Demo di Makassar Berujung Ricuh, Polisi Amankan 21 Orang
Demonstrasi tolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di depan gedung Pinisi kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Jalan AP Pettarani, Kamis (23/10) malam berakhir ricuh. Massa membakar fasilitas di kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Makassar yang berlokasi tidak jauh dari tempat unjuk rasa.
Demonstrasi tolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di depan gedung Pinisi kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Jalan AP Pettarani, Kamis (23/10) malam berakhir ricuh. Massa membakar fasilitas di kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Makassar yang berlokasi tidak jauh dari tempat unjuk rasa.
"Unjuk rasa tersebut sudah disusupi oleh kelompok Anarko yang memang men-setting untuk membuat kerusuhan. Totalnya ada 21 orang yang diamankan di kejadian semalam. Apakah di antara yang diamankan ini ada orang Anarko, kita masih dalami," kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Ibrahim Tompo saat dikonfirmasi, Jumat (23/10).
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Kenapa para kepala desa melakukan demo di depan Gedung DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Siapa saja yang membacakan deklarasi Pemilu damai di Makassar? Adapun, nama-nama pengurus yang membacakan deklarasi:- Rektor Universitas Hasanuddin (Prof Dr. Ir. Jamaluddin Jompa M.Sc)- Rektor Universitas Negeri Surabaya/Ketua (Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes.)- Rektor Universitas Negeri Mataram (Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo)- Rektor Universitas Negeri Jakarta (Prof. Dr. Komarudin, M.Si)- Rektor Universitas Terbuka (Prof. Dr. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D) - Rektor Universitas Wahid Hasyim (Prof. Dr. H. Mudzakkir Ali, MA)- Rektor Universitas Teknorat Indonesia (Dr. H.M. Nasrullah Yusuf, S.E. M.B.A)- Rektor Universitas Lambung Mangkurat (Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, S.E., M.Si)- Rektor Universitas Borneo (Prof. Dr. Adri Patton, M.Sii)- Rektor Politeknik Negeri Media Kreatif (Dr. Tipri Rose Kartika)- Rektor Universitas Negeri Gorontalo (Prof. Dr. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd)- Rektor Universitas Balikpapan (Dr. Ir. M. Isradi Zainal, M.T., M.H., M.M., DESS., M.K.K.K., IPU)
-
Apa tujuan utama para kepala desa dalam melakukan demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Mereka memandang revisi UU Desa dibutuhkan untuk memberikan kepastian hukum terkait masa jabatan kepala desa dari 6 tahun menjadi 8 tahun atau 9 tahun.
-
Kapan Hari Demokrasi Internasional diperingati? Setiap tanggal 15 September masyarakat dunia memperingati Hari Demokrasi Internasional.
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
Selain terjadi aksi perusakan, kericuhan itu juga menyebabkan dua warga terluka yakni Reski (19) terkena anak busur di tangan kanan, dan Ahmad Aksa (17), juga kena anak busur di paha kanan.
Adapun fasilitas yang dirusak antara lain CCTV di tiang listrik yang ada di pertigaan Jalan Raya Pendidikan, papan reklame dan mobil ambulans Partai NasDem.
Soal kronologi, Ibrahim Tompo menjelaskan, awalnya sekitar 250 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Makassar dan Gerakan Rakyat Makassar demo di depan gedung Pinisi kampus Universitas Negeri Makassar (UNM).
Berunjuk rasa mulai pukul 16.55 WITA. Mereka menutup separuh badan jalan sehingga arus melambat ke arah selatan Jalan Sultan Alauddin Makassar. Pukul 17.00 WITA, pengunjuk rasa bergeser kearah pertigaan Jalan Raya Pendidikan-Jalan AP Pettarani dengan membakar ban bekas serta menutup total dua arah.
Selanjutnya menahan dua truk kontainer untuk dijadikan panggung orasi, disusul aksi perusakan menggunakan batu dan bambu serta melakukan pembakaran.
"Pukul 21.30 WITA terjadi aksi saling lempar dengan menggunakan batu, petasan serta busur antarwarga dengan kelompok pengunjuk rasa yang sebagian besar telah disusupi oleh kelompok Anarko dari Jalan Raya Pendidikan dengan warga yang merasa sudah tidak sabar dengan penutupan arus lalin," pungkas Ibrahim Tompo.
Baca juga:
Demo Tolak Omnibus Law di Makassar Ricuh, Kantor DPD NasDem dan Ambulans Dirusak
Petinggi KAMI Ahmad Yani akan Diperiksa Polisi Hari Ini
Demo di Jember Sempat Ricuh, Kaca Gedung DPRD Pecah Dilempar Batu
Aksi Petugas Bersihkan Sampah Massa Unjuk Rasa di Sekitaran Patung Kuda
Polisi Belum Bisa Temukan Penyebar Selebaran Provokatif di Bali
Selesai Sampaikan Aspirasi, Massa Buruh di Patung Kuda Bubar dengan Tertib