Dermaga Pelabuhan Ketapang ambruk, truk beras tercebur laut
Satu dari enam dermaga movable bridge (MB) II di Pelabuhan Ketapang ambruk karena tidak kuat menahan beban kendaraan.
Satu dari enam dermaga movable bridge (MB) II di Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur, ambruk pada selasa (4/12) malam. Dampaknya dirasakan warga yang akan menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
"Karena salah satu dermaga di Ketapang ambruk, kami hanya mengoperasikan lima dari enam dermaga yang ada di Pelabuhan Gilimanuk, menyesuaikan dengan Pelabuhan Ketapang," kata Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Gilimanuk, Wahyudi Susianto seperti dikutip Antara, Rabu (5/12).
Dia mengatakan, antrean cukup panjang hingga sekitar dua kilometer dari pelabuhan terkait pada malam hingga dini hari jumlah kendaraan yang menyeberang cukup banyak.
"Tetapi menjelang siang antrean tidak ada lagi, karena jumlah kendaraan yang menyeberang khususnya kendaraan besar juga menurun," ujar Wahyudi.
Karena tempat sandar kapal di Pelabuhan Ketapang berkurang satu, pihak ASDP juga mengurangi kapal yang beroperasi dari 27 menjadi 25 unit.
Dengan kondisi ini, Wahyudi mengatakan, pihaknya berusaha memberikan pelayanan maksimal untuk meminimalkan antrean kendaraan saat malam hingga dini hari.
Sementara itu Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry di Pelabuhan Ketapang Suwarno mengatakan, dermaga yang dibangun pada 1997 itu ambruk karena terlalu sering dilalui kendaraan berat dengan muatan melebihi tonase.
Menurut Suwarno, pihaknya sedang melakukan perbaikan di dermaga tersebut yang diperkirakan akan selesai dalam waktu empat hari.
"Tetapi perbaikan ini hanya sementara, sehingga yang bisa lewat di atas jembatan dermaga untuk masuk kapal hanya mobil kecil dan sepeda motor," ujarnya.
Ambruknya dermaga ini juga menyebabkan truk tronton yang memuat beras tercebur ke laut saat melintas di atas jembatan dermaga tersebut, namun tidak ada korban jiwa.