Cerita TNI Evakuasi 2 Jenazah Teroris Poso: Membelah Tebing, Susur Sungai Pakai Rakit
Untuk dapat mengevakuasi jenazah, Koopsgabsus TNI telah menurunkan 2 Tim Tricakti dan 1 Tim Chandraca. Berdasarkan informasi di lapangan hari pertama, tim evakuasi hanya dapat bergerak sekitar 600 meter dari TKP menuju titik penjemputan landing zone darurat yang telah disiapkan.
Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti akhirnya berhasil mengevakuasi dua jenazah kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Evakuasi ini sudah dilakukan sejak Minggu (11/7) lalu.
Evakuasi terhadap dua jenazah tersebut setelah petugas berjibaku melewati lebatnya hutan dan mengubah rencana evakuasi dengan membuat rakit menyusuri beberapa arus sungai deras dan rangkaian air terjun di sekitar Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi.
-
Di mana Posong terletak? Posong Temanggung, tersembunyi di antara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kenapa Mayjen Moestopo membentuk pasukan Terate? Alih-alih menertibkan para pembuat onar di masyarakat, Mayjen Moestopo justru memberdayakan mereka untuk ikut berjuang dalam perang revolusi.
-
Bagaimana Mpok Alpa berencana untuk mengatasi teror yang dialaminya? Udah gua mau ganti malahan, terus karenakan posisinya pagi (tengah malam) kan disitu lalu lalang motor, orang motor mah keliatan aja, ada yang cctv sebelah sana dekat mobil cuma ga keliatan, " beber Mpok Alpa.
-
Apa definisi dari posesif? Posesif adalah kecenderungan sikap mengontrol seseorang karena merasa ingin memiliki berlebihan.
"Tim Evakuasi Koopsgabsus Tricakti pada pukul 14.30 WITA akhirnya berhasil membawa jenazah dua teroris Poso keluar dari Tempat Kejadian Perkara (TKP), Rabu (14/7)," kata Wapangkoopsgabsus Brigjen TNI Rafael Granada Baay dalam keterangannya, Rabu (14/7).
Menurutnya, pada hari keempat proses evakuasi dua jenazah tersebut. Petugas diberikan kelancaran.
"Tiga hari sebelumnya, tim evakuasi menghadapi banyak rintangan alam, medan dan cuaca yang sering berubah-ubah mulai dari TKP dan di sepanjang rute evakuasi," ungkapnya.
Untuk dapat mengevakuasi jenazah, Koopsgabsus TNI telah menurunkan 2 Tim Tricakti dan 1 Tim Chandraca. Berdasarkan informasi di lapangan hari pertama, tim evakuasi hanya dapat bergerak sekitar 600 meter dari TKP menuju titik penjemputan landing zone darurat yang telah disiapkan.
"Kesulitan utama adalah beratnya medan karena vegetasi tumbuhan yang rapat serta banyaknya bebatuan besar di tebing sisi kiri dan kanan sungai, sehingga menyulitkan pasukan menembus rute yang dilewati," ujarnya.
"Tim evakuasi hari kedua pada hari Senin pagi (12/7) dari pukul 06.00 WITA kembali dilanjutkan setelah sempat istirahat tadi malam karena terkendala cuaca hujan deras dan tidak ada jalan, sehingga harus merintis rute baru keluar TKP," sambungnya.
Hari Ketiga Evakuasi
Selanjutnya, hari ketiga proses evakuasi, atau pada Selasa (13/7) sekitar pukul 07.00 WITA. Petugas hampir sukses mengangkat jenazah dengan menggunakan Heli Caracal TNI AU.
Namun, karena sempitnya medan serta lebatnya hutan menyulitkan manuver heli untuk turun dengan aman. Apabila evakuasi tetap dipaksakan, maka akan sangat berisiko untuk keamanan alutsista.
"Untuk pergerakan evakuasi siang ini, pukul 12.20 WITA di Poskout Tricakti, menginformasikan evakuasi yang melibatkan masyarakat kembali menemui kendala setelah sempat menggunakan rakit menyusuri sungai sepanjang hampir 500 meter dari posisi sebelumnya, ternyata di depan terdapat air terjun lebih 75 meter yang memaksa tim evakuasi menurunkan jenazah menggunakan tali," jelasnya.
"Rabu (14/7), pukul 13.30 WITA, tim evakuasi berhasil menjangkau landing zone darurat yang aman untuk dilakukan pengangkatan jenazah menggunakan hoist dan basket stretcher dari pesawat Heli Super Puma dukungan operasi Koopsau II Makassar, yang diterbangkan oleh Pilot Mayor Pnb Budiyono dari Lanud Hasanudin Makassar," imbuhnya.
Ia menyebut, setelah proses evakuasi telah dilakukan pada pukul 14.30 WITA. Selanjutnya, dua jenazah tersebut langsung diberangkatan dari Mayonif 714/SM menuju RS. Bhayangkara Polda Sulteng, yang dipimpin langsung olehnya.
Keberhasilan evakuasi jenazah dua teroris tesebut, disebutnya tak lepas atas kerjasama semua pihak yang telah mengorbankan dan mencurahkan semua tenaga serta pemikiran pasca penyergapan dan penghormatan terhadap nilai kemanusiaan.
"Setelah melalui semua perjuangan berat tersebut kedua jenazah teroris berhasil dievakuasi, langsung diberangkatkan ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilaksanakan autopsi dan identifikasi lebih lanjut oleh Tim Inafis Satgas Madago Raya," tutupnya.
Cerita Penyergapan
Sebelumnya, Panglima Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabssus) Tricakti Mayjen TNI Richard Tampubolon membeberkan, situasi saat kontak senjata antara timnya dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Pegunungan Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Provinsi Sulteng.
Awalnya, Tim Tricakti yang dipimpin Lettu Inf David Manurung dari satuan Kopassus menyusup ke lokasi persembunyian dan camp teroris dengan mengandalkan unit kecil kekuatan lima orang. Mereka melewati medan sulit hingga hutan lebat.
Tim mengendus jejak yang ditinggalkan kelompok MIT sampai dengan titik aman melakukan penyergapan.
"Tim Tricakti berhasil mendekati camp kelompok teroris MIT secara senyap dan penuh kerahasiaan, bahkan seluruh anggota Tim harus merayap ke sasaran sejauh 500 meter sejak pukul 22.00 WITA, tadi malam sampai dengan penyergapan pukul 03.00 WITA," tutur Richard dalam keterangannya, Minggu (11/7).
Target Sedang Istirahat
Sekitar jarak 5 meter dari posisi pengintaian, Richard melanjutkan, camp teroris MIT terlihat meski samar lantaran kondisi cuaca gelap disertai hujan. Ada lima anggota kelompok MIT Poso yang sedang beristirahat.
Setelah yakin target yang diintai merupakan anggota MIT, tim langsung membuka tembakan demi melumpuhkan anggota kelompok MIT tersebut.
"Dalam peristiwa penyergapan pagi ini, ada sekitar lima orang kelompok teroris MIT sedang beristirahat, dengan tewasnya dua orang tersebut (Rukli dan Ahmad Panjang) diduga ada juga yang melarikan diri," jelas dia.
(mdk/rnd)