Data antemortem korban AirAsia QZ8501 akhirnya lengkap
Tim sempat kesulitan karena keluarga co-pilot Remi Emmanuel bertempat tinggal di Kepulauan Karibia.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim menyatakan bahwa 162 data antemortem atau data sebelum kematian korban AirAsia QZ8501 sudah lengkap, setelah satu data milik co-pilot Remi Emmanuel terkumpul.
"Sekarang sudah ada 162 data 'ante mortem' sehingga tim bisa melanjutkan proses berikutnya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono kepada wartawan di Surabaya, Minggu (4/1) malam.
Dia menjelaskan, data milik co-pilot asal Prancis tersebut didapat setelah pihaknya bekerja sama dengan Interpol, mengingat tim sempat kesulitan karena keluarganya bertempat tinggal di Kepulauan Karibia.
"Antemortem merupakan kegiatan 'profiling' yakni menyiapkan data orang seperti rekam medis, sidik jari, DNA, termasuk ciri-ciri seperti tahi lalat, tato dan tanda-tanda khusus di tubuh lainnya," ujar dia.
Sampel DNA dari keluarga Remi juga sudah terkumpul. "Total sampel DNA sampai saat ini berjumlah 146 sampel, sisanya 16 sampel kami harap keluarga segera menyerahkan," katanya.
Sementara itu, dari 162 penumpang AirAsia, sebanyak 34 jenazah sudah di Rumah Sakit Bhayangkara dan sembilan jenazah di antaranya yang terdiri atas lima perempuan dan empat laki-laki telah diserahkan ke keluarga.
Selain itu, sembilan jenazah dalam tahap pendalaman rekonsiliasi, 12 jenazah pada pukul 18.00 WIB selesai dilakukan pemeriksaan postmortem (setelah kematian).
Perwira menengah itu menjelaskan, pada Senin (5/1) sekitar pukul 09.00 wib akan digelar rapat rekonsiliasi terhadap 20 jenazah dengan mencocokkan data dari antemortem maupun postmortem.
"Malam ini tim bekerja, khususnya yang telah selesai pemeriksaan 'post mortem', dilanjutkan rapat pra-rekonsiliasi, yakni data-data mentah disajikan dalam bentuk informasi sehingga besok rapat memudahkan tim untuk membahas," katanya.
Baca juga:
Hari ke-8, total 34 jasad korban AirAsia diterima RS Bhayangkara
Ibunda pramugara AirAsia tegar lihat kedatangan jenazah anaknya
Tangis keluarga pecah sambut jenazah Juanita di persemayaman
Basarnas berharap jenazah QZ8501 masih dalam badan besar pesawat
Basarnas: 5 Kapal fokus cari black box QZ8501 besok
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.