Cara Bupati Ipuk Ikut Pacu Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melibatkan para dokter, perawat, hingga para bidan dalam penanganannya.
Pemkab Banyuwangi terus mendorong penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melibatkan para dokter, perawat, hingga para bidan dalam penanganannya.
“Sama seperti dengan penanganan stunting, upaya penurunan AKI dan AKB tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Diperlukan sinergi dan kolaborasi berbagai pihak dalam penanganannya, baik medis maupun paramedis,” kata Bupati Ipuk, Jumat (27/4).
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Kenapa KIK Pecel Rawon penting bagi Banyuwangi? “Alhamdulillah, satu persatu kita berhasil menginventarisir warisan kekayaan tradisional kita. Kali ini pecel rawon sudah sah diakui berasal dari Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana KAL Sembulungan memperkuat Lanal Banyuwangi? “KAL Sembulungan ini akan memperkuat Lanal Banyuwangi untuk melaksanakan operasi penegakan hukum dan keamanan di laut di Banyuwangi,” ujar Danlantamal V usai serah-terima KAL Sembulungan di dermaga Tanjung Wangi, Kecamatan Kalipuro, Selasa (2/4/2024).
Bupati Ipuk telah menggelar rapat koordinasi percepatan penurunan AKI dan AKB, Kamis (27/4). Rakor yang digelar secara hybrid dari Pendopo Sabha Swagata Blambangan itu diikuti direktur RS pemerintah/swasta, kepala puskesmas, dokter, bidan, serta dokter spesialis Obgyn (SpOG), dan dokter spesialis anak (SpA) se-Banyuwangi.
Pada 2022, terdapat 25 kasus kematian ibu dan 134 kasus kematian bayi. Inilah yang memicu Pemkab Banyuwangi untuk berkomitmen menurunkan angka kematian ibu dan bayi di wilayahnya.
“Ini PR yang harus kita keroyok secara bersama. Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Mari kita samakan persepsi dan menyatukan langkah untuk meningkatkan jejaring, kecepatan, dan kualitas pelayanan kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di Banyuwangi,” kata Ipuk.
Bagi Ipuk, penguatan jejaring antar fasilitas layanan kesehatan sangatlah penting guna mewujudkan layanan kesehatan terintegrasi dari hulu hingga hilir, sehingga masyarakat bisa terlayani dengan baik.
Dari hulu, kata Ipuk, puskesmas sebagai fasilitas layanan dasar bertugas melakukan pelayanan promotif dan preventif. Sementara di hilir, rumah sakit sebagai penerima layanan rujukan bertanggung jawab pada layanan kuratif dan rehabilitatif.
Sebagai langkah promotif dan preventif, Ipuk meminta puskesmas melakukan deteksi dini dan pemantauan ibu dan anak sejak pra nikah, setelah menikah, saat hamil, hingga pasca kelahiran. Sementara untuk peningkatan SDM, Ipuk meminta agar dokter Sp.OG dan Sp.A secara rutin membahas permasalahan kesehatan ibu hamil dan bayi bersama puskesmas.
“Dokter obgyn dan anak saya minta lebih rutin sharing dengan bidan untuk mengatasi masalah-masalah di lapangan. Apakah treatment yang selama ini kita lakukan sudah tepat atau ada yang perlu dibenahi. Jejaring dan kolaborasi penting, sehingga pemicu AKI dan AKB bisa dideteksi dan dicegah sejak dini,” kata Ipuk.
Dalam penanganan ini, pemkab juga melibatkan dr. M. Nasir, Sp.OG (K), yang selama ini banyak menekuni masalah kesehatan ibu hamil dan bayi. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dilibatkan dalam upaya-upaya strategis pengurangan AKI/AKB.
“Yang penting diintervensi adalah kesehatan calon ibu, agar tumbuh kembang janin yang dikandungnya kelak bisa optimal. Misalnya pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil tidak bisa disamaratakan semua, harus melihat riwayat si ibu juga. Kesehatan ibu menjadi faktor penting dan utama untuk sama-sama kita tangani,” kata Nasir.
(mdk/hrs)