BPOM Tak Bisa Beri Izin Vaksin Covid-19 pada Desember 2020
Penny menjelaskan, BPOM tidak bisa mendapatkan data dari Brazil yang juga menjalankan uji klinis vaksin Sinovac. Dari pihak Sinovac pun tidak bisa memberikan data yang dibutuhkan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan vaksin Covid-19 dilakukan pada Desember 2020 atau awal 2021. Namun BPOM menegaskan, pemberian vaksin Desember 2020 tak bisa dilakukan.
Sebab, vaksin Sinovac yang bakal dipakai belum bisa mendapatkan izin penggunaan kepentingan mendesak atau emergency use of authorization (EUA).
-
Kenapa BPOM mendukung penuh gaya hidup sehat? Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendukung penuh gaya hidup sehat yang saat ini menjadi tren masyarakat luas.
-
Kenapa BKPN mendesak BPOM untuk melakukan sosialisasi tentang pelabelan BPA? “Kebijakan pelabelan BPA sangat membantu konsumen untuk memilih produk yang lebih aman,”.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Kepala BP2MI bertemu Menkopolhukam? Pertemuan berlangsung di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3). Kepala Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahyanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3/). Benny bercerita, pertemuan itu dalam rangka mengantisipasi maraknya kejahatan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), khususnya bermodus Pekerja Migran Indonesia (PMI). Untuk itu, perlu adanya kerja sama antar lembaga dengan kementerian.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, pihaknya tidak bisa memberikan izin karena belum cukup data. Sehingga target pemberian vaksin pada minggu ketiga Desember 2020 meleset dari target.
"Kami sudah sampaikan kepada Presiden dan bapak Menteri Kesehatan bahwa data tidak bisa didapatkan untuk minggu ketiga Desember 2020. Sehingga tidak bisa diberikan emergency authorization (EUA) pada Desember minggu kedua dan ketiga 2020," kata Penny dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa (17/11).
Penny menjelaskan, BPOM tidak bisa mendapatkan data dari Brazil yang juga menjalankan uji klinis vaksin Sinovac. Dari pihak Sinovac pun tidak bisa memberikan data yang dibutuhkan.
"Karena kami sudah dapat informasi dari Brazil tidak bisa memberikan, dari Sinovac tidak bisa memberikan berdasarkan data yang ada tidak mungkin kami bisa memberikan emergency authorization pada Desember 2020," kata Penny.
Januari 2021
Karena itu, kemungkinan pemberian izin bisa diberikan pada pekan ketiga atau keempat Januari 2021. Apabila data bisa didapatkan dari uji klinis vaksin Sinovac di Bandung serta Brazil.
"Kalau data bisa dilengkapi dan baik kita bisa memberikan pada Januari 2021," ujarnya.
BPOM juga memiliki alternatif lain untuk penggunaan vaksin. Jika vaksin siap jadi bisa datang pada November atau Desember bisa digunakan yaitu dengan apa yang disebut compassionate use.
Penny menjelaskan, berdasarkan ketentuan WHO pemberian vaksin dalam pengembangan jika sudah memenuhi ketentuan dan cukup data bisa diberikan untuk kalangan terbatas. Kendati belum mendapatkan EUA. Seperti yang sudah dilakukan di Cina diberikan kepada militer dan guru.
"Itu bisa diberikan dengan permintaan kementerian atau fasilitas kesehatan untuk diberikan dengan perluasan akses obat uji atau vaksin uji untuk kepentingan tertentu," ucap Penny.
Target Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Puskesmas Tanah Sereal, Bogor, Jawa Barat yang akan diadakan simulasi vaksinasi Covid-19. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut berharap, pemberian vaksin ditargetkan pada 2020 atau awal 2021.
"Kalau melihat tadi di lapangan dan melihat simulasi tadi, Kita memperkirakan kita akan mulai vaksinasi itu di akhir tahun atau di awal tahun. Akhir tahun 2020 atau di awal tahun 2021," kata Jokowi usai meninjau di Puskesmas Tanah Sereal, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11).
Jokowi juga berharap, vaksin akan hadir ke Indonesia pada November atau Desember 2020. Sehingga nantinya vaksin tersebut akan diproses terlebih dahulu oleh PT. Biofarma dan BPOM untuk menjamin vaksin tersebut aman untuk masyarakat.
Proses tersebut, kata Jokowi, akan dilakukan selama 3 minggu setelah vaksin hadir ke Indonesia. Dia juga menegaskan, vaksin yang digunakan nantinya harus sesuai dengan kriteria dari WHO. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat terjamin kesehatan dan keselamatan saat diberikan vaksin.
"Semua vaksin yang kita pakai itu harus masuk dalam listnya WHO. Ini wajib harus masuk ke listnya WHO. Setelah mendapatkan izin dari BPPOM baru kita lakukan vaksinasi. Kaidah-kaidah scientific, kaidah-kaidah ilmiah ini juga saya sudah sampaikan wajib diikuti. Kita ingin keselamatan, keamanan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi," ungkap Jokowi.
Jokowi mengatakan, proses penerimaan vaksin dari luar negeri ke Indonesia tidak langsung disuntikkan. Melainkan perlu tahapan yang panjang agar masyarakat terjamin.
(mdk/rnd)