Depresi karena menganggur, Solihin gantung diri di dapur
Sejak pulang merantau dari Kalimantan, Solihin numpang tinggal di rumah adiknya.
Tali tambang warna biru menjadi saksi detik-detik Muhammad Solihin (64) menghembuskan napas terakhirnya. Warga Jalan Kolonel Sugiono Gg 3A Kota Malang itu mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di plafon dapur tempat tinggalnya.
Jasad Solihin pertama kali ditemukan oleh adik kandungnya sendiri, Syaiful Bakri (55). Begitu melihat jasad kakaknya tergantung, Bakri langsung berteriak meminta tolong para tetangganya. Saat itu juga warga berdatangan memberikan pertolongan, namun Solihin sudah dalam kondisi tidak bernyawa lagi.
"Siang tadi masih sempat minta rokok, tapi saya tawari makan tidak mau," kata Bakri di rumahnya, Rabu (29/7).
Solihin, menurut Bakri baru tiga bulan tinggal bersama keluarga adiknya. Hidup Solihin selama ini banyak bergantung kepada adiknya, yang sehari-hari sebagai tukang kayu. Bakri mengaku tidak punya firasat apapun sebelumnya.
"Sejak pulang dari merantau memang sering merenung. Sering duduk bersila, tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya," katanya.
Kuat dugaan, Solihin depresi karena sejak menumpang hidup pada adiknya, tidak memiliki pekerjaan. Tidak ada penghasilan apapun yang bisa menopang hidupnya. Solihin yang sudah menduda selama sekitar 20 tahun, sebelumnya merantau ke Kalimantan bekerja serabutan.
Kapolsek Kedungkandang, Kompol Putu Mataram memastikan almarhum meninggal akibat bunuh diri. Karena pada tubuh korban tidak ditemukan adanya luka hasil kekerasan. Namun demikian polisi akan meminta keterangan keluarga.
"Sementara berdasarkan keterangan keluarga memang begitu (bunuh diri), tapi penyebab pastinya masih akan terus diselidiki," katanya.