Cerita Widya terjebak macet saat mudik, Depok-Banyumas ditempuh 24 jam
H-2 Lebaran pada Rabu (13/6) kemarin rupanya menjadi puncak arus mudik. Petugas sampai memberlakukan one way di Tol Cikampek hingga Kanci. Demikian juga di jalur selatan. Arus searah diterapkan di Nagreg bagi kendaraan yang menuju ke arah timur.
H-2 Lebaran pada Rabu (13/6) kemarin rupanya menjadi puncak arus mudik. Petugas sampai memberlakukan one way di Tol Cikampek hingga Kanci. Demikian juga di jalur selatan. Arus searah diterapkan di Nagreg bagi kendaraan yang menuju ke arah timur.
Kemacetan parah ini dialami salah satunya oleh Widya (24) yang hendak mudik merayakan Lebaran bersama keluarganya di Kroya, Banyumas, Jawa Tengah. Bersama dengan suami dan anaknya, Widya menempuh perjalanan dari Beji, Depok, Jawa Barat, selama 24 jam. Berangkat dari rumahnya itu sekitar pukul 09.00 WIB pada Rabu (13/6), Widya sampai ke tempat tujuannya sekitar pukul 08.55 WIB pada Kamis (14/6). Padahal, di saat normal, perjalanan itu cukup dengan waktu 8-10 jam.
-
Mengapa arus mudik di Pelabuhan Merak mengalami peningkatan? Lisye menyebut pemudik yang meninggalkan Jabodetabek mengarah ke Merak telah mengalami peningkatan sebesar 2,35% dari lalin normal.
-
Kapan puncak arus mudik diperkirakan terjadi? "Kemudian dari data yang kami dapatkan sampai sejauh ini puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-4 Lebaran, ada sekitar 125 ribu penumpang kereta api saat ini yang sudah membeli di H-4 tersebut," katanya seperti dilansir dari Antara.
-
Kenapa orang Indonesia melakukan mudik? Momentum Lebaran dipandang baik untuk merajut silaturrahim dengan sanak saudara membuat tradisi mudik awet hingga kini.
-
Apa arti dari kata "Mualaf"? Kata "mualaf" berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti "orang yang baru berpaling" atau "orang yang baru masuk Islam".
-
Kapan Gunawan tertinggal rombongan mudik? Di tengah perjalanan, Senin (8/4) sekira pukul 02.00 WIB saat sopir istirahat, ia pergi ke toilet. Namun saat kembali, mobil yang ditumpanginya sudah pergi.
"Benar-benar deh perjalanan pulang kampung tahun ini. Dahsyat banget pokoknya selama perjalanan," kata Widya saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (14/6).
Widya pun menceritakan perjalanan selama dirinya mudik yang juga bersama ibu dan keluarga dari kakaknya yakni Kristianto (36). Ketika berangkat dari Depok pukul 09.00 WIB, Widya pun tiba di KM 19 tol Jakarta-Cikampek sekitar pukul 10.00 WIB.
Berniat mampir ke rest area untuk istirahat dan buang air kecil, tapi saat itu rest area di KM 19 ditutup karena menumpuknya kendaraan. Akhirnya Widya dan keluarga melanjutkan perjalanan dan pada akhirnya berhenti di pinggir ruas jalan tol yang menuju arah Tambun, Bekasi.
"Pas berhenti mau makan sama keluarga, eh tiba-tiba petugas tol lewat berhenti. Soalnya disangka mogok kendaraan kita. Pas tahu kita lagi pada makan, mobil petugasnya jalan lagi," ujarnya.
Berupaya menghindari kemacetan, sang kakak, Kristianto yang menyetir mobil mencoba jalur alternatif melalui Kalimalang, namun malah salah jalan dan kembali lagi ke ruas tol menuju ke arah Cikarang Utama.
"Karena enggak nemu jalan alternatif, akhirnya balik lagi masuk ke tol Cikampek. Nah pas mau berhenti di rest area KM 34 mau kencing, eh malah ditutup juga. Dan akhirnya ada satu yang enggak ditutup pas di rest area KM 39," ungkapnya.
Kemacetan terus berlanjut mulai dari KM 19 hingga KM 37 yang ditempuh selama empat jam. Kemacetan parah membuat kendaraan tidak bergerak di mulai KM 39. "Kalau di tol macet karena volume kendaraan yang banyak. Tapi kalau di arteri macet pasti pas di simpangan," tutur salah seorang petugas jaga saat berbincang dengan merdeka.com di rest area KM 39, Rabu (13/6).
Setelah sejam melakukan istirahat, akhirnya Widya melanjutkan perjalanan. Untungnya kemacetan saat itu hanya berlangsung sepanjang 3 kilometer saja dan selebihnya sempat lancar.
"Pas keluar rest area sempat macet sebentar, tapi enggak lama sih. Terus kita lewat jalur Selatan, terus lewat Cipularang," tuturnya.
Saat melintas Simpang Nagreg, sekitar pukul 22.00 WIB kemacetan terjadi lagi bahkan lebih parah dari sebelumnya. Mesin mobil pun terpaksa dimatikan. "Biar irit bensinnya, kasihan juga mobilnya enggak mati-mati dari tadi mesinnya. Enggak bagus juga kalau pake AC terus di jalan," kata Kris saat berbincang dengan merdeka.com di Simpang Nagreg, Rabu (13/6).
Total waktu tempuh dari Depok hingga Simpang Nagreg selama 13 jam perjalanan dengan kecepatan rata-rata 50-60 kilometer per jam. Saat menunggu kemacetan selama satu jam itu, petugas dengan menggunakan pengeras suara mengumumkan agar para pemudik beristirahat dulu sambil menunggu sistem one way diberlakukan.
"Untuk para pemudik bisa beristirahat atau meminum kopi terlebih dahulu. Karena nanti kita akan berlakukan sistem one way (satu arah). Dan nanti akan kita umumkan lagi kapan akan dilakukan. Terima kasih," ujar salah seorang petugas.
Dan sekitar pukul 23.30 WIB, jalur tersebut mulai dibuka oleh petugas. Tepat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cikoneng, Ciamis, Jawa Barat, sempat melakukan istirahat kembali dari pukul 01.30 WIB hingga pukul 04.00 WIB. Setelah itu Widya melanjutkan perjalanannya lagi menuju Kroya.
"Alhamdulillah sampai juga di rumah mbah ini. 24 jam total perjalanan Depok-Kroya," ujarnya.
(mdk/bal)