Callista, bayi kembar idap Alagille Syndrome akhirnya meninggal
Callista Ramadani meninggal pada Minggu (23/11), sekitar pukul 16.00 WIB, di Rumah Sakit Umum Daerah dr Moewardi, Solo.
Callista Ramadani Asanfa salah satu bayi kembar penderita penyakit langka, Alagille Syndrome akhirnya meninggal dunia. Putri pasangan Roberta Fani dan Saryanto tersebut mengembuskan napas terakhir pada Minggu (23/11), sekitar pukul 16.00 WIB, di Rumah Sakit Umum Daerah dr Moewardi, Solo.
Ibunda Callista, Roberta Fani, membenarkan putrinya telah tiada. Ia mengatakan, putrinya tersebut akan dimakamkan di samping Mikaila Natalia Asanfa, saudara kembarnya yang sudah lebih dulu meninggal. Pemakaman kata Fani, akan dilaksanakan, Senin (24/11), pukul 10.00 WIB dari rumah duka, Kampung Tegal Mulyo, Nusukan, Banjarsari, Solo.
"Benar mas, Callista sudah damai di Surga, jam 4 sore tadi di RS Moewardi. Terima kasih atas bantuannya untuk Callista selama ini," ujarnya kepada merdeka.com, Minggu.
Humas RSUD Moewardi Elysa menambahkan, sebelum meninggal Callista siang harinya terlebih dulu dirawat di rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Tengah itu.
"Pasien masuk IGD Muwardi tanggal 23 November 2014, hari ini jam 12.37 WIB. Setelah dirawat nyawa Callista tak tertolong, dan meninggal jam 16.20 WIB," terang Elysa singkat.
Bayi kembar Calista Ramadani Asanfa dan Mikaila Natalia Asanfa, tak lama setelah lahir divonis menderita penyakit langka Alagille Syndrome oleh tim dokter RSUD Moewardi Solo. Selain dirawat di sejumlah rumah sakit di Solo, kedua bayi yang lahir pada 11 Juli 2013 tersebut juga pernah menjalani pengobatan di RSCM Jakarta.
Roberta Fani (29), ibu dari kedua bayi itu bahkan sempat akan membawa anaknya tersebut ke Jepang untuk menjalani operasi transplantasi hati. Namun karena biayanya mahal mencapai Rp 600 juta, niatan tersebut akhirnya ditunda.
Sejak lahir hingga berusia delapan bulan, kedua bayi tersebut telah berkali-kali keluar masuk rumah sakit. Meski biaya pengobatan keduanya ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), tetapi untuk menjalani transplantasi hati, pihak keluarga merasa keberatan dengan biaya yang mencapai Rp 1 miliar. Apalagi keluarga tersebut berasal dari keluarga kurang mampu.