Crisis Center mulai sediakan fasilitas permintaan keluarga
"Pagi ini kita memenuhi beberapa permintaan anggota keluarga dari hasil need assessment semalam," kata Trikora.
Crisis Center pelayanan keluarga korban AirAsia tidak akan dipindahkan ke hotel. Hal itu diputuskan Senin (29/12) malam oleh PT Angkasa Pura I di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Oleh sebab itu Angkasa Pura segera menyiapkan fasilitas pelayanan agar keluarga korban bisa nyaman menunggu korban.
General Manager PT Angkasa Pura I Trikora Harjo, mengatakan beberapa fasilitas segera dipenuhi mulai pagi ini, namun belum bisa semuanya sebab beberapa lagi masih dalam proses untuk segera diwujudkan.
"Pagi ini kita memenuhi beberapa permintaan anggota keluarga dari hasil need assessment semalam. Kita menyediakan dua kamar yang akan digunakan untuk istirahat siang selama anggota keluarga menunggu kepastian. Dua kamar tersebut terdiri dari 10 bed untuk laki-laki dan 10 bed untuk perempuan," kata Trikora di Juanda, Selasa (30/12)
Selain fasilitas kebutuhan dasar, kamar mandi dan MCK, tempat istirahat siang untuk keluarga juga dilengkapi dokter, psikolog dari TNI AU dan kepolisian yang bisa dimintai tolong sewaktu-waktu. Pihaknya juga sedang mengusahakan untuk disediakan televisi di setiap ruangan tersebut.
Di ruangan Crisis Centre, kata Trikora, juga telah terpasang televisi, yang nanti akan digunakan untuk live streaming dengan Basarnas untuk mengetahui perkembangan terbaru. Namun hingga sekarang masih dipersiapkan secara teknis oleh PT Telkom.
Sementara untuk permintaan perwakilan anggota keluarga ikut dalam pencarian di lokasi, pihaknya sedang mengusahakan koordinasi dengan Basarnas dan TNI AU. "Semua masih sedang dalam pembicaraan. Nanti akan segera diumumkan setelah mendapatkan kepastian," ujarnya.
Sebelumnya muncul tawaran dari ide Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memindahkan Crisis Center ke ruangan yang lebih representatif dengan fasilitas istirahat yang memenuhi syarat. Pihak AirAsia telah menyiapkan ruangan berikut fasilitas tempat istirahat di Hotel JW Marriot di Surabaya, namun kemudian ditolak oleh keluarga.
Mereka berdalih ingin mendapatkan fasilitas akses cepat dengan tetap berada di lokasi Bandara. Dengan demikian beberapa fasilitas sepakat untuk dipenuhi. Pembahasan memindah Crisis Center itu sempat alot.
Baca juga:
AirAsia tergelincir keluar jalur di Kalibo, Filipina
Ditemukan mayat di laut, keluarga korban AirAsia banyak pingsan
Media asing sindir tvOne tayangkan jasad ngapung korban AirAsia
Polri temukan sinyal handphone aktif milik penumpang AirAsia
AirAsia bisa patah saat di udara, atau jatuh terempas di laut
Basarnas dirikan tempat evakuasi jenazah AirAsia di Pangkalanbun
QZ 8501 ditemukan, CEO AirAsia terbang ke Surabaya
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kenapa kontrak kerja Qorry di Air Asia tidak diperpanjang? Pertemuan Zoom itu diadakan jam satu siang. Pertemuan itu berlangsung 30 menit. Di situ chief atau atasan Qorry meminta maaf karena situasi penerbangan tidak memungkinkan, sehingga kontrak Qorry tidak diperpanjang.