Datangi JIS, anggota DPR teriak-teriak
Anggota Komisi III, Martin Hutabarat berteriak menyayangkan adanya pelecehan di dalam lingkungan sekolah.
Anggota Komisi III beserta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Ditjen Imigrasi hari ini mendatangi Jakarta International School. Kedatangan mereka untuk melakukan pendalaman hasil rapat dengar pendapat umum Komisi III dengan KPAI.
Saat rombongan tiba di depan WC yang menjadi lokasi pelecehan seksual, anggota Komisi III, Martin Hutabarat berteriak menyayangkan adanya pelecehan di dalam lingkungan sekolah. Terlebih JIS merupakan sekolah bertaraf internasional.
"Yang sangat melukai hati kita tidak pantas anak umur 5, 6 tahun diperlakukan kekerasan seksual apalagi menyangkut sekolah internasional," kata Martin seraya teriak ke arah pengurus JIS, Selasa (1/7).
Politikus Gerindra ini juga mempertanyakan, soal CCTV yang berada di depan pintu WC. Apakah CCTV tersebut dipasang sebelum atau sesudah adanya peristiwa pelecehan seksual.
"CCTV dipasang sesudah kejadian, Pak," jawab salah satu perwakilan JIS.
Lebih lanjut, Martin juga mengecam tidak adanya pengawasan yang benar oleh pihak JIS. Dia merekomendasikan kepada pemerintah agar keberadaan JIS ditinjau ulang. "Kita rekomendasikan agar ditinjau keberadaan yang tidak pantas dan harus dievaluasi," ujarnya dengan nada tinggi.
Namun, saat ditanyakan, apakah pemerintah harus mencabut izin beroperasinya JIS, Martin enggan memberikan komentar. Yang menjadi fokus sekarang menurutnya adalah mengevaluasi keberadaan JIS.
"Kalau untuk itu, kita lihat nanti," pungkasnya.
Baca juga:
Polisi kembali periksa 3 guru JIS Rabu lusa
Pekan depan Polda Metro tentukan nasib empat guru JIS
Polda Metro surati Imigrasi, minta deportasi 3 guru JIS ditunda
Terkait sodomi di JIS, 3 guru diperiksa selama 10 jam
3 Guru JIS penuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya
-
Apa yang diharapkan oleh DPR terkait korban pelecehan seksual? Dia juga berharap agar korban berani bersuara saat terjadi pelecehan seksual, termasuk yang terjadi di Sulbar.
-
Bagaimana cara Fakultas Filsafat UGM menangani kasus pelecehan seksual? Pada prinsipnya Fakultas Filsafat UGM konsisten untuk penanganan kasus-kasus kekerasan seksual. Laporan tentang adanya korban dan lain sebagainya belum ada," urai Iva.
-
Mengapa para pemijat difabel netra di Yogyakarta rentan terhadap pelecehan seksual? Arya sendiri tidak tinggal di losmen, melainkan di asrama sekolah dengan biaya yang cukup murah. Rawan terkena pelecehan Di tahun yang sama, Arya pertama kali memperoleh pengalaman tak menyenangkan dilecehkan oleh salah seorang pasiennya. Hari sudah hampir malam ketika ia sedang bersiap memulai kerja lepasnya sebagai pemijat di losmen itu. Tak lama kemudian, datanglah seorang pasien. Dari suaranya, Arya menduga kalau ia adalah seorang lelaki paruh baya.
-
Bagaimana DPR ingin memastikan kasus pelecehan seksual di Sulbar diselesaikan? Karena kasus ini diduga melibatkan oknum pejabat lembaga daerah, maka saya minta semua pihak, terutama kepolisian, agar berkoordinasi dalam penyelesaian kasus ini. Kita pastikan kasus ini berjalan tanpa adanya intervensi," tuntasnya.
-
Apa bentuk pelecehan seksual yang dilakukan oleh mahasiswa filsafat UGM? Dalam video itu, si pria mengaku ada delapan orang korbannya. Pria itu juga meminta maaf atas kekerasan seksual baik secara fisik maupun verbal yang telah dilakukannya.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.