Data Sempat Tertunda, Kasus Covid-19 di Jabar Bertambah Signifikan
Berdasarkan data yang diterima, dalam periode 20 Mei hingga 22 Mei 2020 terjadi 262 kasus baru.
Angka positif Covid-19 di Jawa Barat melonjak pada pertengahan pekan ini. Sebabnya, pembaruan data hasil dari laboratorium pada pekan lalu sempat tertunda (delayed).
Berdasarkan data yang diterima, dalam periode 20 Mei hingga 22 Mei 2020 terjadi 262 kasus baru. Dengan angka tersebut, total kasus positif Covid-19 sejak pandemi terjadi di Jabar berjumlah 1.962 orang. Selain karena jeda, ada pelimpahan data dari DKI Jawa Barat terhadap warga yang ber-KTP Jawa Barat.
-
Kondisi Jalur Pantura Jawa Barat seperti apa saat ini? Setelah hampir 10 tahun tak ramai dilewati, bagaimanakah kondisi Jalur Pantura Jawa Barat terkini? Rupanya rute tersebut masih dilewati oleh sejumlah kendaraan. Namun kebanyakan penggunanya adalah truk barang yang menghindari pengeluaran berlebih akibat melewati tol.
-
Kapan Jalur Pantura Jawa Barat mulai ramai pemudik motor? Sudah Ada Beberapa yang Mudik Saat kreator tersebut melalui Jalur Pantura, beberapa pemudik mulai terlihat di satu pekan jelang lebaran. Mereka sudah mulai pulang ke kampung halaman denga menggunakan sepeda motor.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Mengapa harimau Jawa punah? Harimau Jawa mengalami kepunahan karena banyaknya perburuan terhadap satwa liar ini. Pada masa kolonial Belanda, banyak orang memburu harimau Jawa untuk kemudian dijadikan pajangan. Kini, tak ada lagi harimau Jawa di hutan-hutan lereng Gunung Kelud atau di hutan lain di Jawa Timur.
-
Kapan pepatah Jawa "Anak polah bapa kepradah" berlaku? Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk orang tua ikut terdampak buruk, begitu pula sebaliknya, jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik.
-
Apa makna dari pepatah Jawa "Kacang ora ninggal lanjaran"? Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) COVID-19 Jabar, Daud Achmad, lonjakan ini serupa dengan apa yang pernah terjadi pada awal Mei 2020 setelah sempat mencatatakan nol kasus. Itu pun karena ada jeda antara data pemeriksaan PCR dengan waktu pengumuman pemerintah.
"Kemarin ada kenaikan yang cukup signifikan angka positif. Setelah dicari tahu, informasi kenaikan (angka positif Covid-19) itu karean delay data 15 maret yang belum diumumkan oleh pusat," kata dia melalui konferensi pers daring, Jumat (22/5/2020).
"Kemudian ada pelimpahan dari DKI Jakarta. (Warga yang positif Covid-19) dirawat di Jakarta KTP-nya Bekasi atau yang berada di wilayah Bodebek. (Lonjakan kasus ini) sama halnya terjadi pada awal bulan Mei. Dari kosong (kasus Covid-19) naik 192 (orang yang positif). Ini juga sama kejadiannya seperti itu," ia melanjutkan.
Data sementara mengenai Covid-19 di Jawa Barat per Jumat (22/5/2020) mencatat yang meninggal sebanyak 124 orang, sembuh sebanyak 422. Kemudian, angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menurun 0,5 persen menjadi 2.434 orang. Orang Dalam Pemantauan (ODP) menurun 1 persen menjadi sebanyak 6.439.
Lebih lanjut, Daud menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak pernah setuju dengan konsep Herd Immunity. Indikatornya, banyak upaya yang sudah dilakukan untuk menghentikan angka kasus kematian akibat Covid-19 maupun laju penularan.
"Tentu sangat tidak setuju karena itu sama saja pembiaran penularan. Herd Immunity bisa dikatakan kalau sudah ditemukan vaksin atau seseorang yang dinyatakan sembuh kaalau ditemukan obatnya," kata dia.
"Menjelang idul fitri, pengetatan akan dilakukan di sejumlah titik untuk menghindari mudik. Gugus tugas memutuskan memperketat di sejumlah titik. Ini sudah dikoordinasikan dengan pihak Polri dan TNI," pungkasnya.
(mdk/ded)