Cerita siswi Pramuka bertahan hidup saat tersesat di hutan Kalimantan
Satu per satu peserta masuk ke tengah hutan. Hingga mereka bertemu para pembina. Namun Matahari mulai tenggelam. Hari mulai gelap, tertutup pepohonan rapat. Mereka akhirnya memutuskan bermalam di tengah hutan.
Lima belas siswi Pramuka yang tersesat di hutan Kutai Kartanegara, sejak Minggu (29/4), akhirnya ditemukan selamat Senin (30/4) sore. Merdeka.com ikut menembus perjalanan lebih dari 25 kilometer dalam proses pencarian para siswi Pramuka yang hilang.
Sekitar pukul 15.48 Wita, tangis pecah dari peserta siswi Pramuka usai bertemu dengan tim SAR gabungan yang mencari mereka sejak dini hari tadi. Mereka tidak bisa menutupi rasa haru karena berhasil selamat usai tersesat di hutan lebih dari 24 jam.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa orang pingsan? Pingsan adalah kondisi sementara di mana seseorang kehilangan kesadaran karena penurunan aliran darah ke otak.
-
Di mana patung-patung perunggu ditemukan? Para arkeolog menggali pemandian air panas kuno di luar Siena, Italia, sejak tahun 2019.
-
Kapan patung-patung perunggu itu ditemukan? Namun, baru bulan lalu, muncul pecahan kecil yang tidak teridentifikasi dari genangan lumpur dan air.
-
Apa itu pelangi? Pelangi merupakan sebuah fenomena alam yang terlihat begitu indah dan ajaib. Dengan dicirikan memiliki tujuh warna yang berbeda, pelangi mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya.
Terik matahari menyengat. Langkah siswa dan siswi Pramuka tampak gontai. Fisik mereka terkuras. Kaos berwarna biru lengan panjang yang mereka kenakan, kotor berlumpur. Sepatu yang mereka pakai juga penuh lumpur. Mereka langsung duduk di semak belukar. Lagi-lagi tangis pecah dan mereka kembali berpelukan. Diantaranya, juga ada keluarga yang mengikuti proses pencarian.
Petugas SAR gabungan berlarian kecil, bergegas memapah 4 siswi diantaranya menggunakan tandu dan masuk ke dalam ambulan. Empat siswa itu benar-benar kelelahan, lantaran dehidrasi berat.
Dua diantaranya sempat berbagi cerita. Mulai dari awal mereka tersesat dan ketakutan yang menghantui. Untuk bertahan hidup, mereka mengandalkan bekal yang masih tersisa. Mereka makan roti sisa dan minum air dari parit. Salah satunya Siti Fatimah. Siswi Pramuka asal kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
"Kemarin, kita jalan masuk hutan. Disuruh ikuti pita pink (merah muda) di dalam hutan sama kakak panitianya. Terus jalan sampai tengah hutan," kata Siti saat berbagi cerita dengan merdeka.com.
Di awal perjalanan memasuki hutan, mereka sempat bertemu dengan warga. Mereka sempat bertanya pada warga namun jawabannya justru membingungkan. Sehingga mereka terus melanjutkan perjalanan di dalam hutan. Berbekal instruksi dari para pembina. "Kita terus ikuti pita pink," sebut Siti.
Satu per satu peserta masuk ke tengah hutan. Hingga mereka bertemu para pembina. Namun Matahari mulai tenggelam. Hari mulai gelap, tertutup pepohonan rapat. Mereka akhirnya memutuskan bermalam di tengah hutan.
"Jadi sepakat sebelum Maghrib, bermalam di hutan saja daripada terus jalan. Soalnya, alat penerangan sudah mulai redup," ujar Siti.
Ternyata mereka kehabisan logistik. Tapi mereka harus bertahan dengan logistik yang tersisa.
"Kami kehabisan makan. Jadi sempat makan roti kecil-kecil, dipotong sedikit-sedikit. Kita juga minum air di hutan, air di parit," kenang Siti.
Bermalam di hutan jadi pengalaman baru bagi 15 peserta yang umumnya adalah perempuan. Mereka tak bisa menyembunyikan rasa takut meski ada pembina di tengah mereka.
"Sempat merasa kalau kita ini pasti dicari. Namanya kita sudah ketakutan. Tapi ada kakak dari tunas kelapa bilang, kalau kita pasti selamat. Kakak kasih tenang kita," terang Siti lagi.
Siswi lainnya, Rica Andriani berbagi cerita yang sama. "Iya kak, kita ikutin pita pink. Makanan pun dari sisa sisa itu yang dimakan," kata dia.
Baca juga:
Sempat hilang, 15 siswa Pramuka ditemukan selamat di hutan
Diduga salah jalur, 15 siswa Pramuka hilang di hutan Samarinda dan Kutai Kartanegara
Jenazah Andrey Voytech pendaki Slovakia dikremasi di Semarang
2 Pendaki Gunung Dempo Pagaralam pingsan lalu hilang
Ini kisah mengharukan dari penemuan jasad pendaki dan pesan untuk suaminya