Cerita Korban Cikibul di Tasik Sempat Muntah Bercampur Darah
Wiwin mengatakan bahwa anaknya saat itu membeli cikibul di depan sekolah sebelumnya kegiatan belajar mengajar dimulai.
Ciki ngebul (Cikibul) saat ini tengah menjadi perhatian semua pihak setelah adanya sejumlah anak yang mengalami gejala keracunan usai mengkonsumsinya yang diduga berasal dari nitrogen cairnya. Salah satu orang tua korban menceritakan kondisi anaknya saat mengalami gejala keracunan usai mengkonsumsi cikibul.
I (13), adalah salah satu dari puluhan anak di Jawa Barat asal Leuwisari, Tasikmalaya yang sempat mengalami gejala keracunan usai mengkonsumsi cikibul. Wiwin (30), ibunda I menceritakan kronologi anaknya saat mengalami gejala keracunan pada Selasa, 15 November 2022.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
Wiwin mengatakan bahwa anaknya saat itu membeli cikibul di depan sekolah sebelumnya kegiatan belajar mengajar dimulai. "Harganya Rp2 ribu. Anak saya saat itu beli dua," katanya.
Wiwin menjelaskan bahwa cikibul adalah makanan berupa ciki warna warni yang diberi toping susu kental manis kemudian disiram cairan nitrogen agar mengeluarkan asap. Ia menilai bahwa ciki yang dimakan anaknya biasa pada umumnya, tidak ada yang aneh.
"Biasanya kalau beli cikibul itu tidak ada sisa air (nitrogen)nya. Pas beli waktu itu ada sisanya dan diminum," jelas Wiwin.
Usai meminum cairan nitrogen itu, diungkapkan Wiwin, anaknya saat itu langsung mengalami sakit perut. Meski begitu anaknya tetap masuk ke ruangan kelas 6 untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Saat sudah berada di dalam kelas, rupanya I diduga mengalami gejala keracunan berupa muntah-muntah. Tidak hanya itu saja, anaknya juga diketahui mengeluarkan darah saat muntah itu.
Ternyata, diungkapkan Wiwin, yang mengalami gejala keracunan bukan hanya anaknya saja. Ada enam orang lainnya yang juga merasakan hal yang sama, mulai pusing, mual, dan muntah yang diduga mereka juga menyantap cikibul.
Pihak sekolah pun kemudian membawa ketujuh anak tersebut ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan dan tindakan medis. “Saat itu pihak puskesmas merujuk anak saya untuk dibawa ke rumah sakit SMC (Singaparna Medika Citrautama) dan harus menjalani perawatan dan yang lainnya nggak,” ungkapnya.
Saat anaknya dirawat di RS SMC, I tidak betah dan akhirnya tidak sampai menginap di rumah sakit. Pulang dari rumah sakit kondisi anaknya berangsur membaik, namun di hari ketiga mengalami diare kemudian dibawa lagi ke dokter.
“Pas dibawa ke dokter katanya tidak apa-apa. Kemungkinan diarenya itu sisa-sisa dari sebelumnya. Anak saya istirahat kurang lebih sepekan, dan akhirnya gejala yang dialami semakin hilang,” sebutnya.
Pasca insiden tersebut, saat ini kondisi anaknya sudah kembali normal. Namun sesekali I mengalami sakit perut dan kembung dan Wiwin mengaku tidak tahu apa penyebabnya karena sebelum mengalami gejala keracunan tidak pernah mengalami hal tersebut.
“Seperti masuk angin. Jadinya sama saya dikasih minyak angin. Sampai saat ini memang belum pernah membawa lagi anak saya ke dokter untuk memeriksakan kondisinya. Saya mikirnya masuk angin biasa saja,” katanya.
Hebohnya kembali kasus ciki ngebul, diakui Wiwin membuatnya sangat khawatir. Harapannya, anaknya kembali diperiksa untuk memastikan bahwa anaknya memang tidak hal-hal yang harus dikhawatirkan.
“Saya sekarang lebih protektif kalau anak saya jajan, jadi lebih diawasi agar tidak terulang lagi kejadian. Sekarang juga memang di daerah sini sudah tidak ada yang jualan itu (ciki ngebul),” sebutnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat melakukan kunjungan ke salah satu sekolah dasar (SD) di Tasikmalaya beberapa waktu lalu meminta pihak sekolah untuk mengawasi pedagang yang ada.
“Jadi jangan dibiarkan. Kalau mereka berdagang, harus ditanya makanannya apa, bahannya bagaimana. Kedua, pihak puskesmas harus melakukan pemantauan terhadap pedagang, minimal satu bulan sekali makanan yang dijual di sekolah-sekolah di sampel dan dites bahannya berbahaya atau tidak,” ucapnya.
Uu mengatakan bahwa dengan adanya kejadian keracunan cikibul semua harus mengambil hikmah untuk wasada dan meningkatkan pengawasan makanan. “Harapan kami, seluruh pedagang yang ada harus ikut penyuluhan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Ini penting, agar mereka tahu bahan yang layak dikonsumsi dan tidak,” katanya.
Hal lainnya yang juga ditekankan adalah agar di Jawa Barat tidak ada lagi yang berjualan ciki ngebul karena berbahaya. Bila ada, agar ditegur dan dilarang berdagang. “Saya melarang jualan ciki bul dalam bentuk apapun. Karena jelas dari kesehatan berbahaya,” pungkasnya.