Cerita Bupati Cellica Selama Diisolasi hingga Dinyatakan Sembuh Covid-19
Dalam sebuah diskusi interaktif via daring Cellica membagikan pengalamannya menjadi pasien Covid-19 beberapa waktu lalu.
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, menjadi pasien positif COVID-19 pertama di Karawang yang dinyatakan sembuh. Hal itu diketahui setelah hasil tes swab kedua di Balitbangkes Kemenkes RI dinyatakan tetap negatif.
Dalam sebuah diskusi interaktif via daring Cellica membagikan pengalamannya menjadi pasien Covid-19 beberapa waktu lalu. Dia mengakui, ada banyak perasaan negatif yang muncul ketika pertama kali mendengar kabar bahwa dirinya positif.
-
Apa benda peninggalan dari Kerajaan Tarumanagara yang ada di Karawang? Salah Satu Peninggalan Tarumanagara Adalah Percandian Batujaya di Karawang.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Di mana Kota Semarang berada? Kota Semarang terletak berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Demak di bagian timur, Kabupaten Semarang di bagian selatan, dan Kabupaten Kendal pada bagian barat.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
"Manusiawi ketika dinyatakan positif pasti kaget, pasti sedih, bingung. Tapi saya kan harus memberikan contoh yang baik pada semua orang. Jadi saat itu saya harus lebih tegar harus menerima takdir dan ketetapan yang Allah kasih," kata dia, Jumat (17/4).
Karena itulah, dalam perasaan yang campur aduk itu, dia berupaya untuk memberikan semangat kepada orang lain, yakni anak-anak buahnya yang juga positif Covid-19. Dia bahkan mengontak mereka secara pribadi untuk memberikan penguatan dan motivasi.
"Saya teleponin orangnya satu-satu. Saya kasih semangat mereka supaya mau dirawat. Walaupun berat ya. Jujur perlu waktu. Tidur susah, kepikiran yang macam-macam. Saya sampai nggak mau ngeliat media. Saya pas liat Instagram itu maunya lewat cerita tentang yang jelek-jelek. Saya liatnya cepat-cepat karena itu mempengaruhi pola pikir saya," ungkapnya.
Pada Selasa (24/3) malam Cellica pun menjalani perawatan di Rumah Sakit. Perawatan dilakukan selama 20 hari sesuai dengan protap yang telah ditetapkan. Dia pun menyampaikan obat-obatan apa saja yang mereka terima selama masa perawatan tersebut.
"Saya Selasa malam berangkat ke RS kurang lebih 20 hari di rumah sakit seperti protap yang diberikan oleh semua pasien Covid-19 kami diberikan yang pasti obat antivirus, terus antibiotik karena dikhawatirkan ada penyebaran kuman-kuman bakteri di paru-paru kami. Juga vitamin C, tapi tahap awalnya dosis tinggi. Kita pakai intra Vena di infus, hari kedua dan seterusnya kami minum vitamin C oral," jelas dia.
Dalam masa perawatan itu lah, Cellica kerap berdiskusi dengan tim medis yang paham soal Covid-19. Dari hasil diskusi tersebut, lanjut dia, ternyata kondisi psikis juga amat berpengaruh dalam menghadapi penyakit yang disebabkan virus SARS-Cov-2 tersebut.
"Saya berdiskusi dengan Prof Renaldi, profesor di RS persahabatan yang memonitor semua Covid-19 di Indonesia. Dia bilang yang terpenting adalah pola pikir kita berpositif thinking, dan konsumsi vitamin itu bukan vitamin berupa tablet yang baik itu, tapi lebih baik kita mengkonsumsi buah-buahan yang seperti jeruk, pisang, mangga, dan lain sebagainya. dan saya lakukan itu," ujar dia.
"Selama isolasi pun jelas kita konsumsi buah-buahan dan juga medis. Tapi yang terpenting adalah saya menggunakan pendekatan secara vertikal dengan yang mahakuasa," imbuhnya.
Tinggal dalam ruang perawatan tidak berarti tanpa kegiatan yang bermanfaat. Dia mengaku tetap menjalankan tugas sebagai kepala daerah. Dengan bantuan perangkat komunikasi, Cellica tetap berupaya memantau daerahnya dari balik ruang perawatan.
"Di dalam pun ada kegiatan seperti membaca buku bahkan saya masih pimpin rapat via telepon. Karena kondisi saya Alhamdulillah baik sehingga saya tetap memonitor pekerjaan yang ada di Kabupaten Karawang dan saya memonitor satuan Gugus Tugas di Kabupaten Karawang," ujar dia.
Menurut dia, ada banyak hal yang dia ambil dari pengalaman menjadi pasien Covid-19. Ada banyak kegiatan produktif yang memperkaya dirinya sebagai pribadi sepanjang masa perawatan.
Lebih banyak waktu untuk beribadah, waktu beristirahat karena saya biasanya pergi pagi pulang malam, terus punya waktu untuk tambah ilmu dengan baca buku," terang dia.
Selain itu, momen tersebut, kata dia, menjadi saat untuk mendekatkan diri dengan keluarga. Seperti orang tua maupun buah hati.
"Sekarang tiap hari vc ayah saya telepon adik saya, anak-anak telepon. Ketika mereka ngomong kapan pulang, itu menjadi semangat itu energi positif yang saya dapatkan dari lingkungan dari orang-orang terdekat. Teman SD telepon, teman SMP yang udah lama nggak ketemu, telepon semua sahabat lama," tandasnya.
Baca juga:
Lima Pasien Positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya Dinyatakan Sembuh
Tiga Pasien Positif Virus Corona di Yogyakarta Sembuh
Bertambah 4, Total Pasien Positif yang Sembuh di Bali 36 Orang
Pasien Covid-19 di Samarinda Sembuh, Total Sembuh di Kaltim Jadi 11 Orang
Pemerintah: Jangan Diskriminatif Terhadap Pasien Covid-19 yang Sudah Sembuh