Cuma Satu Menit, Penerbangan Ini Dinobatkan Sebagai Rute Terpendek di Dunia

Cuma Satu Menit, Penerbangan Ini Dinobatkan Sebagai Rute Terpendek di Dunia

Ada sebuah rute penerbangan yang tampaknya merealisasikan candaan ‘kepleset nyampe’ sebab rute perjalanan ini hanya memakan waktu begitu singkat, yakni hanya satu menit saja.

Maskapai udara asal Skotlandia bernama Loganair, menawarkan penerbangan terpendek di dunia yang menghubungkan Pulau Orkney-Papa Westray dengan menggunakan pesawat kecil yang memiliki kabin sebesar mobil van. Karena ukuran kabin yang mungil, pesawat ini hanya dapat menampung delapan orang.

Rute penerbangan terpendek ini sudah dioperasikan Loganair sejak September 1967, dan masih terus berjalan hingga kini.

Bahkan, rute penerbangan tersebut diakui oleh Guinness World Records sebagai layanan penerbangan terpendek di dunia dengan jarak hanya 2,7 kilometer, dan memiliki durasi perjalanan kurang dari satu menit, tepatnya hanya 47-53 detik.

Namun, catatan waktu tersebut hanya berlaku pada kondisi cuaca baik dan beban pesawat yang ringan. Pada situasi lain, waktu tempuh pesawat kecil ini dapat mencapai dua menit.

Menariknya, para penumpang pesawat tidak dapat memilih tempat duduk mereka. Hal ini disebabkan penempatan tempat duduk didasarkan pada berat badan penumpang guna menjaga keseimbangan pesawat.

Tidak Dilengkap Toilet

Karena ukurannya yang kecil, pesawat ini juga tidak dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti toilet. Para penumpang juga harus berhati-hati dengan ruang kaki yang terbatas.

Mulanya, rute ini diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk setempat. Namun, seiring berjalannya waktu, rute tersebut juga menarik wisatawan yang ingin merasakan sensasi naik pesawat dengan rute terpendek di dunia.

Tak hanya itu, keindahan Pulau Papa Westray juga menjadi alasan wisatawan datang untuk melancong.

Bagi penduduk setempat, penerbangan dengan Loganair ini menjadi solusi efektif untuk mengatasi jarak antar pulau, terutama karena rata-rata penduduk pulau Orkney tidak memiliki akses kendaraan, sehingga pembangunan jembatan dianggap tidak terlalu dibutuhkan.

Meskipun ada kapal feri, pesawat tetap menjadi pilihan utama warga setempat karena waktu tempuh yang lebih singkat.