Cerita warga etnis Tionghoa tinggal di negeri syariah
"Meskipun kami minoritas, hak yang kami dapatkan sama," kata Sheilisa, warga etnis Tionghoa yang tinggal di Aceh.
Tinggal di Aceh yang notabene menerapkan syariat Islam, ternyata tidak membuat warga etnis Tionghoa tertekan. Mereka justru mengaku hidup di Serambi Mekah jauh lebih nyaman dan aman dibandingkan provinsi-provinsi lain. Aceh bahkan harus dijadikan contoh kerukunan yang dibangun dengan baik.
Kepada merdeka.com, Sekretaris Yayasan Perkumpulan Hakka Aceh, Sheilis, di sela-sela pembagian angpau untuk 170 warga China miskin mengatakan, meskipun warga Tionghoa minoritas, hal itu tidak membuat mereka tertekan. Interaksi sosial tetap berjalan berjalan dengan baik.
"Aceh nomor satu toleransi, tidak ada kejadian apapun, kita hidup rukun, beda dengan provinsi lain di Indonesia, meskipun kami minoritas, hak yang kami dapatkan sama," kata Sheilisa, Kamis (30/1) di Banda Aceh.
Lanjutnya, provinsi lain di Indonesia patut mencontoh kerukunan yang terjalin di Aceh. Bahkan Sheilisa menampik semua tudingan orang luar yang menilai Aceh yang negatif. Apa yang dituding selama ini oleh pihak luar Aceh, kata dia, merupakan isapan jempol semata.
"Makanya saya selalu katakan di luar Aceh, kalau mau lihat kerukunan di Aceh, datang dan lihat kerukunan yang terjalin, kami baik-baik saja," tegasnya.
Dikatakannya, di tahun kuda kayu ini ia berharap perekonomian di Aceh bisa lebih baik. Seperti filosofi kuda yang kencang berlari dan demikian juga dengan kondisi perdamaian, keamanan dan juga perekonomian berjalan mulus.
"Tahun 2013 kita Indonesia dan Aceh banyak melanda bencana, saya harap di tahun kuda ini akan ada perubahan, semua akan berubah menuju yang lebih baik," tuturnya.
Hal senada juga diakui oleh ketua Vihara Dharma Bhakti, Herman. Menurutnya, bicara toleransi dan tatanan kehidupan sosial etnis Tionghoa di Aceh berjalan mulus. "Tidak ada rintangan kami dalam melaksanakan ritual ibadah kami, tidak ada gangguan," imbuh Herman.
Katanya, justru warga Tionghoa saling bersilaturahmi baik dengan Muslim maupun dengan agama lainnya di Aceh. Terutama dengan Muslim etnis Tionghoa bisa bersanding dalam tatanan kehidupan sosial di Aceh.
Baca Juga:
Buru angpao, 2 ribu pengemis serbu Wihara di Petak Sembilan
Beretnis Tionghoa, Brigadir Zhiang sukses bekuk bandar narkoba
Cerita wanita Tionghoa yang diamuk ayah saat daftar jadi polwan
Cerita warga etnis Tionghoa tinggal di negeri syariah
Kekhusyukan doa warga Tionghoa sambut Tahun Baru Imlek 2565
-
Mengapa ucapan "Gong Xi Fa Cai" diberikan saat Imlek? Dalam budaya Tionghoa, ucapan Gong Xi Fa Cai dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi penerimanya. Ucapan ini juga menjadi bagian penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek, di mana orang-orang saling mengucapkannya untuk mengawali tahun baru dengan harapan yang baik.
-
Apa makna dari ucapan "Gong Xi Fa Cai"? Gong Xi Fa Cai adalah ucapan selamat yang biasa disampaikan saat perayaan Tahun Baru Imlek oleh orang-orang Tionghoa. Arti dari Gong Xi Fa Cai adalah "semoga kamu sukses" atau "semoga keberuntungan datang padamu". Ucapan ini mengandung harapan untuk kesuksesan, kebahagiaan, dan keberuntungan bagi orang yang menerimanya.
-
Kapan "Gong Xi Fa Cai" sering diucapkan? "Gong Xi Fa Cai" lebih sering digunakan saat menyapa rekan kerja atau rekan bisnis saat Tahun Baru Imlek.
-
Bagaimana tradisi mengucapkan "Gong Xi Fa Cai" di Tahun Baru Imlek? Mengucapkan "gong xi fa cai" tidak sama dengan mengucapkan "selamat Tahun Baru Imlek."
-
Apa arti dari 'Xin Nian Kuai Le Gong Xi Fa Cai'? Kalimat Xin Nian Kuai Le Gong Xi Fa Cai bukan sekedar ucapan selamat tahun baru saja. Tetapi juga mengandung doa dan harapan tentang keberuntungan, kebersamaan dan kebahagiaan di tahun yang baru.
-
Apa arti sebenarnya dari "Gong Xi Fa Cai"? "Gong Xi Fa Cai" jika diterjemahkan secara harfiah berarti "semoga kekayaan Anda melimpah."