Cerita suka duka mereka yang lahir pada tahun kabisat
Ada yang merasa dilimpahkan anugerah, adapula yang tak sudi lantaran harus merayakan hari lahir empat tahun sekali.
Tahun kabisat 2016 diprediksi membawa keberkahan dan keistimewaan tersendiri di wilayah Indonesia. Pasalnya, dalam waktu dekat akan ada fenomena alam yang terjadi yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan.
Tidak hanya soal fenomena alam, suka duka mereka yang dilahirkan dalam tahun kabisat sangat bervariasi. Ada yang merasa dilimpahkan anugerah, adapula yang tak sudi lantaran harus merayakan hari lahir empat tahun sekali.
Muhammad Sulthonuddin, pria asal Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengaku hidupnya penuh dengan keberkahan karena dilahirkan di tanggal 29 Februari 1984. Alasannya cukup sederhana, orang sekitar menyayangi dia tanpa alasan.
"Ya enggak tau ya, cuma disayang banyak orang saja," kata Udin, panggilan akrabnya, Kamis (25/2).
Mengenai susah senang dalam menjalani kehidupan, kata Udin tidak ada kaitannya dengan tahun kabisat. Hal ini diutarakannya karena kehidupan para tetangga dan kerabat yang lahir pada tanggal biasa tak jauh beda dengan dia.
"Sama aja dengan yang lain," tambah Udin.
Namun ada hal yang membuat Udin merasa unik dari orang-orang sekitar. Ulang tahun yang harus dirayakan empat tahun sekali menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Tidak perlu mengikuti orang pada umumnya, kedatangan tanggal lahir dalam waktu yang cukup lama membuatnya merasa bersyukur tiada henti.
"Kan jarang yang kayak gitu," ujar dia.
Dikutip dari brilio.net, salah seorang mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI), Firda mengaku bingung kapan merayakan ulang tahunnya. Mengingat tanggal 29 Februari tidak selalu datang setiap tahun.
"Saat berulang tahun kadang saya juga bingung kapan mau merayakannya, tanggal 28 Februari kah atau 1 Maret. Tapi bukan cuma saya yang kebingungan. Teman-teman saya pun kadang bingung mau ngasih kejutan di tanggal yang mana," cerita sambil tertawa geli.
Berbeda dengan Firda, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dita merasa enjoy dengan usianya. Meski waktu terus berjalan, perayaan ulang tahun dengan rotasi waktu empat tahun membuatnya merasa lebih muda dari temen-temennya.
"Kalau aku sih sih ngerasa muda terus ya, jadi tuh usiaku udah 20 tahun tapi aku baru ngerayain ulang tahunku yang ke-4. Unik lah, meski kadang waktu kecil aku juga dapat ledekan dari temen-temenku katanya tahun ini kelahiranku ditunda soalnya nggak ada kalender," ujar dia.
Sementara Rio, mahasiswa Stikes Aisyah yang juga lahir pada tanggal 29 Februari mengaku sering marayakan ulang tahun pada tanggal 28 Februari atau 1 Maret. Perayaan yang bukan pada tanggal lahirnya tak membuat dia merasa aneh.
"Saya biasanya ngerayain ulang tahun pergantian antara 28 Februari dan 1 Maret, kesannya sih tetap seru. Tapi kadang kalau tahun itu kabisat dan ada 29 Februarinya. Saya malah dapat hadiah dan kue yang banyak, kata mereka nembus dosa 4 tahun sebelumnya, kan lucu," kata Rio.
Baca juga:
Asal mula tahun kabisat
Tahun kabisat 2016, ini fenomena alam yang terjadi
Fakta menarik 29 Februari
-
Apa itu tahun kabisat? Untuk menjaga keakuratan kalender, satu hari tambahan ditambahkan ke Februari setiap empat tahun sekali. Tahun ini biasa disebut sebagai tahun kabisat, atau leap year.
-
Siapa yang memperkenalkan tahun kabisat? Metode penambahan satu hari ekstra setiap empat tahun, yang dikenal sebagai tahun kabisat, pertama kali diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 Masehi.
-
Kenapa usia kendaraan di Jakarta mau dibatasi? Pembatasan usia kendaraan bertujuan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Kendaraan tua umumnya menghasilkan emisi yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan baru. Ini disebabkan oleh teknologi mesin yang sudah ketinggalan zaman dan kurang efisien.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa kita membutuhkan tahun kabisat? Tahun kabisat diperlukan untuk menjaga agar kalender kita tetap sejalan dengan rotasi Bumi mengelilingi Matahari. Tanpa tahun kabisat, musim akan bergeser seiring berjalannya waktu.