Demi Wisatawan, Pemkab Karanganyar Bangun Tangga ke Puncak Gunung Lawu
Pemerintah Kabupaten Karanganyar akan membangun anak tangga dari Cemoro Kandang menuju puncak Gunung Lawu. Proyek sepanjang 7-8 kilometer ini dibangun karena selama ini masyarakat sukar membedakan antara jalur orang dengan jalur air di lokasi pendakian.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar akan membangun anak tangga dari Cemoro Kandang menuju puncak Gunung Lawu. Rencana ini akan direalisasikan dalam waktu dekat. Saat ini tahapan pengerjaan proyek sepanjang 7-8 kilometer tersebut tengah memasuki detail engineering design (DED).
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar Titis Sri Jawoto memperkirakan, proyek ini bakal dimulai Agustus 2020. Dia berharap adanya anak tangga tersebut bisa mengakomodir masyarakat umum yang ingin menikmati keindahan Gunung Lawu.
-
Apa yang terjadi pada pendaki di Gunung Lawu? Seorang mahasiswi asal Universitas Diponegoro (Undip), Anindita Syafa Nabila Rizky (20) ditemukan meninggal dunia di Pos 4 Gupakan Menjangan jalur pendakian Gunung Lawu lewat Cetho, Karanganyar, Jateng, pada Minggu (25/6) siang.
-
Apa yang sering terdengar di Gunung Lawu? Tak hanya itu, di Gunung Lawu juga ada spot Bulak Peperangan, yaitu lokasi di mana banyak pendaki sering mendengar suara-suara gaduh seperti perang.
-
Kenapa Gunung Lawu menjadi tempat bertapa yang populer? Gunung Lawu memiliki banyak tempat bertapa yang bersejarah dan sakral. Salah satunya adalah Candi Cetho, sebuah candi Hindu yang dibangun pada abad ke-15.
-
Kenapa wisatawan bisa melihat pemandangan Gunung Lawu dari Jembatan Kaca Kemuning Sky Hills? Ketika cuaca cerah, wisatawan yang mendatangi kawasan ini dapat melihat langsung pesona Gunung Lawu serta bentangan alam yang mengelilinginya karena lokasi wisata berada di kaki Gunung Lawu.
-
Di mana pendaki Gunung Lawu sering merasakan kehadiran penunggu alam gaib? Gunung Lawu menyimpan cerita mistis yang membuat beberapa pendaki merasakan kehadiran penunggu alam gaib. Pengalaman ini umumnya terjadi saat mencapai pos 4, suatu lokasi yang dianggap paling angker di rute pendakian. Pendaki sering merasakan perubahan suasana dan hawa di sekitar mereka, menciptakan sensasi yang sulit dijelaskan secara rasional. Konon, sedikit pendaki yang berani mendirikan tenda di tempat ini karena merasa adanya nuansa yang berbeda dan terasa kurang nyaman.
-
Apa yang dilakukan Maruli Simanjuntak di Gunung Lawu? Maruli ingin gerakan pembersihan dan penghijauan dilakukan secara berkelanjutan dengan didukung regulasi dari pemerintah daerah setempat. Menurut Maruli, tugas menjaga lingkungan alam merupakan tanggung jawab bersama.
"Tangga itu sebenarnya hanya untuk memudahkan istilah saja. Sebenarnya itu revitalisasi jalur pendakian lama," ujar Titis saat ditemui merdeka.com, di Alana Hotel Karanganyar, Kamis (6/2).
Titis menjelaskan, selama ini masyarakat sukar membedakan antara jalur orang dengan jalur air di lokasi pendakian. Sehingga banyak kejadian para pendaki tersesat, terutama saat cuaca buruk atau turun hujan. Masyarakat juga sulit membedakan saluran air yang tampak seperti jalur pendakian saat kering.
"Itu yang membuat orang tersesat. Kelihatannya jalan, tetapi ternyata itu jalan air. Tidak ada bedanya. Itu yang akan kita buat lebih bagus, nyaman," ujar Titis.
Dia berjanji pembangunan anak tangga tetap dalam koridor ramah lingkungan. Tidak akan ada penebangan pohon. Pembangunan anak tangga juga hanya memperbaiki jalur pendakian yang sudah ada sebelumnya. Menurutnya, jalur pendakian melalui Cemoro Sewu di Magetan, Jawa Timur, sudah dibuat anak tangga.
"Kita hanya memperbaiki. Kalau buat jalur baru itu harus izin menteri. Jalur itu kita perbaiki, kita tata agar tidak menyesatkan. Bahkan orang yang tadinya mampu menjadi tidak mampu mengakses jalur lama. Yang agak massif nanti di Cemoro Kandang sebagai pintu gerbang kita perbaiki menjadi lebih representatif," jelasnya.
Lebih lanjut Titis menjelaskan, pembangunan anak tangga Lawu tidak menggunakan dana APBD. Melainkan berasal dari dana corporate social responsibility (CSR). Pemkab Karanganyar, lanjut dia, tidak bisa membangun wilayah tersebut, karena lahan pendakian merupakan kewenangan Perhutani Surakarta.
Baca juga:
Polisi Tetapkan Tersangka Perusakan Hutan Gunung Lawu
Perhutani Hentikan Kerjasama dengan Perusak Hutan Lawu
Bangun Warung Kopi, Hutan di Gunung Lawu Dirobohkan Alat Berat
Pendakian ke Gunung Lawu Sementara Ditutup Akibat Badai
Ratusan Personel Gabungan Padamkan Kebakaran di Gunung Lawu
8 Hektar Hutan di Anakan Gunung Lawu Terbakar