BNPT dalami keterlibatan 75 WNI dengan kelompok radikal di Suriah
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius menemui 75 warga negara Indonesia (WNI) yang dideportasi dari Turki karena terindikasi gabung kelompok radikal Islamic State of Iraq Syria (ISIS). Beberapa orang di antaranya ada yang sudah menetap selama satu tahun.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius menemui 75 warga negara Indonesia (WNI) yang dideportasi dari Turki karena terindikasi gabung kelompok radikal Islamic State of Iraq Syria (ISIS). Beberapa orang di antaranya ada yang sudah menetap selama satu tahun.
Suhardi datang bersama Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa.
Pertemuan tersebut dilaksanakan di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Kemensos, Cipayung, Jakarta, Senin (6/2).
"Ada sebanyak 75 orang, 41 orang dewasa dan 34 di antaranya tergolong masih anak-anak yang dibawa oleh orangtuanya ke Suriah. Ada yang sudah tinggal selama 11 bulan, bahkan ada yang 1 tahun," kata Suhardi, Selasa (7/2).
Lebih lanjut Suhardi mengatakan, bahwa sejauh ini diketahui mereka yang dideportasi oleh otoritas pemerintah Turki ada sebanyak 75 WNI. Serta otoritas pemerintah Singapura sebanyak 2 WNI dan satu WNI dideportasi oleh Pemerintah Jepang.
"Saat itu mereka masih di Turki, belum berada di Suriah. Karena oleh pemerintah (setempat) kita tidak boleh masuk ke sana (Suriah)," ujarnya.
Selanjutnya, pihaknya akan mendalami lebih lanjut mengenai alasan para WNI tersebut yang berkeinginan untuk masuk ke Suriah, apalagi negara tersebut sampai saat ini masih dilanda konflik. Menurutnya, kepindahan tersebut lebih karena masalah ideologi yang mereka anut.
"Kami masih akan terus mendalami alasan lain kepindahan mereka ke sana, mengapa mereka memaksa untuk masuk ke negara Suriah, apakah mereka benar terlibat atau tidak (dengan kelompok radikal). Yang pasti alasan dasar kepergian mereka ke Suriah lebih karena keinginan untuk berhijrah. Tentunya ini masalah ideologi," jelas alumni Akpol tahun 1985 itu.
Dikatakan mantan Kabareskrim Polri ini, di antara para WNI yang dideportasi juga terdapat keluarga Triyono yang merupakan mantan pegawai Kementerian Keuangan yang dideportasi oleh Pemerintah Turki beberapa waktu lalu.
"Terkait penanganan para WNI yang dideportasi itu, saya berterimakasih kepada Kementerian Sosial yang sudah melayani keluarga yang ditampung di RPSA Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur ini. Seperti program kita bahwa kami menggandeng 25 kementerian atau lembaga dalam penanganan kasus terorisme, termasuk salah satunya dengan Kementerian Sosial ini," tuturnya.
Suhardi mengucapkan terima kasih atas peran serta dan kerja keras Kemensos yang telah memfasilitasi dan melayani WNI yang telah dideportasi dari Turki tersebut dengan baik.
"Karena kami tidak bisa bekerja sendirian, tentunya diperlukan keterlibatan kementerian/lembaga lainnya juga. Di tempat tersebut (RPSA) para WNI tersebut akan mendapatkan bimbingan agar tidak trauma," ujar mantan Kadiv Humas Polri ini.
Menurutnya, pendampingan yang dilakukan Kemensos ini akan menjadi modal bagi para WNI tersebut sebelum nantinya seluruh WNI kembali ke kampung halamannya masing-masing.
"Karena kami mensinyalir kemungkinan masih ada lagi yang dideportasi. Pemerintah Turki pun tidak mengizinkan masuk ke sana karena negaranya masih mengalami konflik," imbuh mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini.
Seperti diketahui, sebanyak 75 WNI tersebut ditampung di RPSA Bambu Apus, Jakarta Timur. Selama di Bambu Apus mereka mendapatkan layanan trauma healing dan trauma counseling, terutama kepada anak-anak sebelum nantinya mereka kembali ke daerah masing-masing.
Mayoritas WNI yang dideportasi berasal dari wilayah Jawa Timur dan umumnya berpendidikan tinggi. Rata-rata antara satu dengan yang lainnya masih memiliki hubungan saudara, namun ada juga yang karena diajak oleh temannya.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Kenapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara dibentuk? Strategi ini berfungsi sebagai "kompas" bagi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengelola kota untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2045.
-
Mengapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara penting? Strategi ini tidak hanya menyajikan aksi nyata yang mewujudkan visi Indonesia yang modern dan berkelanjutan, namun juga mewakili upaya nyata Indonesia dalam memerangi perubahan iklim, dan berkontribusi pada aksi iklim yang lebih luas di Asia dan Pasifik," ungkap Winfried Wicklein.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kenapa anggota TNI menculik dan menyiksa Imam Masykur? Pomdam Jaya/Jayakarta mengungkap motif anggota TNI terlibat dalam kasus dugaan penculikan, penyiksaan hingga tewas pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25) hanya karena ekonomi. "(Motif) Uang tebusan. karena tidak saling kenal antara tersangka dan korban," kata Danpomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdue Bey Anwar saat dikonfirmasi, Senin (28/8).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Baca juga:
Diduga hendak gabung ISIS, satu WNI ditahan di Malaysia
Muslimah Indonesia dilaporkan ingin jadi pengebom bunuh diri ISIS
Eks pejabat gabung ISIS, DPR usul pemerintah perbaiki rekrutmen PNS
Polri buru perekrut mantan pejabat Kemenkeu diduga gabung ISIS