BNPT: Sandingkan Nilai Agama dan Nasionalisme Untuk Jaga Keutuhan NKRI
Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggandeng dan membentuk wadah berupa Gugus Tugas Pemuka Agama Dalam Rangka Pencegahan Terorisme.
Para tokoh dan pemuka agama sangat strategis untuk menyandingkan nilai-nilai agama dan nasionalisme untuk memerangi penyebaran paham radikal intoleran. Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggandeng dan membentuk wadah berupa Gugus Tugas Pemuka Agama Dalam Rangka Pencegahan Terorisme.
"Bagi kita agama apapun berkewajiban untuk menjaga nilai yang diajarkan dan diwariskan, karena itu peran tokoh agama sangat sentral ketika isu agama digunakan kelompok radikal intoleran mencapai tujuan tertentu," kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dalam keterangannya, Rabu (30/12).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Mengapa Museum BNPT dibangun? Museum ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Apa tujuan dibangunnya Museum BNPT? Nantinya, museum yang terletak di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
Sarasehan dan Muhasabah Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT adalah tindak lanjut setelah BNPT lebih dulu melantik Gugus Tugas Pemuka Agama Dalam Rangka Pencegahan Terorisme, 26 November lalu. Kegiatan ini merupakan ajang penyusunan rencana kerja Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT tahun 2021 mendatang, kegiatan ini juga dihadiri oleh 23 ormas dan 99 ketua umum dan pimpinan tertinggi dari organisasi masyarakat dari lintas agama.
Hadir dalam acara ini Ketua Umum PBNU yang juga Ketua Umum LPOK dan LPOI Said Aqil Siroj, Ketua Umum Nahdlatul Wathan TGB Muhammad Zainul Majdi, Sestama BNPT Mayjen TNI Untung Budiharto, Deputi Bidang Penindakan dan Penegakkan Hukum Irjen Pol Budiono Sandi, serta Deputi Kerjasama Internasional Andhika Chrisnayudhanto.
Boy menambahkan, bahwa antara BNPT dan para pemuka agama perlu keterpaduan program dan kinerja di lapangan dalam rangka memberikan, menyampaikan, mensosialisasikan nilai-nilai luhur bangsa, dan agama masing-masing yang dilakukan secara benar tanpa harus saling menyakiti.
"Kami melihat sangat strategis apabila tokoh-tokoh agama menyandingkan nilai agama dan nilai nasionalisme, dan semangat dalam menjaga keuutuhan NKRI. Kita diuntungkan dengan para leluhur tokoh agama yang pada masa lalu berjuang untuk mendirikan negara ini. Mereka adalah pendakwah sekaligus pejuang,” ungkap mantan Kapolda Papua ini.
Boy menaruh harapan besar terhadap Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT ini. Pasalnya, beberapa mainstream dari kejahatan terorisme dengan latar belakang paham radikal intoleran dilandaskan adanya pihak yang senantiasa menggunakan isu agama. Juga bisa juga dikategorikan ekses ekstremisme agama yang disalahartikan pengikutnya.
Padahal, lanjut Boy, pada kenyataannya pihak tertentu kelompok yang mengatasnamakan agama dengan cara kekerasan, perbuatan tidak sejalan nilai agama. Misalnya dengan segala cara melakukan upaya destruktif, pembunuhan, penghinaan, mengkafirkan yang dianggap tidak sejalan. Atas dasar itu mereka mewujudkan dengan tindakan kekerasan, yang dalam pemahaman mereka diyakini sebagai jalan itu benar.
Ia berharap rencana kegiatan Gugus Tugas Pemuka Agama ini bisa dikonkretkan agar bisa memberi efek positif kepada seluruh masyarakat. Menurutnya, tokoh agama adalah guru bangsa sehingga BNPT mendorong ulama dan umaro bisa bersinergi, bersatu, saling mengisi, sesuai dengan perannya masing-masing dan memberikan kontribusi terhadap penyelesaian berbagai permasalahan.
"Dengan keyakainan itu, kami berkeyakinan isu terorisme, radikal intoleran dapat kita atasi bersama dengan membuka ruang komunikasi berupa gugus tugas, baik intra masing-masing maupun lintas agama agar tidak terjadi mispersepesi, kesalahpahaman dengan apa yang terjad karena isu agama bisa menjadi isu yang sangat sensitif," jelas Boy.
Said Aqil menyambut baik adanya Gugus Tugas Pemuka Agama dalam rangka pencegahan terorisme.
"Baru kali ini dari pihak pemerintah dalam hal ini BNPT menggandeng pemuka agama untuk bersama melawan atau kontra gerakan radikalisme dan terorisme. Ini menunjukkan pemerintah sudah memberikan ruang kepada pemuka agama sebagai informal leader kekuatan civil society harus kita gerakkan untuk menghadapi itu semua," kata Said.
Ia menegaskan, negara sebesar apapun atau sekuat apapun senjatanya pasti harus menggandeng civil society melawan gerakan radikal terorisme. Menurut Said, beruntung di Indonesia memiliki ormas-ormas keagamaan moderat.
"Ini kekayaan kita luar biasa ada kekuatan luar biasa, ada keterwakilan civil society mewakili ormas-ormas ini," tandasnya.
(mdk/did)