BNPT bantah ada dana asing yang masuk untuk penanganan terorisme
Masalah dana, selama ini BNPT dan Densus 88 diaudit oleh BPK.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membantah pernyataan Ketua PP Muhammadiyah bidang Hukum dan HAM Busyro Muqodas, yang curiga dengan adanya aliran dana asing masuk ke BNPT.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Kombes Pol Fachrudin saat menggelar sharing informasi penanggulangan terorisme di hotel East Parc, Yogyakarta, Jumat (1/4).
"Tidak ada dana asing, semua dari APBN, bahkan tahun ini dananya dipotong," katanya kepada wartawan.
Dia pun menegaskan bahwa baik Densus 88 dan BNPT tidak pernah terkait dengan dana asing.
"Tidak ada dana yang masuk, baik lewat Densus atau BNPT," tegasnya.
Sementara terkait dengan desakan untuk melakukan audit oleh BPK dan PPATK, dia pun menjelaskan jika selama ini BNPT selalu diaudit oleh BPK.
"Kita baru saja selesai di audit BPK. Silakan nanti tanyakan ke BPK hasilnya gimana," pungkasnya.
Sedangkan soal kematian Siyono, BNPT tidak bertanggung jawab tentang itu. Sebab yang melakukan penangkapan adalah pihak kepolisian.
"Kasus Siyono kami tidak menangani. Namun kita memiliki perhatian kalau ada yang menyimpang tentu tidak benar, kalau benar tentu akan kita dukung," tandasnya.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kenapa prajurit TNI di Semarang ikut lomba 17-an? Melalui acara tersebut, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa diandalkan untuk membantu kesulitan masyarakat.
Baca juga:
Akhirnya mau bocorkan rencana ISIS, dalang Teror Paris diekstradisi
Eskalasi teror dorong miliuner hengkang dari Eropa
BNPT minta masyarakat tak lemahkan Densus 88 dalam kasus Siyono
Dubes Jepang ajak ASEAN kerja sama tangani terorisme
Mendanai kelompok teror, Pria Skotlandia masuk daftar teroris dunia
BNPT: Tren penyebaran radikalisme di Indonesia melalui media siber