Buntut Tewasnya 2 Siswa saat MOS, SMA Semi Militer Palembang Terancam Ditutup
"Kita jangan gegabah, tunggu hasil kolaborasi investigasi tim. Tapi jika memang benar ini (ada) pelanggaran institusi, saya tutup SMA Taruna," tegas Deru.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengancam akan menutup operasional SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang jika terbukti melanggar institusi. Hal ini imbas dari tewasnya dua siswa barunya saat mengikuti masa orientasi siswa (MOS) belum lama ini.
Menurut Deru, hasil investigasi dari tim yang dibentuknya telah keluar. Hanya saja, dia masih enggan membeberkannya ke publik.
-
Dimana siswi SMP di Palembang ditemukan? Sementara itu tiga pelaku lainnya MZ 13 tahun, MS 12 tahun, dan AS 12 tahun pada saat korban ditemukan di TPU berada di lokasi kerumunan seolah-olah tidak mengetahui apa-apa yang terjadi.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Siapa yang tampil di panggung acara sekolah? Kedua putri mereka, Megu dan Mishka, tampil memukau di panggung acara sekolah.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
"Hasilnya sudah ada, tapi belum saya baca secara keseluruhan," ungkap Deru, Selasa (30/7).
Selanjutnya, Pemprov Sumsel akan memanggil sejumlah pihak, seperti TNI, Polri, dan Dewan Pendidikan, untuk mempelajari hasil investigasi tersebut. Diakuinya, ada beberapa temuan baru di lapangan dan nantinya akan dicocokkan dengan fakta penyelidikan dan penyidikan polisi.
"Kita jangan gegabah, tunggu hasil kolaborasi investigasi tim. Tapi jika memang benar ini (ada) pelanggaran institusi, saya tutup SMA Taruna," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, siswa SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, DBJ (14) tewas saat mengikuti mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS), Sabtu (14/7). Dia mengalami luka memar di kepala dan dada.
Polisi yang menerima laporan dugaan penganiayaan langsung melakukan penyelidikan. Alhasil, seorang pembina MOS, Obby Frisman Arkataku (24) ditetapkan sebagai tersangka yang diduga menjadi pelaku penganiayaan.
Selain DBJ, siswa lain, WJ juga jatuh sakit saat mengikuti MOS. Dia harus menjalani operasi karena ususnya terlilit. Kondisi kesehatannya memburuk dan harus dipindahkan ke rumah sakit lain. Setelah enam hari dirawat, WJ akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Charitas Palembang, Jumat (19/7) malam.
Baca juga:
Praperadilan Kasus Tewasnya SMA Semi Militer di Palembang Digelar Akhir Juli
Kepala SMA Semi Militer di Palembang jadi Saksi Kunci Kasus Penganiayaan Siswanya
Kasus Dugaan Penganiayaan, Kepala SMA Semi Militer Ngaku Tak Tahu Ada Pemukulan
Tangkal Pelaku Pedofilia, Polrestabes Surabaya Gencar Beri Penyuluhan ke Sekolah
Polisi Segera Tetapkan Tersangka Lain Penganiaya Peserta MOS SMA Semi Militer
Tersangka Penganiaya Siswa SMA Semi Militer di Palembang Ajukan Praperadilan