Deretan polisi-polisi teladan yang menginspirasi selama 2016
Polisi tak selamanya bisa dicap buruk, ada juga yang patut diteladani meski jumlahnya memang tak terlalu banyak. Kisah-kisah mereka sungguh menginspirasi.
Polisi tak selamanya bisa dicap buruk, ada juga yang patut diteladani meski jumlahnya memang tak terlalu banyak. Kisah-kisah mereka sungguh menginspirasi.
Andai saja mayoritas anggota Korps Bhayangkara seperti ini tentu saja menyejukan. Dari pangkat rendahan sampai jenderal sebaiknya meniru.
Tercatat ada polisi menyambi sebagai pemulung, ada juga perwira tinggi yang jujur sehingga diapresiasi bawahan. Baginya pangkat bukan lah apa-apa, nomor satu adalah kejujuran.
Sepanjang tahun 2016, merdeka.com mencatat beberapa polisi patut diacungi jempol. Berikut daftarnya.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Buah apa yang sering diincar polisi? Buah yang sering diincar polisi?" Buahndar narkoba.
Bripka Seladi nyambi sebagai pemulung
Sosok polisi jujur zaman sekarang mungkin pantas disematkan kepada Bripka Seladi, anggota Polantas Polres Malang. Hidupnya jauh dari kemewahan. Bahkan kerjaannya di luar kepolisian merupakan pemulung.
Memasuki usia 58 tahun, tidak membuat Bripka Seladi membanggakan diri setinggi langit. Dia tetap menjadi sosok polisi apa adanya. Meskipun telah diganjar pelbagai penghargaan, termasuk dari Kapolri.
Selama menjalani tugasnya sebagai abdi negara, Bripka Seladi ogah neko-neko. Mengayomi masyarakat menjadi tujuannya. Sebab, dia merasa tugas utama polisi harus mengayomi bukan bertindak arogan.
Bripka Seladi mungkin salah satu sosok polisi jujur di Indonesia. Banyak hal patut ditiru para personel polisi dari sikapnya.
Kapolda NTB Brigjen Umar Septono
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Nusa Tenggara Barat Brigadir Jenderal Umar Septono ini benar-benar patut menjadi tauladan bagi kepolisian. Dia tak pernah menyombongkan diri, dan selalu mengingatkan anak buah untuk terus melayani masyarakat.
Kini, dia kembali membuat hati anak buahnya bergetar. Demi salat tepat waktu, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatan yang disandangnya.
Pernyataan itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 1 detik, yang diunggah akun Facebook Herman Juli Prasetyo, Jumat (14/10). Bagi dia, panggilan tertinggi hanyalah panggilan untuk salat lima waktu, atas alasan itu dia rela meninggalkan kesibukannya di dunia.
"Lima waktu saya di awal waktu, berjemaah, di masjid, di saf depan sebelah kanan. Itu harga mati," ucap Umar.
Ketika azan berkumandang, Umar mengaku akan meninggalkan kegiatan apapun yang sedang dijalaninya, termasuk rapat yang dihadiri siapa pun petingginya. Demi itu pula, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatannya.
"Dunia saya pertaruhkan, pangkat, jabatan ini," tegas dia.
"Karena panggilan paling tinggi hanya satu, Allahuakbar, Allahuakbar. Mau panggilan mana lagi yang lebih tinggi," ujar Kapolda dengan suara lantang.
Selain di atas, Brigjen Umar sudah berkali-kali mengucapkan pidato yang islami dan bikin hati yang mendengarnya bergetar.
Aiptu Sutisna
Aiptu Sutisna menjadi korban dari seorang wanita yang telah mencakarnya saat menjalankan tugas sebagai polisi lalu lintas di kawasan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa (13/12) lalu.
"Ya Pak Kapolda pesan semoga bisa jadi contoh buat teman-teman yang lain," ucap Sutisna kepada awak media di halaman Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (14/12).
Dirinya pun menuturkan kronologi dirinya di cakar oleh wanita bernama Dora Natalia seorang PNS yang bekerja di Mahkamah Agung (MA). Dora yang sedang melintas di jalan tersebut, tiba-tiba memaki dirinya yang sedang melaksanakan tugas.
"Ya saya sedang di BKO ke TransJakarta situ, terus ibu itu tiba-tiba maki-maki saya. Padahal saya nggak nyetopin, nggak nilang, tau-tau dia maki-maki saya pakai kata-kata kasar, pokoknya keluar lah itu semua isi kebon binatang," lanjutnya.
Sutisnya mengaku tidak merasa bersalah. Dirinya mengaku bingung, tiba-tiba ada seorang wanita yang memakinya dan ingin merebut telepon genggam miliknya. Dia juga menerima sebuah piagam penghargaan dari Kapolda Metro Jaya M.Iriawan.
"Saya juga bingung padahal saya nggak salah, dia juga nggak salah. HP saya direbut, katanya disuruh ambil ke Mahkamah Agung. Oh iya mbak saya di ruangan Pak Dir, nanti lagi telponannya ya," papar Sutisna.
AKBP Indra Jafar
Jumat (2/11), suara adzan berkumandang, membuat jutaan massa yang memadati lapangan monas buru-buru bergegas merapat dan bersiap melaksanakan salat jumat.
Pria tersebut adalah AKBP Indra Jafar yang didaulat oleh panitia aksi bela islam 3 sebagai muadzin Salat Jumat dengan jamaah terbanyak di indonesia yang digelar di lapangan Monas, kemarin.
Seorang pria berkulit putih terlihat berdiri sambil memegang pengeras suara, matanya terlihat teduh, siapa pun yang melihatnya pasti tak akan menyangka jika pria yang berdiri tersebut adalah perwira menengah kepolisian.
"Suatu kehormatan bisa berdiri ditengah-tengah jutaan saudara muslim, dan berkesempatan untukazan," ujar AKBP Indra seperti dituturkan Karo Penmas Mabes Polri Kombes Rikwanto, Sabtu (3/12).
Keterlibatan Indra saat itu Kapolres Cirebon Kota hingga ditunjuk menjadi muadzin dalam pelaksanaan salat jumat akbar di lapangan monas tidak lepas dari peran sahabatnya yakni Ustaz Arifin Ilham yang mendapuknya untuk menjadi mudzin.
"Sebelumnya saya memang kenal dan dekat dengan beberapa ulama, ketika diminta saya langsung mengiyakan," imbuhnya.
Menurutnya, beberapa saat sebelum melaksanakan tugas sebagai muadzin, Kapolri Jenderal M Tito Karnavian tiba-tiba memanggilnya, saat itu orang nomor 1 di Korps Bhayangkara tersebut memberikannya ucapan selamat karena dipercaya untuk menjadi muadzin dalam pelaksanaan Salat Jumat. Kapolri juga memintanya supaya maksimal menjalankan tugas.
"Sempat ketemu dengan Kapolri, beliau saat itu sedikit kaget, nggak nyangka ada kapolres yang jadi muadzin, tapi beliau bangga, memang harus seperti, setiap pimpinan harus bisa jadi contoh dan mencontohkan, tidak hanya memerintah," tuturnya.
Sebenarnya bagi masyarakat Kota Cirebon, Indra Jafar bukanlah sosok asing, meskipun baru enam bulan berdinas di Polres Cirebon kota, tapi penggalan dan pembinaan yang dilakukan begitu mendalam. Hampir setiap Jumat dia berkeliling dari masjid ke masjid menyampaikan program kepolisian, bahkan tak jarang Indra didaulat menjadi muadzin di masjid yang ia datangi.
"Islam agama yang mengajarkan kelembutan, menebar kedamaian untuk mahluk seluruh alam, ini yang harus benar-benar kita jaga," paparnya.
Â
(mdk/did)