Nestapa 36 buruh, disundut rokok hingga mandi pakai sabun colek
Para buruh dipekerjakan tanpa menerima bayaran sepeser pun dengan jam kerja dari pukul 06.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Penderitaan para buruh yang diperlakukan secara keji akhirnya dapat dihentikan. Sebanyak 36 buruh mengalami penyiksaan selama bekerja di pabrik kecil yang terletak di RT 3/4, Kampung Bayur Ropak, Desa Lebak Wangin, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.
Temuan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindakan Kekerasan Koordinator (KontraS), para korban dipekerjakan tanpa menerima bayaran sepeser pun dengan jam kerja dari pukul 06.00 WIB hingga 22.00 WIB. Kondisi tempat para buruh bekerja juga tidak layak.
Kemudian, mereka disekap di lantai dua tempat pembuatan kwali yang berada dalam satu komplek dengan rumah pelaku yang megah.
"28 Korban semuanya tidak menggunakan baju, karena setiap orang hanya diperkenankan memiliki satu baju saja," ujar Koordinator Badan Pekerja KontraS Haris Azhar dalam rilisnya, Sabtu (4/5).
Saat ini kata Haris, akibat tindakan tidak manusiawi, para buruh mengalami luka-luka di tubuhnya. Mereka tak berani melawan karena pemilik pabrik menyewa centeng untuk menghajar para buruh.
"Korban mengalami luka akibat pukulan, luka air timah, asma, batuk, gatal-gatal, kadas, kutu air diderita korban," katanya.
Selain itu, telepon genggam, baju dan uang buruh juga disita. Mereka dilarang bersosialisasi. Makanan yang diberikan hanya sambal dan tempe setiap harinya. "Korban tidur di ruangan 40 X 40 meter, tanpa jendela atau ventilasi, 1 WC," ungkapnya.
"Para korban terbiasa mandi dengan menggunakan sabun colek di satu WC tanpa bak mandi, yang menyatu dengan ruang penyekapan. Korban rata-rata usia 20-an, 5 di antaranya berusia di bawah 18 tahun," tambahnya.
Saat ini 28 korban sudah dibawa ke Polres Tigaraksa, Tangerang untuk dimintai kesaksian. Umumnya, kata Haris, para korban masih ketakutan dan trauma. "Saat ini para korban tidak memiliki pakaian ganti, makanan, uang untuk bekal," katanya.
"Para korban membutuhkan pakaian ganti, sandal, perlengkapan mandi, dokter dan obat-obatan. Para korban juga membutuhkan pendampingan psikologis untuk bebas dari rasa takut dan belajar kembali menata masa depannya," tandasnya.
Seperti diketahui, kasus penyekapan dan penyiksaan ini terbongkar setelah dua korban pada 2 Mei lalu melapor ke KontraS. Selanjutnya, hal ini diadukan ke Polda Metro Jaya. Kemarin, polisi telah melakukan rekonstruksi.
Empat orang ditangkap yakni Tedi Sukarno (35) dengan dugaan telah melakukan kekerasan fisik terhadap 16 buruh dengan cara memukul menggunakan tangan kosong menampar, menendang, menyundutkan rokok, dan menyiram air panas.
Kemudian Yuki Irawan (41) pemilik industri, yang telah melakukan kekerasan fisik terhadap 13 buruh dengan cara menampar, memukul dengan tangan dan mendorong kepala buruh.
Tersangka ketiga, Sudirman alias Dirman (34) telah melakukan kekerasan fisik terhadap empat buruh dengan cara menampar, memukul kepala dari belakang. Sedangkan Nurdin alias Umar (25), telah melakukan kekerasan fisik terhadap lima buruh, dengan cara memukul dengan tangan kosong, menampar, serta memukul bagian kepala.
-
Siapa penemu burjo? Ide jualan burjo pertama kali datang dari seorang pria asal Kuningan, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Salim.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Bagaimana Buleng dilakukan? Buleng diawali dengan memperkenalkan judul cerita, dilanjutkan dengan menyebutkan silsilah raja, menggambarkan sekilas keadaan kerajaan, menggambarkan konflik-konflik yang terdapat dalam cerita, lalu diakhiri dengan penjelasan pesan moral yang terkandung dalam cerita.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Apa yang dilakukan Burhan untuk para bayi terlantar? Di rumah dua lantai itu, Burhan membesarkan bayi-bayi yang berasal dari sejumlah kota di Tanah Air yang seluruhnya lahir di luar pernikahan yang sah oleh pasangan yang masih muda. Bahkan, salah satu bayi prematur yang kini sudah tumbuh normal, dilahirkan dari seorang anak perempuan berusia 12 tahun dari Jawa Tengah. Dengan dibantu lima orang pengasuh, mereka sabar merawat bayi tersebut, layaknya anak atau keluarga sendiri.
-
Bagaimana mereka menghadapi cuaca buruk? Tenda yang mereka bangun tidak bisa menahan derasnya hujan dan kencangnya angin. Keadaan ini pun berlangsung selama 20 jam hingga memasuki hari kelima.