Depan pemerintah Jerman, kepala BNPT ungkap cara atasi masalah terorisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jerman. Dalam pertemuan Suhardi menjelaskan upaya yang dilakukan Indonesia dalam menangani masalah radikalisme dan terorisme.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jerman. Dalam pertemuan Suhardi menjelaskan upaya yang dilakukan Indonesia dalam menangani masalah radikalisme dan terorisme.
"Kami diminta untuk menjelaskan mengenai pendekatan yang dilakukan Indonesia selama ini dalam menangani masalah terorisme ke beberapa institusi pemerintahan yang ada di Jerman. Karena mereka ingin tahu bagaimana pengalaman kita (Indonesia) selama ini dalam menanggulangi terorisme, termasuk di antaranya mengenai tantangan dari FTF (Foreign Terrorist Fighter)," ujarnya.
Hal ini disampaikan Suhardi usai melakukan pertemuan di kantor The Federal Criminal Police Office of Germany (Bundeskriminalamt/BKA), Wiesbaden, Jerman, pada Kamis (19/10) malam.
Lebih lanjut, mantan Kabareskrim Polri ini, menjelaskan bahwa instansi pemerintahan Jerman yang turut hadir untuk menerima penjelasan darinya di antaranya Federal Ministry of the Interior (Kementerian Dalam Negeri Jerman), Federal Foreign Office (Kementerian Luar Negeri Jerman), Bundeskriminalamt/BKA Germany, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (BAHIRA Advice Centre).
Kepada instansi pemerintah Jerman itu, alumni Akpol tahun 1985 ini, menyampaikan bahwa pentingnya upaya untuk menyeimbangkan antara penggunaan pola hard approach (pendekatan keras) dan soft approach (pendekatan lunak) dalam penanggulangan terorisme tersebut.
"Terlebih dalam soft approach Indonesia relatif berhasil dalam program deradikalisasi, di mana teroris yang telah menjalani masa hukuman dari sebanyak 560 orang hanya 3 orang yang kembali melakukan tindakan terorisme," ujar mantan Kapolda Jabar ini.
Mantan Kadiv Humas Polri ini mengatakan, program kontra-radikalisasi yang dilakukan BNPT yakni dengan menggandeng unsur masyarakat termasuk pemuda, 'netizen' dan juga mantan aktivis teroris untuk melakukan counter narative telah menjadi program unggulan nasional. "Ini juga berjalan efektif," tuturnya.
Menanggapi penjelasan Suhardi, Vice-President of the Bundeskriminalamt, Peter Henzler menyampaikan ketertarikan untuk mempelajari lebih intensif melalui kunjungan balasan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
"Kebijakan BNPT sangat komprehensif dan kami berminat untuk melihat secara langsung implementasi kebijakan yang dilakukan BNPT khususnya mengenai pendekatan soft approach itu," ujar Peter.
Dalam pertemuan tersebut, Suhardi didampingi Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris, dan Kasubdit Amerika Eropa, Wandi Andrianto Syamsu. Turut serta dalam delegasi Indonesia tersebut, Direktur Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), Universitas.Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Irfan Abubakar.
Turut juga mendampingi Suhardi selama berada di Jerman, yakni Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Fauzi Bowo beserta staf Kedubes RI di Jerman.