Potret Habitat Pertama Harimau Jawa, Begini Kondisinya Sekarang
Pada awal abad ke-19 harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa.
Pada awal abad ke-19 harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa.
Potret Habitat Pertama Harimau Jawa, Begini Kondisinya Sekarang
Pada awal abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Mengutip Instagram @blitar.heritage, sebelum letusan Gunung Kelud pada tahun 1901, perkebunan di lereng gunung ini merupakan habitat harimau Jawa.
-
Kenapa Harimau Jawa diburu? Sayangnya, harimau menjadi perlambangan roh-roh jahat sehingga harus dibasmi dan diusir lewat pembantaian.
-
Kenapa hewan liar bahaya untuk dipelihara? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan. Hewan liar dengan naluri liar sering tidak memiliki temperamen yang baik sebagai hewan peliharaan.
-
Dimana kucing liar itu ditemukan? Pada Sabtu (29/7), warga Sampangan, Kota Semarang dihebohkan dengan kemunculan seekor kucing liar yang mengeluarkan air liur.
-
Apa saja bahaya pelihara hewan liar? Hewan liar dengan naluri liar sering tidak memiliki temperamen yang baik sebagai hewan peliharaan. Menangkap satu spesies hewan liar dari habitatnya juga mempengaruhi seluruh ekosistem asli, berisiko menyebabkan ketidakseimbangan antara predator, mangsa, dan hubungan simbiotik.
-
Bagaimana hewan liar bisa menyebabkan penyakit? Sejumlah penyakit bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa penyakit menular ini termasuk: Flu burung, Salmonella, Tuberkulosis, Campak, Virus herpes B.
-
Fakta unik apa tentang harimau? Harimau, dengan pola belang yang memukau dan kegagahannya, merupakan salah satu hewan yang paling menakjubkan di dunia ini. Tidak hanya itu, harimau juga memiliki kekuatan yang luar biasa. Satu pukulan dari cakarnya saja bisa menjadi cukup kuat untuk membunuh seekor binatang dewasa yang berukuran sedang.
Ciri Khas
Mengutip situs endangeredtigers-org, harimau Jawa rata-rata berukuran lebih kecil dibanding subspesies harimau modern lainnya. Ukuran tubuh ini merupakan bentuk adaptasinya terhadap ukuran mangsa utamanya berupa rusa. Mereka memiliki garis-garis panjang dan tipis serta wajah sempit dengan hidung relatif panjang dan sempit. Satwa liar ini juga memiliki garis-garis hitam tebal pada bulu oranye dengan bulu perut putih. Harimau Jawa memiliki kumis terpanjang di antara subspesies harimau lain.
Harimau ini menghuni hutan-hutan dataran rendah, hutan belukar, dan ada kalanya berkeliaran hingga ke kebun-kebun petani di perdesaan lereng gunung di Pulau Jawa. Wilayah jelajahnya tidak melebihi ketinggian 1.200 mdpl.
Eksistensi
Pada tahun 1940-an, spesies harimau Jawa mulai berkurang. Hewan liar ini hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil. Pemerintah berupaya menyelamatkan satwa endemik ini dengan membuka beberapa taman nasional. Namun, taman ini terlalu kecil bagi harimau Jawa untuk mencari mangsa. Seiring berjalannya tahun, jumlah harimau Jawa di taman nasional justru semakin berkurang.
Harimau Jawa
Kepunahan
Mengutip situs tigers.ca, sensus terakhir tentang keberadaan harimau Jawa dilakukan pada tahun 1999-2000 di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Latar belakang survei ini lantaran adanya laporan dari beberapa staf taman nasional dan warga setempat yang menduga bahwa harimau Jawa masih ada.
Penyebab Kepunahan
Harimau Jawa mengalami kepunahan karena banyaknya perburuan terhadap satwa liar ini. Pada masa kolonial Belanda, banyak orang memburu harimau Jawa untuk kemudian dijadikan pajangan. Kini, tak ada lagi harimau Jawa di hutan-hutan lereng Gunung Kelud atau di hutan lain di Jawa Timur.
Seorang pemburu Belanda berpose di depan seekor harimau yang sudah jadi hiasan di area perkebunan Kalitapakduwur Blitar. Foto tersebut diambil pada tahun 15 September 1915.
Banyak orang yang meracun harimau Jawa karena dianggap hama yang merusak kawasan perkebunan di lereng gunung. Selain itu, alih fungsi hutan yang masif juga menyebabkan harimau Jawa cepat punah.