Cerita Dewa Selamatkan Ratusan Warga Kupang Saat Badai Seroja
Badai Seroja yang menerjang sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (4/4) lalu masih menyisakan duka dan trauma bagi sejumlah korban. Saat kejadian, Muhammad Mansyur Dokeng alias Dewa berhasil menyelamatkan nyawa ratusan warga Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Badai Seroja yang menerjang sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (4/4) lalu masih menyisakan duka dan trauma bagi sejumlah korban. Saat kejadian, Muhammad Mansyur Dokeng alias Dewa berhasil menyelamatkan nyawa ratusan warga Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Bukan karena mempunyai kekuatan super seperti cerita hikayat dahulu kala, namun karena Dewa memahami dengan baik ilmu mitigasi yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat mengikuti Sekolah Lapang Geofisika Cuaca Nelayan pada tahun 2019.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Siapa Aty Kodong? Aty Kodong dikenal sebagai runner-up Dangdut Academy yang berhasil meningkatkan perekonomiannya.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan Klenteng Sian Djin Ku Poh dibangun? Dibangun tahun 1770, rumah ibadah ini memiliki arsitektur megah khas budaya Tionghoa.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
Ilmu yang diserap dengan baik itu, ia manfaatkan saat terjadi Badai Seroja. Informasi tentang akan terjadinya badai yang dikirim dalam grup WhatsApp oleh BMKG, kemudian dia jelaskan kepada teman-temannya yang berprofesi sebagai nelayan.
Setelah menjelaskan bahwa Siklon Seroja akan melanda dengan kecepatan angin 30-40 knot, dan ketinggian gelombang mencapai 4-6 meter, Dewa bersama para nelayan dan masyarakat sekitar bersepakat untuk mengungsi dan membangun posko, dengan radius 200 meter dari bibir pantai.
Dewa dipercayai sebagai ketua posko, agar bisa mengorganisir masyarakat, dengan ilmu maupun informasi terbaru yang didapat.
"Syukur alhamdulillah karena semua masyarakat dan teman-teman nelayan mengikuti arahan saya, sehingga kita selamat semua," kata Dewa kepada wartawan, Kamis (29/7).
Informasi yang didapat sejak awal dari BMKG membuat Dewa dan masyarakat, serta nelayan Oesapa bersyukur. Walaupun harta benda mereka jadi taruhan, namun nyawa mereka terselamatkan.
Dewa kaget ketika diinformasikan bahwa namanya mendapatkan Anugerah BMKG sebagai tokoh inspiratif.
"Ini sudah tugas saya sebagai ketua komunitas dan tokoh nelayan yang ada di Oesapa. Pengetahuan yang saya dapat, saya harus manfaatkan," ungkapnya.
Dewa berterima kasih kepada BMKG karena sudah secara terbuka mau bermitra dengan berbagi ilmu pengetahuan kepada masyarakat, khususnya nelayan.
"Dengan informasi terbaru yang disampaikan BMKG, saya langsung teruskan ke para nelayan yang ingin beraktivitas. Jika cuacanya buruk, semua nelayan batalkan aktivitas tangkap mereka, kalau cuaca baik mereka lanjut melaut," ujar Dewa.
Dewa berharap kepada pemegang kebijakan baik eksekutif maupun legislatif, agar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan dapat digelar lagi agar nelayan maupun masyarakat umum, bisa memitigasi diri dan keluarga saat terjadi bencana.
Baca juga:
Ketua DPRD Alor Ungkap Saat Diminta Salurkan Bantuan oleh Mensos Risma
Mensos Targetkan Pemulihan NTT Usai Terdampak Siklon Seroja Dimulai Bulan Juni
Bupati Alor Murka, Umpat Menteri Risma dan Usir Dua Anak Buahnya
Beredar Video Bupati Alor Marahi Anak Buah Mensos Risma karena Penyaluran Bantuan
Danau yang Terbentuk Akibat Siklon Seroja Mengering, Warga Manfaatkan untuk Bertani
25 Kepala Keluarga Korban Banjir NTT Masih Tempati Lokasi Pengungsian