Cerita Suminah Usia 103 Tahun Berangkat Haji Tanpa Pendamping
Suminah tergabung dalam kloter 90 yang merupakan gabungan dari Kabupaten Kudus dan Rembang. Tiba sekitar pukul 8.00, ia kemudian masuk gedung Jeddah untuk prosesi serah terima jemaah dan pemeriksaan administrasi dan kesehatan.
Usia bukanlah halangan seseorang untuk beribadah ke Tanah Suci. Seperti dilakukan seorang nenek asal Kabupaten Rembang Jawa Tengah bernama Suminah binti Sadami, yang telah berusia 103 tahun.
Suminah yang tiba di Embarkasi Solo hari ini, menjadi calon haji (calhaj) tertua di Jateng dan Yogyakarta. Selasa (20/6) pagi masuk Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Bahkan ia berangkat ke tanah suci tanpa didampingi keluarga.
-
Kapan jemaah haji melempar jumrah? Prosesi ini dilakukan pada hari-hari tertentu dalam perjalanan haji.
-
Kapan jemaah haji Indonesia di Madinah berangkat ke Mekkah? Sebanyak 22 kloter jemaah haji Indonesia yang ada di Madinah berangkat menuju Mekkah pada Selasa (21/5).
-
Mengapa jumlah jemaah haji yang meninggal tahun 2023 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya? Jumlah jemaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo menyebutkan jumlah jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meninggal dunia dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.
-
Kapan jemaah haji Indonesia dijadwalkan berangkat ke Arab Saudi? Kloter pertama jemaah haji Indonesia dijadwalkan akan berangkat ke Arab Saudi pada 12 Mei 2024 lalu.
-
Kapan jemaah haji tersebut diberangkatkan? Tapi, tadi dia sudah diberangkatkan bersama dengan jemaah haji Kloter 11 asal Maluku Utara,"
-
Mengapa jemaah haji melempar jumrah? Melempar jumrah merupakan gambaran umat Islam yang sedang melawan setan, nafsu yang disebabkan olehnya, dan melawan segala keburukan yang dibisikkan setan.
Suminah tergabung dalam kloter 90 yang merupakan gabungan dari Kabupaten Kudus dan Rembang. Tiba sekitar pukul 8.00, ia kemudian masuk gedung Jeddah untuk prosesi serah terima jemaah dan pemeriksaan administrasi dan kesehatan.
Saat turun dari bus nenek yang dikaruniai 3 putra, 7 cucu dan 6 cicit bisa berjalan sendiri. Dengan digandeng oleh Ketua Rombongan Hendro Tanoko, ia berjalan kaki tanpa bantuan kursi roda.
"Rombongan kami memang ada 6 yang menggunakan kursi roda, tapi kondisi bu Suminah ini sehat bugar. Meskipun usianya sudah 103 tahun, tapi kondisinya masih sigrak (semangat), luar biasa," ujar Hendro, Karom 4 dari kloter 90.
Suminah yang tercatat sebagai warga Desa Pengkol, RT 4 RW 3 Kecamatan Kaliori, Rembang itu tidak memiliki riwayat penyakit. Kesehariannya dulu sebagai petani.
"Bu Suminah ini tidak punya riwayat sakit, pendengaran masih bagus, Dulu pekerjaannya petani," kisah Hendro.
Hendro membenarkan jika Suminah berangkat haji sendiri tanpa pendamping dari pihak keluarga. Pihak keluarga hanya menitipkan kepada petugas.
"Beliau sendiri (tidak didampingi keluarga), pendamping dari Karom dan nanti petugas saja. Keluarga sudah menitipkan kepada kami, 5insya Allah kami siap mengawal," katanya.
Kloter 90 dari Kabupaten Kudus dan Rembang masuk Asrama Haji Donohudan Selasa pagi pukul 09.00 WIB. Mereka diterbangkan ke Tanah Suci pada pukul 10.55 melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo.
Meski berusia diatas 100 tahun, Suminah terlihat sehat dan bugar. Bahkan saat turun dari bus di Asmara Haji Donohudan ia lakukan sendiri tanpa bantuan petugas atau keluarga. Dia hanya berjalan digandeng oleh Ketua Rombongan 4 kloter 90. Dia nampak sumringah dan senang, bahkan sesekali melempar senyum di hadapan awak media.
"Alhamdulillah remen (seneng bisa berangkat haji)," ucap Suminah di sela pemeriksaan kesehatan dan administrasi di Gedung Jeddah Asrama Haji Donohudan Boyolali.
Suminah mengatakan, masih sangat sehat untuk menjalankan rukun Islam kelima. Dia mengungkapkan kesehatannya terjaga lantaran hanya makan nasi dan sayuran.
"Dahar (makan) hanya nasi dan sayuran, makanan sehat. Obat dan jamu ndak ada, dari dokter saja," jelasnya.
Suminah mengaku mendaftar haji sejak tahun 2015 lalu. Untuk bisa berangkat ke Arab Saudi, ia terpaksa menjual 4 ekor sapi piaraannya.
"Sapinya 6, dijual 2 laku Rp 17 dan Rp 15 juta untuk daftar. Jual lagi untuk sangu (uang saku)," kisahnya
Dia sebenarnya dijadwalkan berangkat haji pada 2020. Namun Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, menyebabkan keberangkatannya tertunda hingga tahun ini.
"Persiapannya sehat saja. Nanti di Tanah Suci saya berdoa, semoga anak cucu saya bisa naik haji," katanya lagi.
Humas PPIH Embarkasi Solo Gentur Rachma Indriadi menambahkan, jemaah haji tertua Embarkasi Solo Suminah (103) sudah masuk asrama tergabung kloter 90 dari Rembang dan Kudus. Jemaah tersebut sudah lolos pemeriksaan kesehatan oleh petugas.
"Sudah masuk bersama kloter 90 SOC, Alhamdulillah saat dicek kesehatan secara menyeluruh baik layak terbang. Beliau sudah menerima dokumen penerbangan living cost," pungkasnya.