Dapat penolakan, Pemkot Solo tetap bangun Masjid Raya Sriwedari
Dapat penolakan, Pemkot Solo tetap bangun Masjid Raya Sriwedari. Pemkot Solo tetap akan melanjutkan rencana pembangunan Masjid Taman Sriwedari. Pengumpulan dana umat untuk pembangunan masjid bahkan sampai saat ini masih dikerjakan tim panitia.
Rencana pembangunan Masjid Raya Sriwedari mendapatkan penolakan dari Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS). Lahan yang akan digunakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo di bekas Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari masih dalam sengketa dengan ahli waris Wiryodiningrat.
Bahkan upaya Peninjauan Kembali (PK) yang dilakukan Pemkot Solo, tetap dimenangkan ahli waris. Tanah yang ada di jantung Kota Solo itu, kini dalam proses eksekusi. Namun hingga setahun lebih, Pengadilan Negeri Solo, belum melakukan tindakan apapun.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
-
Dimana Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman berada? Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman merupakan masjid terbesar di Pontianak dan masjid yang pertama kali berdiri di Provinsi Kalimantan Barat.
-
Kenapa Masjid Saka Tunggal dibangun? Untuk memperingati 1.000 hari meninggalnya Adipati, didirikanlah masjid tersebut.
"Pembangunan tempat ibadah harus melalui proses yang jujur, benar dan didasari oleh ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kami mengusulkan pembangunan diganti di tempat lain, di lahan bekas Polwil Surakarta," ujar Humas DSKS, Endro Sudarsono.
Meski mendapatkan penolakan, Pemkot Solo tetap akan melanjutkan rencana pembangunan Masjid Taman Sriwedari. Pengumpulan dana umat untuk pembangunan masjid bahkan sampai saat ini masih dikerjakan tim panitia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Budi Yulistianto mengatakan tidak mempermasalahkan adanya penolakan. Ia berdalih, saat ini Pemkot telah mengantongi sertifikat Hak Pakai (HP) Nomor 40 dan 41 yang diterbitkan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
"Pembangunan masjid raya ini sudah melalui kajian yang cukup lama, termasuk kajian status tanah. Panitia juga melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), organisasi besar seperti NU, Muhammadiyah, MTA dan LDII. Semua tokoh yang dilibatkan tidak ada yang menyoal status tanah Sriwedari," katanya.
Terkait penolakan tersebut, pihaknya mempersilakan untuk menempuh jalur hukum. Pemkot memastikan bahwa pembangunan masjid tetap sesuai jadwal akan dilaksanakan 5 Februari dengan diawali peletakan batu pertama. Namun belum bisa dipastikan siapa yang akan melakukan peletakan batu pertama, apakah Presiden Joko Widodo (Jokowi) sesuai rencana awal ataupun Menteri Kabinet Kerja jilid II, atau hanya Gubernur Jawa Tengah.
"Kami masih menunggu koordinasi lebih lanjut terkait pejabat yang bakal menghadiri peletakan batu pertama," tandasnya.
Ketua Umum Panitia Masjid Taman Sriwedari sekaligus Wakil Wali Kota (Wawali) Solo, Achmad Purnomo mengatakan antusiasme masyarakat untuk menyumbangkan dana pembangunan masjid sangat besar. Karena itu tidak menutup kemungkinan sumbangan dana pembangunan masjid bisa melebihi dari yang dibutuhkan awal Rp151,9 miliar.
Selain dari masyarakat, panitia pembangunan masjid juga mulai menyebarkan proposal ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perusahaan swasta melalui dana-dana corporate social responsibility (CSR).
"Kebutuhan anggaran memang meningkat karena ada perubahan desain pembangunan menara utama. Semula tinggi direncanakan 99 meter sesuai asmaul husna, tapi berubah menjadi 114 meter sesuai jumlah surat dalam alquran. Perubahan tinggi menara utama didasari atas permintaan masyarakat," terangnya.
Purnomo menyebut, saat ini dana pembangunan masjid berasal dari CSR BUMN sudah terkumpul Rp 80 miliar. Beberapa BUMN serta perbankan maupun perusahaan lain segera menyusul menyumbang dana pembangunan Masjid Taman Sriwedari hingga rampung.
Sesuai perencanaan, dana pembangunan Masjid Taman Sriwedari menelan anggaran Rp151,9 miliar. Namun demikian, panitia memastikan jika dana pembangunan masjid terkumpul hingga Rp 160 miliar. Artinya dana yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid sudah aman.
Baca juga:
Puluhan kios buku legendaris Sriwedari akan dirobohkan
Bangun masjid raya di lahan sengketa Sriwedari, Pemkot Solo diprotes
Bekas taman hiburan rakyat Sriwedari Solo akan dibangun masjid raya senilai Rp 160 M
Pemkot Solo klaim kuasai kembali tanah sengketa di Taman Sriwedari
Pemkot Solo mulai bongkar THR Sriwedari