Curhat Hotel Dampak Banjir Semarang: Tamu Banyak Cancel Hingga Promo Bukber Sepi
Para pengusaha hotel kini hanya bisa mengandalkan event dari pemerintah untuk mempertahankan keterisian kamar hotelnya.
Banjir terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi hingga membuat tanggul jebol dan limpahan air membuat banjir.
- PPN 12 Persen, Tarif Hotel Bakal Lebih Mahal dan Terancam Bangkrut
- Tinjau Banjir di Semarang Utara, Wali Kota Ita Ikut Bantu Evakuasi Warga
- Dampak Banjir Semarang, KA Tujuan Jember Terlambat 6 Jam karena Harus Putar Rute
- Momen Pegawai Hotel di Bali Gagal Pertahankan Tulisan dari Bunga di Kolam Renang saat Hujan Ini Viral, Bikin Nyesek
Curhat Hotel Dampak Banjir Semarang: Tamu Banyak Cancel Hingga Promo Bukber Sepi
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng menyebut bencana banjir yang menimpa Kota Semarang akibat cuaca ekstream membuat pengusaha bidang perhotelan alami rugi di momen bulan ramadhan.
Sebab pelancong memilih tak memperpanjang kamar hotel hingga cancel booking kamar hotel lantaran Kota Semarang dan sekitarnya masih dilanda banjir hebat.
"Khusus dampak paling terasa bagi hotel yang memiliki atau mengunggulkan tempat outdoor. Karena cuacanya termasuk angin dan hujan tidak mendukung. Akhirnya mereka memindahkan ke venue indoor. Padahal secara promosi sudah gencar keluar harusnya di outdoor. Ada informasi pelancong cancel kamar."
Kata Bidang Pemasaran dan Promosi Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Noor Faiq, Kamis (21/3).
Padahal, bulan Ramadan merupakan moment untuk meningkatkan okupansi hotel dengan berbagai event buka bersama atau Bukber.
Dengan adanya bencana banjir, sebagian wisatawan atau pelancong enggan berwisata di Ibu Kota Jawa Tengah.
“Kalau digrafik perhotelan, Januari-Februari itu biasanya paling rendah dulu okupansinya. Menjelang puasa biasanya naik sampai lebaran. Karena ini cuaca ekstream dan banjir momentnya saat puasa."
"Maka tentu sangat terasa dampaknya. Karena kalau cancel kan, alasanya force majaure (keadaan mendesak), jadi bukan kesalahan klien. Sebab cuaca, bencana, tidak bisa prediksi," katanya menambahkan.
Oleh sebab itu dampak yang dirasakan para pengusaha hotel saat ini adalah event-event Bukber ketika puasa yang telah disiapkan oleh sejumlah hotel menjadi sepi pemesan hingga batal digelar. Okupansi hotel di di Jateng, khususnya kabupaten kota yang terdampak juga belum alami kenaikan hingga bulan ketiga di 2024 ini.
Bahkan, para pengusaha hotel itu hanya bisa mengandalkan event dari pemerintah untuk mempertahankan keterisian kamar hotelnya.
"Hanya di angka 30 persen okupansinya. Dan itu hanya dari asosiasi dan kedinasan saja. Tapi kalau nominal kerugian berapa per hari tak bisa kami sebutkan, karena tiap hotel, beda bintang beda harga. Kami berharap, banjir dan kondisi cuaca ekstream ini bisa segera berakhir. Mudah-mudahan, Ramadan periode minggu ke 2 atau 3 sudah membaik. Agar okupansi atau buka paket puasa bisa dinikmati,” ujarnya.
Sebelumnya, ojek online terlihat menjembut wisatawan di sejumlah hostel hingga hotel di Kawasan Kota Lama Semarang. Para wisatawan itu memilih pulang atau ganti tujuan wisata lantaran Ibu Kota Jawa Tengah dikepung banjir setinggi 20-100 sentimeter pada Rabu -kamis (13-15/3).Bahkan di kawasan Kota Lama Semarang, banjir mencapai lutut orang dewasa hingga membuat para pelancong gagal berwisata.