Bripda HS Kabur Usai Tusuk Sopir Taksi Online, Sempat Berlagak Jadi Korban Perampokan
"Tersangka bercerita kepada ibu penjaga warung seolah-olah tersangka habis dirampok," ujar penyidik.
Anggota Densus 88 Antiteror Polri, Haris Sitanggang alias Bripda HS sempat berlagak menjadi korban atau playing victim. Usai menusuk korban Sopir Taksi Online, Rony Rizal Taihitu dalam aksi perampokannya.
Di mana fakta itu terungkap sebagaimana hasil rekonstruksi yang digelar penyidik Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (16/2). Ketika, Bripda HS usai membunuh korban dengan maksud ingin menguasai mobil Avanza milik Sony, namun gagal.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? "Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya," kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Dimana Densus 88 menemukan bukti ancaman terhadap Paus Fransiskus? Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata.
-
Bagaimana Kapolri merespons ketika disapa oleh anggota angkatan 83 di depan para Jenderal? Bukannya marah, Kapolri justru tertawa lebar usai disapa oleh anggotanya tersebut. Ia bahkan tidak marah meski disapa oleh anggotanya di depan para Jenderal, salah satunya Wakapolri Komjen Agus Andrianto.
"(Karena mendengar suara klakson) Hal itu membuat tersangka menjadi panik. Tersangka berlari keluar dari area Perumahan Bukit Cengkeh hingga tiba di persimpangan Halte Mako Brimob," kata penyidik saat proses rekonstruksi.
Ketika Bripda HA berada di Halte sekitaran Mako Brimob, Kelapa Dua Depok. Ia sempat mendengar adzan subuh berkumandang dan segera mendatangi masjid dengan maksud ingin ke toilet
"Karena situasi masih ramai orang yang mau salat tersangka menunggu. Setelah orang-orang sedang menjalankan ibadah salat, situasi sudah sepi lalu tersangka masuk ke dalam toilet masjid," kata penyidik.
Ketika disana, Bripda HS sempat melihat ke arah cermin dan menyadari kalau noda darah dari korban yang ditusuknya ternyata membanjiri pakaiannya. Hingga akhirnya, dia menyempatkan diri membersihkan noda darah di pakaiannya tersebut.
"Dan jaket hoodie tersebut langsung tersangka cuci di dalam toilet masjid kemudian tersangka juga membersihkan darah yang ada di wajah tersangka," tambah dia.
Usai membersihkan diri, Bripda HS pun pergi menaiki angkot ke arah Terminal Kampung Rambutan. Di sana, ia masuk ke sebuah warung yang dan disana sempat berlagak berlagak menjadi korban perampokan kepada ibu penjaga warung.
"Tersangka bercerita kepada ibu penjaga warung seolah-olah tersangka habis dirampok," ujar penyidik.
Karena mengaku sebagai korban perampokan, sang ibu penjaga warung malah memberikan uang kepada Bripda HS untuk ongkosnya yang mau dipakai pergi ke Bekasi.
"Ibu penjaga warung memberi tersangka satu buah kaos dan diberikan uang sebesar Rp 20 ribu yang mana uang tersebut tersangka gunakan untuk ongkos angkutan ke Bekasi Timur," ucapnya.
Usai mendapatkan uang, Bripda HS lantas pergi menuju ke rumah pamannya di Puri Persada Cibarusah, Bekasi Timur. Namun yang didapat itu tak dipakai, ia lebih memilih menumpang kendaraan pick up dan beberapa truck hingga sampai ke sana.
Setibanya di sana, paman Bripda HS langsung mencecarnya dengan sejumlah pertanyaan. Hingga akhirnya, ia mengaku kalau telah melakukan pembunuhan dan ingin mencoba merampok.
"Paman tersangka menanyakan keberadaan motor. Tersangka menjawab 'motor ada di Terminal Kampung Rambutan'. Paman tersangka meminta agar tersangka berbicara jujur. Tersangka bercerita habis merampok mobil dan orangnya ditusuk," kata penyidik.
Hingga akhirnya, Haris ditangkap di rumah pamannya untuk dengan langsung dijemput dan ditangkap Tim dari Densus 88 Antiteror Polri sekitar pukul 16.30 Wib.
Diketahui jika aksi perampokan berujung pembunuhan Bripda HS dilakukan di Jalan Nusantara, Perumahan Bukit Cengkeh, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, pada Senin (23/1/2023) lalu.
Sehingga, Bripda Haris telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Metro Jaya. Dia dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.
Alasan Merampok
Sebelumnya, abang dari Bripda HS mengirimkan uang secara bertahap ke rekening tersangka. uang yang disetorkan pertama kali berjumlah Rp 20 juta pada Rabu, 18 Januari 2023 pagi. Malam harinya, abang tersangka kembali mengirimkan uang senilai Rp 70 juta.
Rencana uang yang disetorkan akan digunakan untuk membeli sebuah mobil. Namun, oleh tersangka malah dipakai untuk bermain judi online. Semua uang itupun ludes.
"Timbul niat tersangka main judi dari uang yang ditransfer. Uang itu pun habis main akibat main judi," kata penyidik membacakan naskah adegan, Kamis (16/2/2023).
Penyidik menerangkan, tersangka pun berkomunikasi via pesan WhatsApp dengan abangnya. Tersangka disebut segera mengantarkan mobil ke rumah abangnya yang berada di daerah Jambi. Padahal, uangnya telah habis semua akibat bermain judi.
Penyidik menerangkan, saat itulah timbul niat dari tersangka untuk merampas sebuah mobil. Adapun sasaran pengemudi taksi online.
"Di hari yang sama tersangka insiatif melakukan pencurian dengan target supir taksi online. Nantinya dijual dan uang penjualan dikembalikan kepada abang tersangka," ujar penyidik.
(mdk/ded)