Dampak IQ tinggi buat anak berusia dini
Bagi anak pada usia tengah berkembang tidak sebaiknya cepat berada di strata terlalu tinggi.
Menjadi jenius pada usia dini merupakan mukjizat tidak dimiliki semua orang. Meski anugerah, tetap ada kekhawatiran terhadap perkembangan mereka di usianya. Sebab tidak sedikit bocah memiliki IQ tinggi lebih cepat melewati masa-masa kebahagiannya sebagai anak-anak.
Kisah Cendikiawan Suryaatmadja alias Diki, menjadi contoh bagaimana kejeniusan dimilikinya membuat dia kini duduk di bangku kuliah pada 12 tahun. Tidak tanggung-tanggung, Universitas Waterloo di Kanada, dan menjadi mahasiswa termuda di sana. Memang membanggakan, namun tetap ada kekhawatiran perlu diperhatikan.
Psikolog Anak dan Keluarga dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT UI), Mira D Amir, melihat kondisi ini sosok keluarga dan lingkungan menjadi penting. Keluarga harus memberikan perhatian ekstra tingkat emosional bocah jenius tetap stabil.
"Kalau dia tidak mendapat dukungan atau bantuan yang memadai dari eksternal (keluarga dan lingkungan), akan berdampak negatif pada tingkat stabilitas emosinya. Ini yang penting," kata Mira kepada Merdeka.com, Jumat (9/9) kemarin.
Keluarga, menurut Mira, juga perlu menyelaraskan dengan lingkungan. Terutama kepada lingkungan sekolah tempat mereka mengenyam pendidikan.
Maka dari itu, dia menegaskan bahwa keluarga mempunyai peran penting bagi keadaan bocah jenius. "Peran keluarga sangat diutamakan," tuturnya.
Dampak ditakutkan pada anak jenius di usia dini terutama pada pergaulan. Pengamat Pendidikan dari Perguruan Taman Siswa, Darmaningtyas, mengakui tingkat kecerdasan anak pastinya di atas rata-rata itu bakal sulit menyatu dengan anak sebayanya.
"Mereka akan merasa tidak nyambung dengan anak-anak seusianya," ujar Darmaningtyas kepada merdeka.com, kemarin.
Dia juga menyarankan bagi anak pada usia tengah berkembang tidak sebaiknya cepat berada di strata terlalu tinggi. Kondisi ini berkaca pada prestasi diterima Diki si bocah jenius berusia 12 tahun tersebut.
"Sebenarnya bisa saja, tetapi kalau terlalu muda, secara psikologis tidak baik untuk perkembangan anak. SD itu untuk bermain," terangnya.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Apa yang membuat anak-anak di Jakarta terpaksa main di pinggir kali? Minimnya ruang terbuka hijau, membuat anak-anak di Jakarta bermain di tempat tak semestinya.
-
Kenapa pantun edukasi penting untuk anak? Pantun edukasi merupakan sarana terbaik untuk mengajarkan kepada anak maupun remaja bahwa belajar adalah hal yang penting.
-
Siapa yang bertugas untuk memberikan contoh dan edukasi kepada anak? Anak-anak cenderung belajar dari apa yang dilakukan orang dewasa di sekitarnya, maka orang tua terutama ayah patut memberikan contoh nyata bagaimana menghormati orang lain, baik sesama jenis maupun lawan jenis
Baca juga:
Cendikiawan, bocah cilik tapi jenius bikin melongo
Bocah jenius Indonesia yang gegerkan dunia
Ini bocah-bocah jenius Indonesia sudah kuliah di usia muda
Bangga jadi anak jenius Indonesia
Mendeteksi kejeniusan anak sejak dini
Anak jenius, keturunan atau bisa dibuat?