Dalam Sehari Bali Untung Rp1 Miliar dari Kunjungan Turis, Pemprov Tegaskan Belum Optimal
Pungutan yang dibayarkan oleh wisman itu belum optimal karena baru 40 persen.
Ketentuan pungutan bagi wisawatan mancanegara (wisman) yang masuk Pulau Bali belum optimal. Pungutan sebesar Rp150.000 untuk wisman berlaku pada tanggal 14 Februari 2024.
- Pungutan Turis Asing Masuk Bali Diprediksi Capai Rp250 Miliar Sepanjang 2025
- Baru 40 Persen Wisman Bayar Pungutan, Dispar Bali Akan Lakukan Sidak di Obyek Wisata
- Sandiaga: Pungutan Wisatawan Asing di Bali Terkumpul di Atas Rp20 Miliar
- Pengusaha Khawatir Kebijakan Bali Pungut Rp150.000 ke Turis Asing Ditiru Provinsi Lain
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun merinci, untuk pendapatan pungutan wisatawan wisman saat ini mencapai Rp164.995 000.000.
Meski angkanya besar, namun pungutan yang dibayarkan oleh wisman itu belum optimal karena baru 40 persen dari total sekira 12 hingga 14 ribu wisman yang datang.
Jika ditotal, rata-rata per hari pungutan wisman itu mencapai sekitar Rp1 miliar.
"Itu masih 40 persen atau per hari (rata-rata) Rp1 miliar. Per hari wisatawan itu dari 12 hingga 14 ribu (ke Bali)," kata Pemayun kepada wartawan, Rabu (24/7).
Minimnya penerimaan dari pungutan wisman disebabkan belum maksimalnya pemasangan alat pindai otomatis di bandara, yang terkendala regulasi.
Awalnya, sesuai Peraturan Gubernur Nomor 36, alat pindai otomatis atau scanner akan dipasang di Imigrasi Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Namun setelah dievaluasi ke lapangan oleh Penjabat (Pj) Gubernur dan Sekretaris Daerah (Sekda) Bali, penempatan alat scanner tidak memadai dan tidak sesuai regulasi.
"Kita tidak bisa memasang alat auto gate scanner itu yah untuk di bandara. Karena Pergub 36 sebelumnya tahun 2023, bunyinya menempatkan alat auto scanner gate. Tapi, ketika cek ke lapangan itu memang tidak memungkinkan dari sisi regulasi di bandara atau tidak memungkinkan memasang alat scanner auto gate," ujarnya.
"Sehingga, diubahlah pergub itu menjadi Pergub Nomor 2 Tahun 2024. Di mana checker-nya (pemeriksaan) itu acak jadinya. Akhirnya kita melakukan checker dan monitoring evaluasi di obyek wisata setiap bulan kita adakan dan kita mengecek," ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya menempatkan counter pungutan wisman di Bandara I Gusti Ngurah Rai, untuk mengecek wisman apakah sudah membayar atau belum.
Jika belum membayar, wisman bisa membayar dengan mengakses 'Sistem Love Bali' sebelum memasuki pintu kedatangan ke Bali.
"Kita mengecek wisatawan bayar apa tidak kan secara acak soalnya. Jadi wisatawan kalau bayar dia selesaikan dulu baru bisa keluar," ujarnya.