Debat Pilkada Memanas, Calon Kepala Daerah Ini Tepergok Diduga Bawa Contekan
Debat publik calon kepala daerah Kabupaten Blitar terpaksa dihentikan, karena salah satu calon diduga ketahuan membawa contekan.
Debat publik calon kepala daerah Kabupaten Blitar terpaksa dihentikan, karena salah satu calon diduga ketahuan membawa contekan. KPU Blitar mengambil keputusan tersebut setelah adanya protes dari pasangan calon nomor urut 1 Rijanto-Beky Herdihansah karena pasangan nomor urut 2 Rini Syarifah–Abdul Ghoni dituding membaca catatan saat penyampaian visi misi.
Ketua KPU Kabupaten Blitar Sugiono mengatakan KPU sudah membuat kesepakatan bahwa paslon tidak boleh membawa catatan saat di panggung, kecuali visi misi dari KPU.
- Debat Pilkada Siak Digelar di Luar Kota, Polres Bahas Skema Pengamanan Lintas Sektor
- KPU: Debat Pilkada 2024 Dilaksanakan Maksimal Tiga Kali
- Demokrat akan Patuhi Putusan MA Terkait Batas Usia Calon Kepala Daerah
- Perludem Kritik Debat Kedua Pilpres 2024: Pendukung Bikin Riuh, Panelis Tak Dalami Gagasan Cawapres
"Ada pasangan calon yang protes karena ada yang membawa kertas di luar yang difasilitasi KPU, sehingga kami langsung mediasi bersama masing-masing liaison officer (LO) paslon, dan lama tidak ada titik temu, sehingga kondisi semakin tidak kondusif," kata Sugiono di Blitar. Dikutip dari Antara, Kamis (7/11).
Dia melanjutkan, KPU memutuskan bahwa debat publik yang kedua ini dihentikan, sebab jika dilanjutkan dikhawatirkan risikonya lebih besar.
"Kalau ini dilanjutkan risikonya lebih besar sehingga jajaran KPU sepakat untuk menghentikan debat, karena hal itu keputusan yang terbaik," ucap dia.
Saat awal debat publik kedua yang digelar di Hall Kampung Coklat Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar tersebut dimulai, berjalan seperti biasa.
Pembaca acara mengawali kegiatan debat publik dengan mengenalkan dua paslon Bupati dan Wakil Bupati Blitar dan mempersilakan mereka untuk maju ke panggung.
Ketika itu, mereka dijelaskan diberikan waktu untuk menyampaikan visi misi. Untuk paslon Bupati dan Wakil Bupati Blitar nomor urut 1 pasangan Rijanto-Beky Herdihansah (Rizky) menjelaskan tentang peningkatan pelayanan publik yang bertekad saat terpilih ke depan akan memberikan pelayanan yang tepat, tidak bertele-tele, siap mengentaskan pungutan liar, dan meningkatkan pelayanan dengan sistem digitalisasi.
Selain itu, pihaknya juga siap berkolaborasi dengan merangkul tokoh masyarakat, perguruan tinggi, pengusaha dan masyarakat.
"Setiap masalah akan diselesaikan sebaik-baiknya dan tentunya setiap hari Senin jam 06.00 WIB sampai jam 07.00 WIB, ada kesempatan menyampaikan unek-unek dan ini kami teruskan," kata Rijanto.
Sementara itu, paslon Bupati dan Wakil Bupati Blitar nomor urut 2 pasangan Rini Syarifah–Abdul Ghoni (Rindu) menjelaskan soal programnya yang keberlanjutan. Sebagai wujud rasa cinta untuk Kabupaten Blitar, pasangan ini akan meneruskan perjuangan menuju Kabupaten Blitar maju, sejahtera dan keberlanjutan.
Calon Bupati Blitar Rini Syarifah menjelaskan soal pelayanan masyarakat yang tidak bisa lepas dari penerapan pemerintahan yang baik, yang berperan sebagai kerangka kerja demi mendukung pelayanan masyarakat yang efektif dan responsif dari permasalahan daerah.
"Kami akan berkolaborasi membangun masyarakat dengan tokoh masyarakat, sektor swasta, sehingga berdampak positif," kata Rini.
Namun, saat penyampaian ini, Rini justru terlihat seperti membaca naskah. Hal itu kemudian yang membuat pasangan nomor urut 1 sempat protes. Beberapa waktu protes itu tidak langsung ditanggapi oleh moderator yang membiarkan, hingga kemudian suasana semakin tidak kondusif.
Kemudian, petugas keamanan dari KPU Kabupaten Blitar mendekati pasangan Rindu ini hingga Mak Rini, sapaan akrab Rini Syarifah langsung menutup sesuatu dan penyampaian visi misi dilanjutkan oleh pasangan calon wakilnya Abdul Ghoni hingga waktu habis.
Hingga kemudian, LO dari dua pasangan calon dipertemukan dan tidak ada titik temu dan kemudian KPU memutuskan untuk menghentikan debat publik yang kedua ini.
Isu terkait dengan kertas contekan juga sebelumnya sempat menguat dan menjadi sorotan saat debat publik yang pertama yang berlangsung pada Jumat (18/10). Petahana Rini Syarifah seperti membawa dan membaca beberapa lembar kertas berisi catatan.
Dalam Pilkada 2024 ini, mempertemukan dua pasangan calon yang sama-sama pernah menjabat Bupati Blitar. Rijanto sebelumnya adalah Bupati Blitar dan Rini Syarifah adalah rivalnya dalam Pilkada 2020.
Hasil perolehan pasangan nomor urut satu (Rijanto-Marhaenis Urip Widodo) adalah 255.694 suara dan pasangan nomor urut dua (Rini Syarifah-Rahmad Santoso) adalah 365.365 suara.
Secara persentase, pasangan petahana kepala daerah di Kabupaten Blitar yakni Rijanto-Marhaenis Urip Widodo mencapai 41,16 persen dan pasangan Mak Rini-Rahmad Santoso mencapai 58,84 persen. Partisipasi masyarakat dalam pilkada mencapai 67,06 persen.
Di Pilkada 2024, keduanya sama-sama saling bertemu untuk bertarung kembali.