Cuaca Ekstrem di Sukabumi Sebabkan Longsor, Puluhan Rumah Hancur hingga Akses Jalan Tertutup
Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sejak awal Desember mengakibatkan becana tanah longsor di sejumlah titik, Rabu (4/12).
Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sejak awal Desember mengakibatkan becana tanah longsor di sejumlah titik, Rabu (4/12).
"Longsor ini dipicu oleh hujan deras yang turun hampir sepanjang hari sejak awal Desember, sehingga kondisi tanah menjadi labil dan tidak mampu menahan beban yang ada di atasnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat di Sukabumi, Rabu (4/12). Dikutip dari Antara.
- Tanah Longsor dan Banjir Bandang Luwu, Enam Orang Meninggal Dunia
- Ini Titik Banjir dan Tanah Longsor Akibat Cuaca Ekstrem Kota Semarang
- Korban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, 24 Meninggal Dunia dan Lima Masih Dicari Tim SAR
- Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat
Akibat bencana longsor tersebut, puluhan rumah warga hancur serta jalan nasional Sukabumi-Palabuhanratu tertutup material longsor.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna menyebut, hingga kini pihaknya masih mendata rumah dan fasilitas umum yang hancur.
"Kami masih melakukan pendataan terhadap rumah dan fasilitas umum maupun sosial yang terdampak bencana pergerakan tanah ini," ujar Daeng.
Namun menurut informasi yang dihimpun, hingga kini tercatat sekitar 30 unit rumah dan 1 masjid yang rusak akibat bencana pergerakan tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar. Sementara warga yang terdampak mencapai 42 kepala keluarga atau sekitar 120 jiwa.
Mayoritas rumah yang terdampak bencana rusak pada bagian dinding dan lantai pondasi. Kemudian untuk masjid, rusak pada bagian dinding dan pondasi serta terancam ambruk.
Selain itu Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Bantargadung Sihabudin mengatakan cuaca ekstrem di Sukabumi ini juga mengakibatkan akses jalan nasional Sukabumi-Palabuhanratu tertutup material longsor.
"Hujan deras yang turun sejak Selasa hingga Rabu pagi mengakibatkan tebing tanah setinggi kurang lebih lima meter yang berada di pinggir jalan nasional Sukabumi-Palabuhanratu tepatnya di Jalan Raya Bojonggaling longsor dan menutup akses jalan dari arah Sukabumi menuju Palabuhanratu maupun sebaliknya," katanya.
Menurut Sihabudin, longsor diperkirakan terjadi pada Rabu (4/12) sekitar pukul 02.00 WIB saat hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Bantargadung dan sekitarnya. Akibat dari kejadian itu arus lalu lintas dari kedua arah hingga pukul 09.00 WIB belum normal.
Untuk mempercepat proses evakuasi material longsor, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi dan instansi terkait untuk mengirimkan alat berat seperti backhoe.
"Petugas gabungan masih berupaya menormalisasi akses jalan utama yang menghubungkan Sukabumi dengan Palabuhanratu dan diharapkan seluruh material longsoran yang menutup jalan bisa segera dievakuasi agar arus lalu lintas kembali normal," ujarnya.
Petugas gabungan dari unsur TNI, Polri, dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi sudah berada di lokasi untuk membantu evakuasi material longsoran yang menutup akses jalan kendaraan.
Hingga saat ini, baru satu arah yang bisa dilintasi kendaraan untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan dari arah Sukabumi maupun Palabuhanratu, personel Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sukabumi melakukan buka tutup jalan.
Bencana tanah longsor akibat cuaca ekstrem ini juga terjadi di empat lokasi yakni kampung Baru, RT 02/09, Kelurahan Cikondang dan RT 07/04, Kelurahan/Kecamatan Citamiang. Kemudian longsor terjadi di RT 03/08 Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole dan di Kampung Tegallega Kidul, RT 03/17, Kelurahan/Kecamatan Lembursitu.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat mengatakan saat ini tim penanggulangan bencana masih berada di lokasi untuk melakukan pendataan dan mengevakuasi material longsoran yang menutup akses jalan warga.
Kemudian, untuk dampak kerusakan masih dalam pendataan, namun dipastikan tidak ada korban jiwa maupun luka.
Reporter Magang: Maria Hermina Kristin