Darurat Karhutla, Ini Data Kebakaran Hutan di era Jokowi Periode Pertama
Kebakaran hutan terjadi di beberapa titik. Bahkan tiap tahunnya, ada puluhan ribu hektare lahan terbakar. Berikut datanya
Kebakaran Hutan dan Lahan (Karthula) sering terjadi di beberapa wilayah Indonesia, seperti Kalimantan dan Riau. Berdasarkan data dari website sipongi.menlhk.go.id, untuk tahun 2019 ini ada 328.722 Hektare lahan terbakar hingga membuat kabut asap yang sangat tebal.
Imbasnya, masyarakat ada yang terkena ISPA (Infeksi Saluran pernapasan Atas) hingga kematian. Biasanya Karthula terjadi karena adanya unsur kesengajaan. Artinya ada orang yang sengaja membuka lahan untuk membakar hutan dan lahan.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Bagaimana masyarakat setempat menjaga kelestarian hutan di Kutai Timur? “Kita di sini juga hidup beriringan dengan adat. Cuma memang hukum adat itu tidak dominan di sini karena bukan hukum positif. Tapi hukum adat tetap kita hargai suatu norma-norma yang ada di kehidupan masyarakat kita,” papar Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
Kepala BNPB mendapatkan laporan dari Bupati Pelalawan bahwa 80 persen wilayah kebakaran hutan dan lahan selalu berubah menjadi lahan perkebunan sawit atau tanaman industri lainnya.
Dari data hasil analisis dari situs https://fires.globalforestwatch.org/map/ tentang titik api di Indonesia dari tanggal 1 Agustus sampai 14 September 2019, menunjukkan bahwa titik api atau identik dengan lokasi kebakaran hutan terjadi di luar kawasan konsesi sawit atau hutan industri. Sebanyak 85 persen areal kebakaran di luar konsesi sawit.
Lalu, seberapa luas kebakaran hutan sejak 5 tahun terakhir? Berikut data-data kebakaran hutan tahun 2014-2019 seperti dikutip dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI:
Kalimantan Barat
Dalam situs tersebut, tercatat kebakaran hutan di Kalimantan Barat sedikit menurun. Tahun 2014, kebakaran hutan seluas 3.556,10 Hektare. Tahun 2015, kebakaran hutan seluas 93.515,80 Hektare. Tahun 2016, kebakaran hutan seluas 9.174,19 Hektare. Kemudian tahun 2017, kebakaran hutan seluas 7.467,33 Hektare. Tahun 2018, kebakaran hutan seluas 68.311,06 Hektare dan tahun 2019, kebakaran hutan seluas 25.900,00 Hektare.
Dari data tersebut, Kalimantan Barat mengalami kebakaran hutan cukup parah terjadi pada 2015, yaitu seluas 93.515,80 Hektare. Sedangkan tahun 2019, kebakaran hutan sedikit berkurang sekitar 41,411 Hektare dibandingkan tahun 2018.
Kalimantan Selatan
Di Kalimantan Selatan, kebakaran hutan terbilang parah. Di tahun 2014, kebakaran hutan seluas 341 Hektare. Tahun 2015, kebakaran hutan seluas 196.516,77 Hektare. Tahun 2016, kebakaran hutan seluas 2.331,96 Hektare.
Kemudian tahun 2017, kebakaran hutan seluas 8.290,34 Hektare. Tahun 2018, kebakaran hutan seluas 98.637,99 Hektare dan tahun 2019 kebakaran hutan 19.490,00 Hektare.
Dari lima tahun tersebut, kebakaran hutan di Kalimantan Selatan paling parah terjadi pada tahun 2015, yaitu seluas 196.516,77 Hektare. Tahun 2018 seluas 98.637,99 Hektare. Tahun 2018 ke 2019 berkurang sekitar 79,147 Hektare.
Kalimantan Tengah
Wilayah Kalimantan Tengah menjadi yang paling parah soal kebakaran hutan. Di tahun 2014, kebakaran hutan seluas 4.022,85 Hektare. Tahun 2015, kebakaran hutan seluas 583.833,44 Hektare. Tahun 2016, kebakaran hutan seluas 6.148,42 Hektare.
Kemudian tahun 2017, kebakaran hutan seluas 1.743,82 Hektare. Tahun 2018, kebakaran hutan seluas 41.521,31 Hektare dan tahun 2019 kebakaran hutan 44.769,00 Hektare.
Kebakaran hutan di Kalimantan Tengah paling parah tercatat pada tahun 2015, yaitu seluas 583.833,44 Hektare. Namun kebakaran berkurang drastis pada 2016. Kemudian kebakaran menjadi makin parah dan meningkat pada tahun 2018 dan 2019. Kebakaran tersebut terjadi di beberapa titik, hingga membuat hewan-hewan mati.
Kalimantan Timur
Kebakaran hutan di Kalimantan Timur memang tidak separah di Kalimantan Tengah. Meski begitu, efeknya sangat dirasakan masyarakat sekitar. Tahun 2014, kebakaran hutan seluas 325,19 Hektare. Tahun 2015, kebakaran hutan seluas 69.352,96 Hektare. Tahun 2016, kebakaran hutan seluas 43.136,78 Hektare.
Kemudian tahun 2017, kebakaran hutan seluas 676,38 Hektare. Tahun 2018, kebakaran hutan seluas 26.605,57 Hektare dan tahun 2019, kebakaran hutan seluas 6.715,00 Hektare.
Dari data tersebut, kebakaran hutan paling parah tahun 2015, yaitu seluas 69.352,96 Hektare. Namun kebakaran hutan turun drastis pada tahun 2017 menjadi seluas 676,38 Hektare. Namun kebakaran hutan tahun 2018 ke 2019 di Kalimantan Timur sempat berkurang 19,890 Hektare.
Kalimantan Utara
Kebakaran hutan di Kalimantan Utara tidak terjadi di tahun 2014. Namun tahun 2015, kebakaran hutan yang paling parah seluas 14,506,20 Hektare. Kemudian tahun 2016, kebakaran hutan seluas 2.107,21 Hektare. Tahun 2017, kebakaran hutan seluas 82 Hektare.
Untuk tahun 2018, kebakaran hutan terjadi seluas 625,82 Hektare dan kebakaran hutan kembali meningkat pada 2019, yaitu seluas 1.444 Hektare.
Riau
Tak hanya di Kalimantan, salah satu wilayah di Pulau Sumatera, yakni Riau juga mengalami kebakaran hutan yang cukup parah. Tahun 2014, kebakaran hutan seluas 6.301,10 Hektare. Tahun 2015 adalah yang paling parah, yaitu seluas 183.808,59 Hektare.
Kemudian kebakaran hutan sempat menurun pada tahun 2016, yaitu seluas 85.219,51 Hektare. Tahun 2017, kebakaran hutan semakin berkurang menjadi 6.866,09 Hektare.
Di tahun 2018, kebakaran hutan meningkat drastis menjadi 37.220,74 Hektare. Tahun 2019, kebakaran hutan makin parah menjadi 49.266 Hektare.
Sumatera Selatan
Beberapa wilayah Sumatera Selatan terkena dampak kebakaran hutan, seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, dan Banyuasin di tahun 2019. Tak hanya tahun 2019, kebakaran hutan di Sumatera Selatan juga pernah terjadi lima tahun terakhir.
Tahun 2014, kebakaran hutan seluas 8.504,86 Hektare. Tahun 2015 adalah yang paling parah, yaitu seluas 646.298,80 Hektare. Kemudian kebakaran hutan berkurang drastis pada 2016, menjadi seluas 8.784,91 Hektare.
Kebakaran hutan makin menurun pada tahun 2017, menjadi 3.625,66 Hektare. Namun pada 2018, kebakaran hutan menjadi meningkat seluas 13.019,68 Hektare. Pada 2019, kebakaran hutan menurun menjadi 11.826,00 Hektare.
Sumatera Utara
Kebakaran hutan di Sumatera Utara memang tak separah dibandingkan wilayah lainnya. Pada 2014, kebakaran hutan seluas 3.219,90 Hektare. Tahun 2015, kebakaran hutan semakin meluas menjadi 6.010,92 Hektare. Pada 2016, kebakaran hutan di Sumatera Utara menjadi yang makin parah, yaitu seluas 33.028,62 Hektare.
Kemudian pada 2017, kebakaran hutan berkurang drastis menjadi 767,98 Hektare. Namun kembali meningkat di tahun 2018 menjadi 3.678,79 Hektare. Pada 2019, kebakaran berkurang menjadi 1.775,00 Hektare.
Jambi
Wilayah Jambi juga pernah mengalami kebakaran hutan yang cukup parah. Tahun 2014, kebakaran hutan seluas 3.470,61 Hektare. Kebakaran hutan tahun 2015 adalah yang paling parah mencapai 115.634,34 Hektare. Namun pada 2016 kebakaran berkurang sangat drastis menjadi 8.281,25 Hektare.
Di tahun 2017, kebakaran hutan seluas 109,17 Hektare. Tahun 2018, kebakaran hutan meningkat menjadi 1.390,90 Hektare. Pada 2019, kebakaran hutan semakin parah menjadi 11.022,00 Hektare.
Bengkulu
Kebakaran hutan di Bengkulu memang tidak separah di wilayah lainnya. Namun imbasnya bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Pada 2014, kebakaran hutan di Bengkulu hanya 5,25 Hektare. Pada 2015, kebakaran hutan mencapai 931,76 Hektare.
Angka kebakaran hutan meningkat pada 2016 mencapai 1.000,39 Hektare. Namun pada 2017, kebakaran hutan berkurang menjadi 131,04 Hektare. Angka kebakaran hutan semakin berkurang pada 2018 dan 2019, yakni 8,82 Hektare dan 1,00 Hektare.
(mdk/dan)