Cerita Jenderal polisi rajin beri uang buat anak buah beli seragam
Cerita Jenderal polisi rajin beri uang buat anak buah beli seragam. Cara itu dilakukan Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis. Jenderal bintang dua ini kerap memberikan uang langsung dari dompetnya kepada bawahannya. Ia mengaku miris saat melihat seragam anak buahnya kusam.
Beragam cara dilakukan seorang pemimpin agar dekat dengan bawahan. Seperti dilakukan Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis.
Jenderal bintang dua ini kerap memberikan uang langsung dari dompetnya kepada bawahannya. Fulus itu diberikan Idham bukan tanpa sebab.
Ia mengaku miris saat melihat seragam anak buahnya kusam. Uang itu diberikan cuma-cuma agar sang anak buah membeli seragam baru.
Aksi 'saweran' dilakukan Idham Azis salah satunya saat memimpin apel pagi di Mapolres Jakarta Barat. Selesai apel, dia mendatangi barisan anak buahnya dan menyalami mereka satu per satu.
Dari sejumlah orang, ada satu anggota menarik perhatian mantan Kadiv Propam Polri itu. Dia melihat seragam anak buahnya telah lusuh. Dia pun menyarankan untuk segera diganti. Tak sekadar menyuruh, Idham sigap mengambil dompet di saku belakang celananya.
Kemudian dia mengambil beberapa lembar uang dan memerintahkan anak buahnya segera membeli seragam baru. Peristiwa itu terjadi awal September 2017 lalu hingga menjadi viral di media sosial.
Teranyar, Idham Azis kembali merogoh kocek dari kantong pribadinya saat memimpin langsung upacara Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH) dua anggotanya di lapangan Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Dalam kesempatan itu, Idham Azis juga memberikan penghargaan terhadap delapan anggota.
Pada saat pemberian penghargaan, Idham terlihat mengeluarkan dompet pribadinya dan memberikan beberapa lembar uang kepada salah satu anggota yang berprestasi. Uang itu diberikan agar anggota tersebut membeli seragam baru.
"Ah itu kan hanya kepedulian, masa anggota bajunya beler kan enggak bagus. Masa Kapoldanya bajunya bagus tapi anak buahnya enggak bagus," kata Idham di lokasi, Rabu (18/10).
Dia tak mengetahui persis alasan anak buahnya tersebut memakai seragam kusam. Namun dia menduga, anggota tersebut sengaja pakai baju kusam agar mendapat uang dari dirinya.
"Mungkin dia belum dapat jatah dari Karolop nanti saya tanyakan Karolopnya. Atau mungkin anggotanya ini tahu mau ketemu kapolda jadi pakai baju yang beler sengaja biar dikasih duit," ujarnya seraya tertawa.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Mengapa anggota Polri ini diwisuda di Turki? Dia bersama 86 peserta didik internasional menjalani wisuda usai mengikuti kegiatan Capacity Building “The First Level Police Chief Training and The Non Thesis Master Degree” selama dua tahun.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
Baca juga:
Kapolda Metro Jaya janjikan kenaikan jabatan bagi anggota berprestasi
Lihat seragam anak buahnya kusam, Kapolda Metro kembali berikan uang
Kapolda Metro beri penghargaan 8 anggotanya, 2 polisi dipecat
Cerita anggota Polri buatkan rumah warga sampai dapat penghargaan dari Kapolri
Tim Jumat Barokah Polres Pekanbaru, polisi pemberi bantuan warga miskin
Kapolri: Jenderal (Purn) Awaludin berjasa tanamkan dasar polisi modern
Salut, bakti Bripka Andarias demi anak-anak Papua yang cerdas