Cerita mata sipit & kulit putih orang Palembang
Sejarah lain menyebutkan, perkawinan antara warga pribumi dan Tionghoa itu sudah ada sejak kedatangan Panglima Chengho.
Warga Palembang dikenal luas memiliki ciri fisik seperti orang China yang bermata sipit dan berkulit putih. Ciri khas tersebut ternyata berkesesuaian dengan kisah pada zaman dahulu.
Sejarawan dan budayawan Ali Hanafiah menjelaskan, pada awalnya orang-orang China yang masuk ke Palembang berdiam di Sungai Musi dengan membangun rumah rakit. Kemudian, Sultan Mahmud Badaruddin I yang memimpin Kesultanan Palembang Darussalam antara 1724-1757, menikahi putri kerajaan China dan memiliki anak keturunan.
-
Apa itu Imlek? Imlek juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek atau Tahun Baru Cina. Imlek adalah perayaan tahun baru tradisional yang dirayakan oleh masyarakat etnis Tionghoa di berbagai belahan dunia.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kapan Imlek dirayakan? Perayaan Imlek jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, sesuai dengan penanggalan lunar, dan dirayakan selama 15 hari, dimulai dari tahun baru dan berakhir dengan festival lentera.
-
Apa yang menjadikan Pemilu 2004 bersejarah bagi Indonesia? Pemilu 2004 adalah pemilu yang bersejarah bagi Indonesia. Karena untuk pertama kalinya, rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka, tanpa campur tangan dari lembaga perwakilan.
-
Kenapa tang yuan menjadi hidangan khas saat Imlek? Pada perayaan Imlek, tangyuan melambangkan keberuntungan dan harapan untuk tahun yang lebih baik.
-
Kapan Tahun Baru Imlek dirayakan? Selamat Tahun Baru Imlek! Semoga tahun ini membawa kebahagiaan, kesehatan, dan kemakmuran yang melimpah kepada kita semua. Semoga keluarga dan sahabat kita dianugerahi keberuntungan dan kesuksesan dalam setiap langkah hidup.
Pernikahan sang sultan itu diikuti para bangsawan kesultanan lain sehingga menyebar ke masyarakat biasa. Perkawinan berbeda suku dan ras tersebut membuat fisik anak keturunannya mirip etnis Tionghoa.
"Kalau dibilang orang Palembang itu kebanyakan sipit dan putih, wajar. Karena hasil perkawinan sultan dan putri Tionghoa," ungkap Ali, Jumat (5/2).
Sejarah lain menyebutkan, perkawinan antara warga pribumi dan Tionghoa itu sudah ada sejak kedatangan Panglima Perang Chengho yang diutus penguasa China datang ke Palembang pada tahun 1407.
Lamanya berada di Palembang membuat prajurit Chengho menikah dengan wanita-wanita pribumi. Tujuannya juga untuk menyebarkan agama Islam di Bumi Sriwijaya.
Meski tidak diketahui jumlah keturunan Tionghoa yang kini berdiam di Palembang, namun Ali menyebutkan keberadaan mereka cukup dominan. Seperti di daerah-daerah lain, mayoritas berprofesi sebagai pedagang.
"Karena tidak ada gesekan ras dan agama, membuat keturunan Tionghoa betah di Palembang sampai sekarang," pungkas pria asal Palembang asli itu.
(mdk/hhw)