Demo aktivis perempuan Cilacap tolak eksekusi mati berujung ricuh
Kericuhan tak bisa dihindari. Terjadi tarik menarik antara petugas dengan demonstran.
Sejumlah aktivis yang berasal dari gabungan kelompok perempuan demonstrasi di sekitar Dermaga Wijayapura Cilacap, Kamis (28/7) sore. Sebelum demo mereka selesai, aparat kepolisian membubarkan dan menjemput paksa sejumlah aktivis perempuan tersebut menggunakan mobil patroli.
Demonstran berasal dari Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Cilacap, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cilacap. Mereka menolak eksekusi mati terhadap Merry Utami. Aktivis perempuan tersebut meminta kebijakan pemerintah untuk menganulir keputusan eksekusi mati terhadap Merry.
"Mereka tidak tahu siapa Merry Utami sebenarnya. Merry adalah buruh migran yang menjadi korban dalam kasus ini. Karena itu kami meminta kepada pemerintah untuk tidak mengeksekusi mati Merry Utami," ujar salah satu aktivis Mujiatun, Kamis (28/7).
Selain Mujiatun, aktivis perempuan lainnya, Cika juga meminta agar tidak lagi ada hukuman mati terhadap warga negara. Menurutnya, tidak selayaknya Merry mendapat hukuman mati.
"Kami tidak hendak membela gembong narkoba. Sebab Merry adalah korban," ujarnya.
Dalam aksi tersebut, demonstran membawa poster bertuliskan "Grasi untuk Merry Utami" "Selamatkan Merry Utami dari Eksekusi Mati" dan beberapa poster lainnya. Tak lama usai orasi, petugas dari kepolisian Cilacap mengeluarkan mobil patroli dan menarik sejumlah aktivis perempuan tersebut.
Kericuhan tak bisa dihindari. Sempat terjadi tarik menarik antara petugas dengan demonstran. Sejumlah poster yang dibawa aktivis perempuan tersebut disita petugas yang berjaga.