yang ada di Mentawai. Tiap daerah di Indonesia memiliki alat musik tradisional yang beragam dan unik. Tak jarang alat musik ini menjadi salah satu ikon atau ciri khas dari suatu daerah tersebut.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
Daryono mengatakan, pada 23 Februari 1969 lalu, gempa yang sama mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Dampak dari gempa yang mengguncang 4 desa di Majene ini cukup dahsyat. Kekuatannya 6,9 SR. Daryono mengatakan, 64 orang meninggal dunia, 97 orang luka-luka, dan 1.287 rumah rusak.
"Sumber gempanya sama, saat itu 6,9 SR di Pantai Barat Sulawesi. Kedalamannya 13 meter sehingga memicu gempa besar dan timbul tsunami 4 meter di Pelatting dan 1.5 meter di Parasanga dan Palili. Dermaga, pelabuhan juga rusak semua," ujarnya.
"Lalu gempa lagi 8 Januari 1984 di Mamuju tapi tidak ada catatan korban. Namun banyak rumah rusak, maksimum intensitas VII MMI," lanjut dia.
Sebelum kedua gempa itu terjadi, Daryono mengatakan bahwa Pulau Sulawesi juga sempat diguncang gempa berkekuatan 6,3 SR. Tepatnya pada 11 April 1967, gempa mengguncang Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Gempa ini menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 orang meninggal.
Daryono menjelaskan bahwa pemicu gempa di Majene kali ini adalah sesar naik Mamuju. Mekanisme sesar naik Mamuju ini juga mirip dengan gempa di Lombok tahun 2018 lalu yang terbilang dahsyat dengan magnitudo 7,0 SR.
"Diduga kuat pemicu gempa ini adalah mamuju thrust. Terbukti bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa lombok tahun 2018, bidang sesar membentuk kemiringan bisang sesar ke darat," ujarnya.
Dia menyatakan, berdasarkan hasil analisis estimasi peta tingkat guncangan, BMKG memprediksi kuat bahwa gempa menimbulkan kerusakan. Sejak hari Kamis siang kemarin hingga pagi ini, BMKG mencatat ada 28 kali gempa susulan.
"Muncul warna kuning dalam shake map artinya guncangan gempa mencapai skala intensitas VI MMI yang berpotensi merusak," kata Daryono.
Dari 28 kali gempa susulan tersebut, gempa dengan kekuatan terbesar terjadi pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB, yakni magnitudo (M) 5,9 dan pada Jumat (15/1) dini hari tadi pukul 01.28 WIB dengan kekuatan Magnitudo 6,2.
Dia pun berharap, gempa 6,2 SR itu merupakan gempa utama. Namun, kata dia, BMKg tetap meminta masyarakat dan BPBD setempat untuk mewaspadai adanya gempa susulan.
Baca juga:
Reruntuhan Kantor Gubernur Sulbar Seusai Diguncang Gempa
KRI Teluk Ende Dikerahkan Bantu Korban Gempa Mamuju dam Majene
Gempa Mamuju dan Majene, Telkom dan PLN Diminta Segera Perbaiki Jaringan
Usai Terkena Gempa, Warga Mamaju Mulai Kesulitan Air dan Makanan
Posko Korban Gempa Mamaju-Majene Dibangun di Lapangan Kantor Gubernur Sulbar