Demo full day school 'bunuh menterinya' & beda suara tokoh NU
Video demonstrasi sejumlah santri menolak full day school ramai beredar di media sosial. Dalam video demonstrasi berdurasi 1:03 menit itu para santri berteriak dengan mengumpat 'bunuh menterinya sekarang juga'. Sontak hal itu menyedot perhatian publik.
Video demonstrasi sejumlah santri menolak full day school ramai beredar di media sosial. Dalam video demonstrasi berdurasi 1:03 menit itu para santri berteriak dengan mengumpat 'bunuh menterinya sekarang juga'. Sontak hal itu menyedot perhatian publik.
Kalangan NU pun beda suara terkait video tersebut. Aktivis muda NU yang juga Direktur NU Online, Savic Ali mengecam demo yang mengandung ujaran kebencian itu.
Dia mengaku mendapat banyak 'mention' di Twitter terkait demo tersebut. Pihaknya berjanji akan segera mengeceknya.
"Dapat banyak mention terkait demo santri yang teriak "bunuh". Kami segera mengeceknya, dan pengurus NU menegur dan tak membenarkannya," katanya dalam akun Twitter @savicali, Selasa (15/8).
"Beberapa mention nyinyirin komen gw dulu yang mengecam demo anti-Ahok yang teriak "bunuh" juga. Maaf, saya juga mengecam demo santri yang teriak bunuh," kicaunya.
Sementara itu, Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini mengaku telah mendapat klarifikasi terkait aksi dari video yang beredar tersebut. Menurutnya, video itu hoax.
Pihaknya mengaku telah melacak video yang viral di media sosial pada Minggu (13/8) lalu itu. Dia pun telah menemukan pihak yang pertama kali mengunggah video tersebut.
Helmy menyatakan, video itu disebar bertujuan untuk mencemarkan nama baik NU. Selain itu, aksi yang awalnya dikira terjadi di Purbalingga padahal ternyata terjadi di Lumajang itu diprovokasi oleh oknum tak bertanggungjawab.
"Kami telah melakukan klarifikasi dan menerima laporan bahwa kejadian yang dikira terjadi di Purbalingga, padahal terjadi di Lumajang tersebut murni merupakan perbuatan oknum yang sengaja memprovokasi massa aksi," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (14/8).
Kemarin, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj mengakui mereka adalah warga NU. Menurutnya, mereka adalah anak-anak yang tak mungkin bisa dikontrol satu persatu.
"Ya itu kan anak-anak masa iya mau dikontrol satu-satu ya enggak bisa. Tapi kita sudah berikan pengarahan," kata Said Aqil, di Jalan Kramat 6 Nomor 14, Jakata Pusat, Senin (14/8).
Sementara soal banyaknya santri yang demo menolak full day school, Said mempersilakan mereka demo.
"Iya biarkan saja mereka demo tapi kan enggak anarkis, Ya demo kan bagian dari aspirasi,"
Menurutnya, para santri demo sambil membawa bendera NU lantaran merasa tergusur dengan adanya full day school.
"Karena yang akan tergusur itu kebanyakan madrasah yang dikelola oleh NU jumlahnya itu 76 ribu di Indonesia ini," ujarnya.
Baca juga:
'Teriak Allahu Akbar tetapi teriak bunuh menteri, aneh banget'
Said Aqil soal santri 'bunuh menterinya': Ya itu kan anak-anak
Anggota DPR duga santri diprovokasi ustaz teriak 'bunuh menterinya'
Penolakan full day school diminta tak libatkan anak-anak
Polemik full day school hingga demo santri 'bunuh menterinya'
-
Kenapa Alexandria Islamic School menerapkan konsep boarding dan fullday school? Dengan konsep ini Alexandria memiliki tujuan untuk menciptakan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan global dan memiliki pemahaman yang mendalam mengenai iman dan taqwa.
-
Di mana Farel Prayoga bersekolah? Farel Prayoga kini berseragam putih-biru alias SMP. Dia sekolah di SMP Negeri (SMPN) 1 Cluring, Banyuwangi. Farel masuk kelas 7E dan capat membaur bersama teman-teman barunya.
-
Dimana Program Desa Brilian membantu anak pelaku UMKM? Program Desa BRIlian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Desa Sambirejo turut berkontribusi dalam mengembangkan sektor UMKM penduduk setempat.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa yang ditawarkan Trehaus School di Jakarta? Trehaus School adalah prasekolah pertama di Jakarta yang menawarkan kurikulum terstruktur untuk pembelajaran pendidikan dini yang mendalam, serta program extended day, yang mirip dengan daycare, untuk mendukung penguasaan bahasa Inggris dan Mandarin dengan Bahasa Indonesia yang terintegrasi ke dalam kurikulum.
-
Apa yang dilakukan anak-anak SD di Desa Gabus untuk bisa sampai ke sekolah? Mereka harus sebrangi Sungai Cidurian menggunakan rakit bambu lantaran tak ada fasilitas jembatan.