Catut nama Menpan, 2 penipu tilep uang kepala daerah Rp 225 juta
Untuk meyakinkan korban-korbannya, pelaku berani memalsukan tanda tangan Yuddy.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membekuk dua pelaku penipuan undangan bodong atas nama Menpan RB, Yuddy Chrisnandi. Keduanya diketahui telah menipu 10 kepala daerah di beberapa wilayah dengan total Rp 225 juta.
"Jadi tanggal 14 Maret 2016, dari staf Kemenpan RB melapor ke kami bahwa telah terjadi penipuan, pemalsuan, kemudian TPPU dengan surat dan tanda tangan Menpan RB yang dipalsukan. Total kami ketahui hingga kini sudah 10 kepala daerah yang ditipu oleh kedua pelaku yakni AS (46) yang merupakan warga Cilincing, Jakarta Utara dan B (30) pria asal Sulawesi Selatan," kata Dir Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Mujiyono, Rabu (16/3).
Mujiyono mengungkapkan, kedua pelaku yang mampu merauk Rp 225 juta ini menjalani aksinya dengan modus membuat surat seolah asli dari Menpan RB, padahal bukan.
AS dan B menawarkan sosialisasi masalah penggunaan anggaran di daerah-daerah ke Jakarta untuk tahun 2016. Namun dalam sosialisasi tersebut, para kepala satuan wilayah atau kepala daerah dipungut biaya antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta.
"Tentunya hal ini akan merusak citra Kemenpan RB, padahal itu enggak benar semua. Syukur dalam waktu dekat, staf Kemenpan RB melapor ke kami, dan sehari kemudian satu tersangka ditangkap di Jakarta yakni AS, kemudian tadi malam kami tangkap lagi 1 tersangka yakni B. Total sudah dua tersangka ditangkap," ujarnya.
Meski tak menjelaskan bagaimana proses penangkapan, Mujiyono menjelaskan kedua pelaku mengaku menjalani perannya masing-masing dengan AS yang menipu dari satu daerah ke daerah lain, sedangkan B yang menyediakan rekening untuk tempat korban mentransfer biaya.
"Dalam penipuan ini, pembagiannya yang menipu mendapat jatah pembagian 80 persen, yang menyediakan rekening jatahnya 20 persen. Itu saja, kalau satu kepala daerah mengirim 100 juta, berarti yang menipu dapat Rp 80 juta, yang meyiapkan rekening Rp 20 juta," ujarnya.
"Nah dalam aksinya, mereka mendapat copyan dari internet, kemudian dari beberapa tanda tangan pejabat dipalsukan, tidak ada pejabat yang terlibat di sini, jadi mereka dapat surat contoh tanda tangan dari internet dan dipalsukan semua. Sampai dengan detik ini pejabat tidak ada yg terlibat. Murni tersangka. Untuk sekarang kami tangkap dua tersangka, namun masih dikembangkan karena kemungkinan pelaku lebih dari dua," paparnya.
Dari tangan keduanya, polisi mengamankan barang bukti berupa enam buah handphone, enam sim card, satu buah laptop, puluhan kartu ATM, dan uang senilai Rp 1,8 Juta.
"Keduanya kami sangkakan dengan Pasal 263 KUHP, Pasal 266 KUHP, Pasal 378 KUHP dan pasal - pasal di TPPU. Dalam hal ini kami imbau kepada pejabat seindonesia, kepala dinas seindonesia yang merasa dirugikan, merasa tertipu, dengan modus operasi seperti ini, silahkan lapor ke kami, maka akan saya sidik sampai tuntas. Untuk saat ini, saya akan kembangkan tersangka yang sudah kita tangkap ini," ujarnya.
"Kalau ada berita, ada telepon, email, surat, tolong jangan langsung percaya, lebih bagus kroscek langsung, tanyakan langsung ke kementerian lembaga itu, kalau sudah pasti silahkan, kalau belum pasti, tanya dulu keabsahan surat itu. Jangan sampai ini terulang kembali," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian PAN RB, Herman Suryatman menuturkan, sampao saat ini ada enam surat bodong yang didapatinya dari para korban sejak April 2015 hingga Maret 2016.
"Laporan kami banyak dari daerah dinas. Sampai saat ini ada 6 surat bodong, mereka para pelaku mengirim surat ke PPK maupun Dinas Badan melalui fax dan email," ujar Herman.
"Sepintas surat asli, namun itu palsu, kami tidak ada kegiatan undangan sosialisasi kebijakan, lokakarya maupun terkait seleksi CPNS dan penyelesaian tenaga honorer, apalagi sampai dipungut biaya. Kami tak pernah melakukan kegiatan dengan pemungutan biaya," tutupnya.
Baca juga:
Waspada, penipuan lowongan kerja malah disuruh beli baju seragam
Tips agar tak tertipu wedding organizer abal-abal
Hari bahagia pasangan ini berantakan karena WO abal-abal
Pakai WO sama saat lamaran, calon pengantin tidak curiga akan ditipu
Tipu 6 pasangan calon pengantin, penipu WO fiktif raup Rp 250 juta
-
Kapan sidang perdana PHPU untuk Anies-Cak Imin? Pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Timnas AMIN, serta Tim Hukum hadir dalam sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 Mahkamah Konstitusi hari ini, Rabu (27/3).
-
Apa yang dimaksud dengan Pendap? Provinsi Bengkulu memiliki sajian kuliner lezat dengan bahan dasar daging ikan yang bernama Pendap. Ya, makanan khas yang cukup populer ini sejenis pepes yang dilapisi bumbu kaya rempah.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Siapa Paulus Pandjaitan? Paulus putra dari Menko Luhut ini ternyata mengikuti jejak ayahnya yang meniti karier di bidang kemiliteran. Siapa yang tak kenal Luhut Binsar Pandjaitan? Selain menjabat sebagai Menteri Menko Marves, ia juga memiliki karier mentereng di bidang kemiliteran. Anak sulungnya, Paulus Pandjaitan rupanya mengikuti jejak karier sang ayah.