Demo BBM di DPRD Jatim ricuh, mahasiswa bentrok dengan polisi
Karena kalah jumlah, puluhan mahasiswa yang menentang kenaikan harga BBM itu kocar-kacir.
Aksi demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang digelar puluhan mahasiswa dari berbagai elemen di Gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura, Surabaya, berujung ricuh, Jumat siang (21/11).
Bentrok antara para demonstran dengan polisi ini dipicu oleh aksi mahasiswa yang memaksa masuk ke dalam gedung dewan. Namun aksi itu dihalang-halangi oleh puluhan petugas yang bersiaga mengamankan gedung.
Aksi mulai memanas. Para demonstran yang salah satunya berasal dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu, terlihat bersitegang dengan pihak kepolisian. Mereka terlibat aksi saling dorong, hingga akhirnya para mahasiswa kesal dan melempar petugas dengan botol mineral. Kontak fisik-pun tak bisa dihindari.
Karena kalah jumlah, puluhan mahasiswa yang menentang kenaikan harga BBM itu kocar-kacir. Mereka berlarian ke sana-kemari, sebagian masuk dan bersembunyi di dalam Masjid Kemayoran yang berada di depan Gedung DPRD Jawa Timur.
Korlap Aksi, Nur Halim mengatakan aksi yang dilakukan pihaknya ini adalah aksi menentang keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menaikkan harga premium dari harga Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 serta solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500, diambil secara sepihak tanpa sepengetahuan DPR.
Para mahasiswa mengancam akan menggelar aksi terus-menerus hingga harga BBM kembali diturunkan. "Aksi ini akan kami lakukan terus menerus. Intinya kami menolak kenaikan harga BBM. Makanya kita mendesak DPR agar segera bersikap dan mengingatkan pemerintah bahwa kenaikan harga BBM sungguh menyengsarakan rakyat kecil," kata Nur Halim usai aksi yang berujung bentrok itu.
Selanjutnya, setelah situasi kembali kondusif, para demonstran bergeser ke Kantor Gubernuran di Jalan Pahlawan, kemudian beralih ke Kantor Pertamina di Jalan Jagir, Wonokromo, Surabaya.